Pengertian, Jenis-Jenis Dan Pola Pasar Input Serta Teorinya [Lengkap]
Pasar input disebut juga dengan pasar faktor produksi atau daerah terjadinya interaksi antara seruan dan penawaran terhadap barang dan jasa untuk suatu proses produksi.
Dibawah ini akan dijelaskan secara lengkap tentang Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Pasar Input + Teorinya. Jika ingin lebih spesifik silahkan klik di potongan bagian pada daftar isi dibawah ini. Semoga bermanfaat.
Isi Artikel
Pengertian Pasar Input
Pengertian pasar input ialah pasar yang mengatakan faktor-faktor produksi. Input atau faktor produksi yang dimaksud merupakan barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi.
Harga faktor produksi ditentukan melalui interaksi seruan dan penawaran faktor produksi itu sendiri. Permintaan input di pasar faktor produksi bersifat seruan turunan (derived demand) yang artinya seruan input dipengaruhi oleh seruan outputnya.
Penyedia faktor produksi ialah anggota rumah tangga, yang kemudian faktor tersebut digunakan oleh para penguasa. Pemilik faktor produksi akan mendapat pendapatan sebagai balas jasa.
Keuntungan yang didapat oleh masing-masing jenis faktor produksi tersebut dipengaruhi oleh harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan.
Baca juga:
Jenis-Jenis Pasar Input
Faktor produksi pada pasar input dikelompokkan menjadi 4
-
Pasar Input Sumber Daya Alam
Faktor produksi sumber daya alam ialah seluruh kekayaan alam yang bisa digunakan untuk proses produksi. Contohnya mencakup tanah, air, sinar matahari, barang tambang dan udara.
Artinya, pasar faktor produksi sumber daya alam bekerjasama dengan seruan dan penawaran sumber daya alam dari para pelaku ekonomi, guna kepentingan produksi atau investasi.
Balas jasa yang didapat dari penggunaan faktor produksi dalam proses produksi dinamakan sewa (rent). Contohnya untuk membangun gedung, pabrik dan jembatan.
Kurva tersebut memperlihatkan bahwa, semakin tinggi harga tanah maka permintaannya akan semakin berkurang. Sedangkan penawarannya bersifat inelastis sempurna yang artinya berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan mempengaruhi jumlah tanah yang ditawarkan.
Teori Sewa Tanah
Dibawah ini ialah teori-teori yang menjelaskan relasi Tanah dengan sewa.
1. Teori Kesuburan Asli Tanah
Teori ini dinyatakan oleh kaum physiokrat, yaitu perubahan harga sewa tanah ditentukan oleh kesuburan tanah tersebut. Tanah yang subur akan menghasilkan produk yang lebih banyak.
Contohnya tanaman padi yang ditanam di tanah yang subur balasannya lebih melimpah dibandingkan padi yang ditanam di tanah yang gersang. Oleh lantaran itu, sebagian dari produk diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah.
2. Teori Perbedaan Kesuburan Tanah
Teori ini dikembangkan sekitar abad XIX oleh David Ricardo. Ia menyatakan bahwa terbatasnya tanah yang subur memunculkan adanya perbedaan kesuburan tanah sehingga menimbulkan harga sewa.
3. Teori Letak Tanah
Von Thunen ialah seorang sarjana ekonomi Austria yang menyatakan bahwa, perbedaan letak tanah juga besar lengan berkuasa terhadap harga sewa tanah. Kaprikornus meskipun kesuburannya sama, tetapi kalau letak tanah akrab dengan pasar atau jalan raya ternyata harga sewanya lebih besar. Alasannya, jarak yang jauh menimbulkan ongkos angkut hasil produksi lebih mahal.
4. Teori Harga Derivasi Tanah
Teori ini menyatakan bahwa, faktor yang memilih perubahan harga sewa tanah ialah perubahan seruan barang yang dihasilkan tanah tersebut sebagai input produksi.
Contohnya saja pada ketika harga kedelai naik maka petani akan meningkatkan produksi kedelai dengan menambah lahan kedelai. meningkatnya seruan terhadap hasil produksi tanah tersebut mengakibatkan harga sewa tanah naik.
-
Pasar Input Tenaga Kerja (Labor)
Faktor produksi tenaga kerja bersifat baku, sehingga keberadaannya dalam sebuah proses produksi sangat mutlak diperlukan.
Pasar faktor produksi tenaga kerja dalam sebuah pasar dihargai dengan honor atau upah. Dan upah tenaga kerja dibuat berdasarkan hasil interaksi antara seruan dan penawaran di aneka macam pasar.
Faktor produksi tenaga kerja erat kaitanya dengan pembentukan harga bagi tenaga kerja itu sendiri sebagai salah satu faktor produksi.
Faktor produksi tenaga kerja juga berkaitan dengan waktu kerja, yaitu mencakup jam kerja dan hari kerja. Misalnya seseorang bisa saja tetapkan hak untuk pensiun dini atau kuliah dan bekerja paruh waktu (part time) daripada penuh waktu (full time).
Keputusan ini sanggup mengurangi jumlah jam kerja sepanjang hidup mereka di sisi lain seseorang yang tetapkan untuk bekerja sambilan akan menambah jam kerja sepanjang hidup mereka.
Kurva seruan dan penawaran di pasar tenaga kerja kalau kita lihat pada gambar berikut ini:
Teori Upah
Dibawah ini ialah teori-teori yang menjelaskan wacana latar belakang terbentuknya upah dan pembentukan harga upah.
1. Teori Upah Normal
Teori upah normal disebut juga teori upah alami (natural wage). David ricardo menyatakan bahwa, upah yang masuk akal ialah yang didasarkan pada biaya hidup dari keluarga pekerja dan diadaptasi dengan kemampuan perusahaan.
2. Teori Upah Besi
Teori ini dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle dari mazhab ekonomi sosialis. Lasalle menyatakan bahwa pengusaha akan menekan upah yang serendah-rendahnya demi mendapat keuntungan semaksimal mungkin.
3. Teori Dana Upah
Teori ini menyatakan bahwa tingginya upah berdasarkan dari jumlah dana atau modal yang disediakan perusahaan untuk membayar upah.
4. Teori Upah Etika
Teori ini dikemukakan oleh kaum utopis yang mendambakan masyarakat ideal sehingga upah diberikan secara etis. Artinya kontribusi upah bukan hanya berdasarkan nominalnya namun upah seharusnya sanggup menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.
-
Pasar Input Modal (Capital)
Apakah yang anda fikirkan ketika pertama kali mendengar kata “modal” ? apakah wacana uang ?
Modal sendiri mempunyai dua pengertian. Pengertian modal dalam kehidupan sehari-hari ialah setiap barang yang mengatakan pendapatan bagi pemiliknya. Sedangkan pengertian modal dalam ilmu ekonomi ialah tiap-tiap produk yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk selanjutnya.
Nah dari pengertian tersebut, sebaiknya kita bisa memposisikan modal tidak selalu identik dengan uang, tapi segala sesuatu yang bisa menghasilkan barang.
Baca juga:
Teori Bunga Modal
Mungkin anda sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa penggunaan sumber daya modal sanggup menimbulkan bunga modal. Silahkan simak pembahasan dari teori-teori berikut ini.
1. Teori Produktivitas “Jean Baptiste Say”
Teori ini menyatakan bahwa model yang dipinjamkan bisa digunakan untuk hal yang produktif menyerupai menciptakan toko mendirikan pabrik dan barang modal lainnya.
2. Teori Pengorbanan “Nassau William Senior Dan Marshaall”
Teori ini menyatakan bahwa bunga modal diberikan sebagai balas jasa dari pengorbanan bukan mewujudkan cita-cita dari pemilik modal untuk tidak menggunakan modalnya selama dipinjam seorang pengusaha. Kaprikornus pemilik modal akan mendapat bunga sebagai akhir dari pengorbanan sesudah menunggu modalnya kembali.
3. Teori Agio “Von Bohm Bawerk”
Agio berarti perbedaan nilai atau perbedaan nilai ini disebabkan adanya perbedaan waktu kini dengan waktu yang akan datang.
4. Teori Bunga Dinamis “Schumpeter.”
Teori ini menyatakan bahwa model digunakan dalam produksi akan menghasilkan keuntungan maka keuntungan tersebut harus diberikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.
5. Teori Liquidity Preference “John Maynard Keynes.”
Teori ini menyatakan bahwa bunga modal diberikan sebagai ganti rugi lantaran pengorbanan untuk tidak menggunakan uang yang likuid lantaran dipinjam orang lain.
-
Pasar Input Keahlian (Skill) Atau Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan ialah keahlian atau keterampilan seseorang dalam mengkombinasikan kan aneka macam faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang sangat berperan vital dalam terjadinya lompatan besar pada proses produksi. Seorang pelaku wirausaha dianggap sebagai orang yang bisa melihat peluang dan juga mempertimbangkan risiko tertentu untuk mendapat keuntungan.
Teori Laba Wirausaha
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teori, mengapa wirausaha berhak mendapat laba.
1. Teori Inovasi “Schumpeter”
Teori penemuan ini menjelaskan bahwa keuntungan wirausaha muncul lantaran seorang wirausahawan harus berbagi acara usahanya dengan dinamis. Temuan yang menghasilkan barang dan jasa gres akan meningkatkan penjualan sehingga keuntungan dan keuntungan bisa diraih.
2. Teori Nilai Lebih “Karl Marx”
Munculnya keuntungan pengusaha berdasarkan karl marx disebabkan oleh pembayaran upah wirausaha kepada pekerja yang lebih rendah dibandingkan dengan prestasi yang diberikan oleh pekerja tersebut kepada perusahaan.
3. Teori Resiko Usaha “Hawley”
Teori ini wirausaha berhak untuk mendapat keuntungan lantaran dalam mengelola perusahaan harus menanggung resiko rugi.
Demikianlah Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Pasar Input [Lengkap]. Semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih banyak atas kunjungannya.
Kunjungi juga artikel lainnya:
- [Pengertian, Faktor Penyebab dan Dampak] Kelangkaan Sumber Daya Alam Serta Cara Mengatasinya
- 17 [Pengertian dan Perbedaan] Barang dan Jasa Menurut Para Ahli Ilmu Ekonomi
- [Pengertian dan Contoh] Barang Ekonomi, Barang Bebas, dan Barang Illith
- [Pengertian dan Contoh] Kebutuhan Jasmani dan Rohani
- [Pengertian dan Contoh] Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier
0 Response to "Pengertian, Jenis-Jenis Dan Pola Pasar Input Serta Teorinya [Lengkap]"
Posting Komentar