Makalah Kerajaan Sejarah Mataram Kuno Lengkap
Sejarah indonesia jaman dahulu memang banyak kerajaan besar yang tersebar di seluruh indoneisa,salah satunya yaitu kerajaan mataram kuno.untuk lebih jelasnya saya bagikan makalah kerajaan sejarah mataram kuno semoga bermanfaat bagi kita semua :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memperlihatkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah perihal Kerajaan Mataram Kuno ini sanggup terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini dibentuk untuk memenuhi kiprah kelompok Kerajaan Mataram Kuno.
Makalah ini disusun menurut aneka macam sumber yang relevan dengan bahan yang disajikan dalam makalah ini. Adapun bahan yang dipaparkan ialah mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh lantaran itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
2. Letak Kerajaan Mataram Kuno dan Sumber Sejarahnya
3. Raja-Raja Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
4. Kehidupan Kebudayaan Hindu-Budha Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
5. Kehidupan Ekonomi dan Sosial Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
6. Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
BAB III PENUTUP
A. Saran
B. Kesimpulan
DAFTARPUSTAKA
Baca Juga : Makalah Corak kehidupan Masa Praaksara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Mataram kuno ialah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak kala 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya ialah Makuthawangsa Wardhana, terakhir ialah Dharmawangsa Teguh sebagai epilog Kerajaan Mataram Kuno atau medang.
Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Pendiri dari dinasti Isyana ialah Mpu Sindok, gres membangun kerajaannya di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan lanjutan dari kerajaan mataram.Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan lantaran semenjak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah perihal Kerjaan Mataram Kuno ini, antara lain :
1. Bagaimana Kehidupan pada masa Kerajaan Mataram Kuno?
2. Kapan masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Pada kala ke-8 di pedalaman Jawa Tengah berdiri Kerajaan Mataram Hindu. Pendirinya ialah Raja Sanjaya. Munculnya Kerajaan Mataram diterangkan dalam Carita Parahyangan. Kisahnya ialah dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat benama Galuh. Rajanya berjulukan Sanna (Sena). Suatu ketika, ia diserang oleh saudaranya yang menghendaki takhta. Raja Sanna meninggal dalam kejadian tersebut, sementara saudara perempuannya, Sannaha, bersama keluarga raja yang lainnya berhasil melarikan diri ke lereng Gunung Merapi. Anak Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari mendirikan Kerajaan Mataram dengan ibu kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada tahun 717 M.
2. Letak Kerajaan Mataram Kuno dan Sumber Sejarahnya
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 Masehi. Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada ketika itu didirikan sebuah Lingga (lambang Siwa) diatas sebuah bukit di tempat Kunjarakunja yang didirikan oleh Raja Sanjaya. Daerah ini letaknya di sebuah Pulau Mulia, Jawadwipa, dimana tempat ini merupakan tempat yang kaya raya akan hasil bumi terutama padi dan emas sehingga di masa selanjutnya kerajaan ini banyak melaksanakan relasi dagang dengan daerah-daerah lain.
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan pada dasarnya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung, menyerupai Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, menyerupai Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya tempat ini sangat subur.
Terdapat dua sumber utama yang menandakan berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, yaitu berbentuk prasasti dan candi-candi yang sanggup kita temui hingga kini ini. Adapun untuk prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti diantaranya :
1. Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 Masehi. Prasasti Canggal memakai huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan perihal pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja sebelumnya ialah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara wanita Sanna).
2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis dalam huru Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas seruan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk Sanggha (umat Budha)
3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah, berangka 907 M yang memakai bahasa Jawa KUno. Isi dari prasasti tersebut ialah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukurai Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Raikai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782 M. ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan permbuatan Arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi tersebut antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ij, Candi Barong, Candi Sowijiwan, Candi Borobudhur.
3. Raja-Raja Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai berikut:
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir
Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang populer sebagai seorang raja yang besar, gagah berani dan bijaksana serta sangat toleran terhadap agama lain. Ia ialah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya meninggal dunia, dia kemudian digantikan oleh putranya yang berjulukan Sankhara yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram Kuno lebih cepat berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditaklukkan, menyerupai kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya. Ketika Rakai Panunggalan berkuasa, kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan beberapa candi megah menyerupai candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi Borobudur.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, dia digantikan oleh Rakai Warak. Pada zaman pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Buddha dan Hindu sehingga pada ketika itu banyak masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah Rakai Warak meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung. Pada masa pemerintahan Rakai garung pembangunan kompleks candi dilanjutkan di Jawa Tengah penggalan utara terutama di sekitar pegunungan Dieng. Hal itu sanggup dibuktikan dengan adanya kompleks bangunan candi Hindu di dataran tinggi Dieng, menyerupai candi Semar, candi Srikandi, candi Punta dewa, candi Arjuna dan candi Sembadra. Selain itu di bangun pula kompleks candi Gedong Sanga yang terletak di sebelah kota Semarang sekarang.
Setelah Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu sanggup dihidupkan kembali. Kekuasaannya pun bertambah luas mencakup seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai pembangunan candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi Lara Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi masalah dan aneka macam problem yang rumit sehingga timbullah benih perpecahan di antara keluarga kerajaan. Selain itu zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar serta banyak terjadi perang saudara.
Saat Rakai Kayuwangi meninggal ia digantikan oleh Rakai Watuhumalang. Rakai Watuhumalang berhasil melanjutkan pembangunan Candi Prambanan. Kemudian setelah Rakai Watuhumalang meninggal ia digatikan oleh Rakai Watukura Dyah Balitung. Pada masa pemerintahan Rakai Dyah Balitung dikenal 3 jabatan penting, yaitu rakryan i hino (pejabat tinggi setelah raja), rarkyan i halu dan rarkyan i sirikan. Ketiganya merupakan tritunggal. Dyah Balitung memerintah hingga tahun 910 M dan meninggalkan banyak prasasti (20 buah). Ada prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Balitung pernah menyerang Bantan (Bali). Setelah Rakai Watukura Dyah Balitung wafat ia digantikan oleh Daksa dengan gelar Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya. Sebelumnya ia menjabat sebagai rakryan i hino. Ia memerintah dari tahun 913-919 M. Pada masa pemerintahan Raja Daksa inilah pembangunan Candi Prambanan berhasil diselesaikan. Pada tahun 919 M Daksa digantikan oleh Tulodhong yang bergelar Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodhong Sri Sajanasanmattanuragatunggadewa. Masa pemerintahan Tulodhong sangat singkat dan tidak terjadi hal-hal yang menonjol.
Pengganti Tulodhong ialah Wawa. Ia naik tahta pada tahun 924 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wajayalokanamottungga. Sri Baginda dibantu oleh Empu Sindok Sri Isanawikrama yang berkedudukan sebagai Mahamantri i hino.
4. Kehidupan Ekonomi dan Sosial Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
a. Kehidupan Sosial
Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang sebetulnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi lantaran perilaku toleransi dan bersama-sama yang telah mendarah daging turut juga dalam pembangunan tersebut.
Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan aturan pada semua pihak. Peraturan aturan yang dibentuk oleh penduduk desa ternyata juga di hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu sanggup berlangsung lantaran adanya relasi bersahabat antara rakyat dan kalangan istana.
b. Kehidupan Ekonomi
Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo, mencakup daratan Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta tempat lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan semenjak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Usaha perdagangan juga mulai menerima perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk menciptakan pusat-pusat perdagangan serta penduduk disekitar kanan-kiri fatwa Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus kemudian lintas perdagangan melalui fatwa sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
5. Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
A. Prasasti
a) Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M dalam bentuk Candrasangkala.
b) Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta
c) Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907 M yang memakai bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut ialah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti Belitung
d) Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
B. Candi
1) Candi Gatotkaca
Candi Gatotkaca ialah salah satu candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi Dieng, di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak di sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke arah Candi Bima, di seberang Museum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan oleh penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari dongeng Mahabarata.
2) Candi Bima
Berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, [1] candi ini terletak paling selatan di kompleks Percandian Dieng. Pintu masuk berada di sisi timur. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, lantaran kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya menyerupai dengan shikara dan berbentuk menyerupai mangkuk yang ditangkupkan. [2] Pada penggalan atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu.
3) Candi Dwarawati
Bentuk Candi Dwarawati menyerupai dengan Candi Gatutkaca, yaitu berdenah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, ketika ini dalam keadaan polos tanpa pahatan.
4) Candi Arjuna
Candi ini menyerupai dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Berdenah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam badan candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari badan candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.
5) Candi Semar
Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar 50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam badan candi terdapat di sisi timur. Pintu masuk tidak dilengkapi bilik penampil. Ambang pintu diberi bingkai dengan hiasan contoh kertas tempel dan kepala naga di pangkalnya. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah.
6) Candi Puntadewa
Ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam badan candi dilengkapi pipi candi dan dibentuk bersusun dua, sesuai dengan batur candi. Atap candi menyerupai dengan atap Candi Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil menyerupai tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan diberi bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.
7) Candi Sembrada
Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan skema dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat penggalan yang menjorok keluar, membentuk relung menyerupai bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi barat dan relung di ketiga sisi lainnya menciptakan bentuk badan candi tampak menyerupai poligon. Di halaman terdapat watu yang ditata sebagai jalan setapak menuju pintu.
8) Candi Srikandi
Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan skema dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil. Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui perihal sejarah Kerajaan-Kerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih sanggup membuatkan dan melihat peninggalan serta kebudayaan kita nanti.
B. Kesimpulan
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada ketika itu didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di tempat Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M) 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M) 9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M) Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: 1. Aspek Kehidupan Politik 2. Aspek Kehidupan Sosial 3. Aspek Kehidupan Ekonomi 4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/lokasi-kerajaan-mataram-kuno.htm
meowwwhoney.blogspot.com/search?q=makalah-corak-kehidupan-masyarakat
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html
meowwwhoney.blogspot.com/search?q=makalah-corak-kehidupan-masyarakat.
0 Response to "Makalah Kerajaan Sejarah Mataram Kuno Lengkap"
Posting Komentar