iklan

Defenisi Dan Ruang Lingkup Sikap Konsumen

Defenisi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen yaitu proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa sehabis dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan sehabis pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melaksanakan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa.

Pada tahap pembelian, konsumen akan melaksanakan pembelian produk, dan pada tahap sehabis pembelian, konsumen melaksanakan konsumsi (penggunaan produk), penilaian kinerja produk, dan akhirnya membuang produk sehabis digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara eksklusif terlibat dalam mendapatkan dan memakai barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

 Perilaku konsumen yaitu proses yang dilalui oleh seseorang Defenisi dan Ruang Lingkup Perilaku Konsumen
Defenisi dan Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

Konsumen sanggup merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka mempunyai tugas yang berbeda dalam sikap konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga sanggup memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen, perusahaan sanggup menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang mempunyai kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan berdasarkan geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan brand tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kecerdikan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan banyak sekali pihak, sesuai dengan tugas masing-masing.

Peran yang dilakukan tersebut adalah:
  1. Initiator, yaitu individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
  2. Influencer, yaitu individu yang kuat terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak;
  3. Decider, yaitu yang tetapkan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya;
  4. Buyer, yaitu individu yang melaksanakan transaksi pembelian sesungguhnya; dan
  5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melaksanakan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut biar acara pemasarannya sanggup lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan acara promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari acara pemasaran perusahaan.

Adapun beberapa teori sikap konsumen yaitu sebagai berikut:
  • Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
  • Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa sikap konsumen, lantaran proses mental tidak sanggup diamati secara langsung;
  • Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan sikap pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, menyerupai kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

Pengertian Pemasaran berdasarkan Stanton yaitu suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).

Pengertian pemasaran berdasarkan Kotler (2000: 8), pemasaran yaitu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, memberikan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), undangan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Studi wacana sikap konsumen juga tidak terlepas pada problem riset pemasaran. Riset pemasaran yaitu salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melaksanakan pengumpulan informasi wacana sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya wacana konsumen. Dapat di lihat dari pengertiannya sebagai berikut:
  • Motivasi
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akhir kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul lantaran adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul lantaran konsumen mencicipi ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sebenarnya dirasakan.

Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa insan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini sanggup dipakai pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
  • Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk logika mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli sanggup masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya.

Untuk sanggup masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus bisa mengekspos insan (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi sanggup dilakukan yang terkait dengan faktor individu
  • Sikap
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap yaitu perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek sehabis ia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.

Sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, verbal nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya mempunyai objek, konsisten, intensitas dan sanggup dipelajari.
  • Model dan Teori Sikap
Perkembangan teori wacana sikap sudah sangat maju. Sikap juga sanggup digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan efek informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan memakai elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek. Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibuat oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku).

Teori kongruitas menggambarkan efek antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain sanggup saling mempengaruhi persepsi konsumen. Dan model terakhir yaitu model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa sikap dipengaruhi oleh sikap terhadap sikap dan norma subjektif.
  • Pembentukan Sikap
Sikap yang terbentuk biasanya didapatkan dari pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap juga sanggup terbentuk berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain, yang mempunyai pengaruh. Kelompok juga menjadi sumber pembentukan sikap yang cukup berpengaruh.
  • Perubahan Sikap
Strategi perubahan sikap sanggup dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun seni administrasi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan memakai saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif.

Pemasar harus bisa mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang sanggup mempengaruhi dan sanggup mengakibatkan perubahan sikap dari akseptor pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan akseptor pesan sanggup dipakai secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan sikap positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan yaitu struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari akseptor pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif.
  • Kepribadian
Konsep kepribadian (personality) dibahas secara teoretis oleh para pakar melalui banyak sekali sudut pandang yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada efek sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu, serta menekankan pada efek faktor keturunan dan pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian.

Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian yaitu kepribadian mencerminkan perbedaan antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan kepribadian sanggup mengalami perubahan.

Dalam mempelajari kaitan antara kepribadian dan sikap konsumen, 3 teori kepribadian yang sering dipakai sebagai pola yaitu teori Freudian, Neo Freudian dan teori traits.
  • Konsep Diri
Konsep diri yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri yang kadang kala akan berbeda dari pandangan orang lain. Konsep diri konsumen terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu bagaimana mereka sebenarnya melihat dirinya sendiri, bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri, bagaimana sebenarnya orang lain melihat diri mereka, dan bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka.

Bagaimana konsumen memandang diri mereka sanggup menjadi dorongan yang kuat pada sikap mereka di pasar sehingga pemasar sanggup memakai konsep diri ini dalam merancang seni administrasi pemasaran, contohnya dalam membuat merek atau produk baru.

Extended self merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mendefinisikan dirinya sendiri berdasarkan kepemilikannya (possession). Kepemilikan yang dimaksud di sini tidak harus sesuatu yang besar, menyerupai rumah atau mobil, tetapi sanggup berupa benda-benda kecil, menyerupai pigura. Penelitian memperlihatkan, konsumen cenderung untuk menentukan produk atau merek yang sesuai dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. Lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang menganggap bahwa produk yang mereka gunakan mencerminkan kepribadiannya sendiri.

Pemasar sebaiknya membuatkan gambaran produk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen. Meskipun konsep diri yang dimiliki seseorang bersifat sangat unik, ada kemungkinan konsep diri antar individu mempunyai beberapa kemiripan.
  • Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang menentukan untuk memakai waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup yaitu bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk semenjak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana memakai uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang menunjukkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi sikap pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai faktor sanggup mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) memberikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, laki-laki akan lebih banyak, semakin banyak perempuan yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
  • Psikografi
Psikografi yaitu variabel-variabel yang dipakai untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup dipakai secara bergantian. Beberapa variabel psikografi yaitu sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi. Analisis terhadap variabel-variabel psikografis telah banyak membantu pemasar untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan tertentu. Hal ini akan membantu penetapan seni administrasi pemasaran biar sesuai dengan sasaran konsumen.

Pengukuran psikografi sanggup dilakukan dalam tingkat kespesifikan yang berbeda-beda. Pada satu sisi ekstrem terdapat pengukuran yang bersifat umum yang menyangkut cara-cara umum dalam menjalani kehidupan. Pada satu sisi ekstrem lainnya yaitu pengukuran terhadap variabel secara spesifik.
  • Konsep Dasar Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya selama periode waktu tertentu untuk suatu kebutuhan atau tujuan bersama.

Untuk sanggup memahami karakteristik kelompok, perlu dipahami beberapa hal yang terkait dengan kelompok, yaitu status, norma, peran, sosialisasi, dan kekuasaan yang ada di dalam kelompok.

Kekuasaan yang mempengaruhi kelompok ini sanggup mempengaruhi sikap anggotanya, diantaranya kekuasaan lantaran santunan penghargaan/hadiah (reward power), kekuasaan lantaran paksaan melalui hukuman/sangsi (coercive power), kekuasaan yang sah (legitimate power), kekuasaan lantaran keahlian (expert power), dan kekuasaan lantaran perasaan/keinginan untuk menjadi anggota kelompok (referent power).
  • Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku Konsumen
Kelompok referensi/acuan yaitu individu/kelompok kasatmata atau khayalan yang mempunyai efek evaluasi, aspirasi, bahkan sikap terhadap orang lain. Kelompok pola (yang paling kuat terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.

Pemasar harus sanggup mengidentifikasi tugas seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan. Penyesuaian dilakukan hanya untuk sekadar mengikuti keadaan biar diterima oleh kelompok atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain. Dalam polarisasi kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok dengan individu, dan kelompok sanggup berubah pandangannya dikarenakan informasi dan budaya yang ada.

Kelompok pola sanggup berbentuk organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, mempunyai jadwal pertemuan rutin, dan karyawan-karyawan yang tetap. Di lain pihak, kelompok pola juga sanggup berbentuk kelompok kecil dan informal. Kelompok pola terdiri dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat) atau orang-orang yang dikenal tanpa ada kekerabatan yang mendalam (klien) atau orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang mempunyai kemiripan, mereka sering kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka menjalani hidup.

Kecenderungan orang untuk menjadi kepingan dari kelompok pola dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure), dan kepaduan kelompok.
Terdapat beberapa bentuk kelompok pola yang sanggup mempengaruhi konsumen dalam sikap konsumsi, yaitu kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya dan kelompok agresi konsumen.

Seorang pemberi opini ini yaitu orang yang sering kali bisa mempengaruhi sikap atau sikap orang lain. Opinion leader mempunyai sumber informasi yang berharga. Yang biasanya menjadi opinion leader yaitu artis, hebat atau pakar di bidang tertentu, orang awam (biasa), pimpinan perusahaan, dan karakter
  • Keluarga
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang-orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen, kelompok kamar-kamar, dan lain-lain). Rumah tangga sanggup terdiri dari dua jenis/ bentuk: keluarga (families) dan non-keluarga (non families).

Suatu keluarga mungkin merupakan suatu keluarga patriat (patriarchal family), di mana sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam suatu keluarga matriat (matriarchal family), pihak perempuan memainkan tugas dominan, dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family, sang suami dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan Keluarga mempunyai struktur sendiri, menyerupai juga yang terjadi pada masyarakat, di mana setiap anggota memainkan kiprahnya masing-masing. Bagi pemasar yaitu penting untuk membedakan tugas setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan seni administrasi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar sanggup membuat bauran pemasaran yang sempurna ditujukan terhadap individu yang tepat.

Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk kegiatan dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar bisa mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu perempuan dalam rumah tangga, bila tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih renta (elderly). Usia yang bermacam-macam ini dipengaruhi oleh dua bentuk kejadian penting, yaitu (1) ijab kabul dan pemisahan (baik lantaran perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
  • Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah hingga yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.

Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli banyak sekali produk tertentu lantaran produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari banyak sekali produk lain lantaran mereka merasa produk-produk tersebut yaitu produk-produk “kelas yang lebih rendah”.

Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam banyak sekali kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.

Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan sikap bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.

Para individu sanggup berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang renta mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang yaitu gerakan naik lantaran tersedianya pendidikan bebas dan banyak sekali peluang untuk membuatkan dan memajukan diri.

Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
  • Budaya
Dalam studi wacana budaya kita perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik dari budaya itu sendiri, yaitu budaya itu ditemukan (invented), budaya dipelajari, budaya diyakini dan disebarluaskan secara sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak sama, budaya itu memuaskan kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten (persistent), budaya bersifat adaptif, budaya itu terorganisasi dan terintegrasi, dan budaya itu dasar aturan (prescriptive).

Nilai yaitu ilham umum wacana tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang menjelaskan wacana yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma dikatakan sebagai enacted norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih halus, ini yaitu crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.

Nilai-nilai budaya yang berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa bertolak belakang dari nilai yang berlaku di Negara lain tersebut. Budaya mempengaruhi konsumen dalam sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain, dan karenanya mempengaruhinya dalam berperilaku. Oleh karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana konsumen bereaksi atau berperilaku terhadap produk atau penemuan tertentu.
  • Subbudaya
Subbudaya yaitu grup budaya dalam cakupan berbeda, yang menggambarkan segmen yang teridentifikasi dalam masyarakat yang lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang berbeda yang hadir sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih besar dan kompleks.
Analisa subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar dan segmen pasar yang lebih natural. Subbudaya yang penting untuk diperhatikan yaitu subbudaya kewarganegaraan, agama, lokasi geografis, ras, usia dan jenis kelamin (Schiffman dan Kanuk, 2004). Selain ketujuh hal tersebut, kelas sosial juga tergolong sebagai subbudaya lantaran kelas sosial akan mempengaruhi sikap sebagai akhir dari keanggotaan pada kelas sosial tertentu, termasuk sikap pada setiap kelas sosial masyarakat seluruh dunia.

Perusahaan yang bergerak dalam pasar global mempunyai kebutuhan untuk membuatkan perencanaan ingin tau yang terpisah untuk tiap budaya atau penggunaan satu perencanaan pemasaran yang bisa diimplementasikan dalam tiap daerah/negara. Mengadaptasi budaya dari budaya lokal juga merupakan salah satu cara yang bisa dipertimbangkan.

Tujuan utama dari analisis konsumen lintas budaya yaitu untuk melihat bagaimana persamaan konsumen dalam dua atau lebih masyarakat, dan bagaimana perbedaan mereka.

Pengaruh lintas budaya dan subbudaya sanggup kuat terhadap seni administrasi pemasaran, yang akan dibahas dalam kepingan ini lebih pada seni administrasi segmentasi dan 4P. Khusus terhadap 4P diharapkan sanggup diambil dari pelajaran-pelajaran yang ada dalam kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, contohnya dalam mendefinisikan produk, promosi, dan penetapan harga.
  • Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang konsumen harus menentukan produk dan/atau jasa yang akan dikonsumsinya. Banyaknya pilihan yang tersedia, kondisi yang dihadapi, serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan satu individu berbeda dari individu lainnya. Pada dikala seorang konsumen gres akan melaksanakan pembelian yang pertama kali akan suatu produk, pertimbangan yang akan mendasarinya akan berbeda dari pembelian yang telah berulang kali dilakukan. Pertimbangan-pertimbangan ini sanggup diolah oleh konsumen dari sudut pandang ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari kekerabatan sosial, hasil analisa kognitif yang rasional ataupun lebih kepada ketidakpastian emosi (unsure emosional). menggambarkan bahwa pada dikala mengambil keputusan, semua pertimbangan ini akan dialami oleh konsumen walaupun kiprahnya akan berbeda-beda di setiap individu
  • Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan penilaian yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.

Keputusan pembelian akan dilakukan dengan memakai kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang sehabis konsumsi akan dievaluasi kembali.
  • Model Pengambilan Keputusan Konsumen
Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan oleh beberapa hebat untuk memahami bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada bintang film yang berperan pada pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu.
  • Konsumerisme
Konsumerisme yaitu suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh banyak sekali pihak yang bertujuan untuk meningkatkan posisi konsumen dalam berinteraksi dengan pihak penjual, baik sebelum, pada saat, dan sehabis konsumsi dilakukan. Konsumen perlu mengetahui hak-haknya secara terang sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian yang dirasakan pada tiga fase tersebut, konsumen akan sanggup mengidentifikasi letak ketidaksesuaiannya, di mana lantaran sumber permasalahan sanggup berasal dari kecerobohan konsumen itu sendiri.

Perkembangan teknologi informasi dan kurun perdagangan bebas memunculkan problem konsumerisme gres yang harus diwaspadai oleh banyak sekali pihak sehingga sanggup mencegah dampak yang merusak bagi konsumen.
  • Model dan Penelitian terhadap Perilaku Konsumen
Dalam perjuangan untuk lebih memahami sikap konsumen, seorang pemasar akan melaksanakan penelitian yang terkait dengan konsumen dan produk yang dipasarkan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai karakteristik sikap konsumen sehingga seorang pemasar akan sanggup lebih mengenal siapa konsumennya, dan bagaimana sikap mereka dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk.

Perilaku konsumen sangat kompleks dan melibatkan banyak variabel dalam analisis sehingga diharapkan model-model sikap konsumen untuk menyederhanakan gambaran dan keterkaitan antar variabel tersebut dalam sikap konsumen. Dengan berpedoman kepada model-model sikap konsumen yang telah ada maka penelitian akan lebih gampang dilakukan lantaran variabel-variabel terkait sudah teridentifikasi di dalam model-model tersebut.
  • Lembaga Perlindungan Konsumen
Tidak pahamnya konsumen mengenai hak dan kewajibannya sebagai seorang konsumen yang memakai barang dan atau jasa yang disediakan oleh pelaku bisnis, sering kali mengakibatkan permasalahan yang merugikan konsumen. Kerugian sanggup berupa kerugian fisik (kesehatan dan keselamatan) maupun kerugian nonfisik yaitu uang. Sering kali konsumen hanya pasrah sehabis mendapatkan perlakuan yang merugikan mereka, yang disebabkan lantaran mereka tidak tahu bagaimana dan kepada siapa harus mengadukan permasalahannya.

Perlindungan konsumen ini tertuang dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999 yang dikenal dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen (UUPK), di mana secara terang diuraikan banyak sekali hal mengenai hak dan kewajiban konsumen dan pelaku bisnis serta pihak-pihak yang terkait dalam acara Perlindungan Konsumen. Salah satu forum yang bergerak dalam proteksi konsumen ini yaitu Yayasan forum Konsumen Indonesia (YLKI) yang tujuan utamanya yaitu untuk membantu konsumen Indonesia biar tidak dirugikan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa.
  • Globalisasi dan Perubahan Perilaku Konsumen
Globalisasi menghilangkan batas-batas negara untuk mengonsumsi suatu produk atau jasa. Teknologi informasi akan memudahkan konsumen untuk memperoleh informasi yang terkait dengan sikap konsumsi, produk, dan gaya hidup di negara lain dan akan mempengaruhi sikap konsumsinya sendiri. Teknologi informasi juga mempengaruhi pelaku bisnis dalam hal penyebaran informasi dan melaksanakan komunikasi dengan konsumen.


Konsep Pemasaran

Fokus pemasaran yang utama yaitu menjadikan kebutuhan dan harapan para konsumen. Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen dikenal sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran yaitu bila perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus menentukan kebutuhan dan harapan banyak sekali sasaran pasar tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik dari pada pesaing. Konsep pemasaran didasarkan pada dasar pemikiran bahwa pemasar harus membuat apa yang sanggup dijualnya, dari pada berusaha menjual apa yang telah dibuatnya. Konsep penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.

Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

Studi sikap konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berafiliasi dengan konsumsi. Hal ini meliputi apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan penilaian pasca-pembelian produk yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk. Dengan tujuan yaitu bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

Perilaku Konsumen Berakar Pada Lintas Disiplin Ilmu Pengetahuan

Perilaku konsumen merupakan cabang antar ilmu pengetahuan, yaitu didasarkan pada banyak sekali konsep mengenai orang yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan dalam disiplin ilmu yang sangat berbeda. Teori-teori awal mengenai sikap konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak sacara rasional untuk memaksimumkan kekayaan, keuntungan (kepuasan) mereka dalam memberi barang dan jasa.

Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan sanggup dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun mempunyai kekerabatan satu sama lain diantaranya:
  • Tahap Input. Merupakan tahap yang mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama, yaitu:
  1. Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosi dan dimana ia dijual),
  2. Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal). Hal ini merupakan input yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka memakai apa yang mereka beli.
  • Tahap Proses. Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang menempel pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan penilaian terhadap banyak sekali alternative.
  • Tahap Output. Merupakan pengambilan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan sehabis pengambilan keputusan yang berafiliasi erat dengan sikap membeli dan penilaian sehabis membeli. Percobaan merupakan tahap penyelidikan pada sikap pembelian, yakni konsumen menilai produk melalui pemakaian eksklusif pembelian ulang biasanya menunjukan penerimaan akan produk.

Etika Pemasaran

Penilitian-penelitian mengenai watak pemasaran biasanya memusatkan perhatian pada banyak sekali praktik pemasar. Studi mengenai filsafat watak mengemukakan dua kelompok teori yang berbeda yaitu:
  1. Teori Teleologi, berkaitan dengan nilai moral atas sikap yang ditentukan besarnya nilai tersebut berdasarkan akibatnya.
  2. Teori Deontologi, berafiliasi dengan metode dan maksud yang terkandung dalam sikap tertentu.

Etika dan Tanggungjawab Sosial

Lingkungan perusahaan dan falsafah perusahaan merupakan faktor yang menentukan sikap yang etis para karyawan perusahaan. Banyak perusahaan yang telah menyusun isyarat etik yang terang untuk menentukan cara pengambilan keputusan di seluruh organisasi.

Perusahaan pada umumnya mengakui bahwa kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial memperbaiki gambaran perusahaan dimata para konsumen, pemegang saham, masyarakat keuangan, dan publik terkait lainnya. Dengan cara demikian, bentuk bisnis yang baik, yang menghasilkan gambaran yang baik, dan akhirnya meningkatkan penjulan.

Konsep Pemasaran Yang Memperhatikan Kepentingan Masyarakat

Konsep ini menghendaki biar semua pemasar menaati prinsi-prinsip tanggung jawab sosial dalam memasarkan barang dan jasa mereka yaitu, mereka harus berusaha memuaskan kebutuhan dan harapan banyak sekali pasar targetnya dengan cara melindunginya dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.

Hambatan yang serius untuk memperluas pelaksanaan konsep pemasaran yang memperhatikan kepentingan masyarakat ini yaitu orientasi jangka pendek yang diatur oleh para manajer bisnis atas langkah yang diambil untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperoleh keuntungan dengan cepat.


Referensi :
  1. Roger E. Backhouse, 2008. "methodology of economics," The New Palgrave Dictionary of Economics, 2nd Edition. Abstract.
  2. Lawrence A. Boland, 1987. "methodology," The New Palgrave: A Dictionary of Economics, v. 3, pp. 455-56.
  3. Daniel M. Hausman, 1989. "Economic Methodology in a Nutshell," Journal of Economic Perspectives, 3(2), pp. 115-127.
  4. meowwwhoney.blogspot.com/search?q=pengertian-ilmu-ekonomi
  5. meowwwhoney.blogspot.com/search?q=pengertian-ilmu-ekonomi
  6. meowwwhoney.blogspot.com/search?q=pengertian-ilmu-ekonomi

Sumber http://artonang.blogspot.com/

0 Response to "Defenisi Dan Ruang Lingkup Sikap Konsumen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel