√ Misteri Rawa Pening, Legenda Gres Klinting 3 Kerajaan Gaib
Jika Waduk Jatigede merupakan danau buatan, lain halnya dengan Rawa Pening. Ini ialah danau alam yang artinya terbentuk secara alami. Namun, ada legenda yang cukup populer ihwal danau ini, yakni Legenda Baru Klinting. Konon, Baru Klinting yang merupakan tokoh utama dari legenda ini masih ada di sekitar Rawa Pening.
Selain legenda Baru Klinting, ada juga kisah bunyi gamelan yang menunjukan bahwa Rawa Pening meminta tumbal. Apa saja misteri Rawa Pening yang mau tidak mau menciptakan masyarakat sekitar menjadi was-was? Baca ulasan lengkap dari Bacaterus berikut ini.
Asal usul terbentuknya Rawa Pening
Ada beberapa daerah di Indonesia yang sangat kental dengan legenda atau kisah rakyatnya, sebut saja Situ Bagendit, Gunung Tangkuban Perahu dan Banyuwangi. Sama dengan Danau Rawa Pening ini yang konon dibentuk secara sengaja oleh Baru Klinting.
Pada zaman dahulu di sebuah desa hiduplah seorang gadis berjulukan Endang Sawitri. Tidak ada yang tahu bahwa gadis ini sudah mempunyai suami, tetapi gadis ini telah mengandung. Ketika Endang melahirkan, seluruh desa menjadi gempar alasannya ialah yang dilahirkan bukan anak manusia, melainkan anak naga.
Saat memasuki usia remaja, Baru Klinting menanyakan keberadaan ayahnya kepada sang ibu. Kemudian, sang ibu memberitahu bahwa ayah Baru Klinting sedang bertapa di gua yang ada di lereng Gunung Telomaya. Akhirnya, Baru Klinting berangkat ke gua tersebut sambil membawa klintingan (sejenis lonceng) yang pernah ditinggalkan sang ayah dulu.
Di gua, Baru Klinting berhasil menemukan ayahnya, Ki Hajar Salokantara. Baru Klinting menunjukkan klintingan yang ia bawa sebagai bukti bahwa ia ialah anak Ki Hajar Salokantara.
Singkat cerita, sesudah Ki Hajar Salokantara percaya, di ketika yang bersamaan warga desa hendak menciptakan pesta. Mereka mencari binatang untuk disembelih, tapi mereka tidak menemukan binatang apa pun. Sampai balasannya mereka menemukan seekor naga dan membawa naga itu pulang untuk dipotong dan dimakan.
Saat warga desa tengah berpesta, muncul seorang anak kecil dengan paras yang jelek rupa. Anak ini ialah jelmaan Baru Klinting. Saat si anak hendak meminta makan, warga desa malah mengusirnya alasannya ialah parasnya sangat buruk.
Dengan murung dan sakit hati, anak itu pergi. Namun, seorang janda bau tanah melihat anak itu dan memanggilnya masuk ke rumah. Si anak diberi makan oleh janda itu. Kemudian anak jemaan Baru Klinting itu berpesan, “Jika nenek mendengar bunyi bunyi gemurah, naiklah ke lempung semoga selamat.”
Baru Klinting kemudian kembali ke warga desa dan menancapkan sebuah lidi ke tanah. Ia menciptakan sayembara bagi warga desa yang berhasil mencabut lidi itu. Akan tetapi, tak seorang pun bisa mencabut lidi kecuali Baru Klinting sendiri. Setelah lidi dicabut, ada fatwa air yang deras dan lambat bahari menenggelamkan desa. Semua warga desa tenggelam, kecuali si nenek yang berhasil selamat alasannya ialah menaiki lesung.
Suara gamelan peminta tumbal
Misteri Rawa Pening yang santer terdengar ialah bunyi gamelan yang menunjukan bahwa dalam waktu bersahabat ada orang yang meninggal alasannya ialah karam di danau ini. Suara gamelan ini terdengar menyerupai berada di seberang danau, tapi ketika dihampiri bunyi itu menyerupai terdengar di arah sebaliknya.
Konon, bunyi gamelan ini sama menyerupai tabuh-tabuhan ketika warga desa yang ditenggelamkan Bayu Klinting sedang berpesta. Bahkan, banyak yang berspekulasi bahwa Baru Klinting yang tinggal di Rawa Pening inilah yang meminta tumbal.
Keberadaan kerajaan mahluk halus
Di atas danau seluas 2.670 hektar ini terdapat tiga buah jembatan besar, yang pertama ialah jembatan utama yang berada di Jalan Raya Solo-Semarang, yang kedua ialah jembatan yang letaknya di antara jembatan utama dan bendungan, kemudian yang terakhir ialah jembatan rel kereta api Ambarawa-Tuntang yang merupakan peninggalan Belanda.
Menurut orang-orang pintar, ada 3 kerajaan mahluk halus yang bangun di sekitar Rawa Pening. Kerajaan pertama letaknya di sekitar danau yang ada di Rawa Pening. Kemudian, kerajaAn mahluk halus yang kedua bertempat di antara jembatan utama dan jembatan rel kereta api. Selanjutnya, kerajaan terakhir ini bangun di antara jembatan kedua.
Belum ada yang pernah membuktikan misteri Rawa Pening yang satu ini. Namun, banyak orang yang mengaitkan bencana kecelakaan atau orang karam di Rawa Pening alasannya ialah ulah penghuni kerajaan mahluk halus ini.
Mencari kerang dengan kakek gaib
Kisah kakek mistik peregang nyawa ini juga menjadi misteri Rawa Pening yang ditakuti oleh masyarakat sekitar. Kejadian ini bermula pada ketika 5 orang anak bermain di sekitar danau. Tiba-tiba mereka didatangi oleh seorang kakek untuk mencari kerang di sekitar danau.
Tanpa berpikir panjang, belum dewasa itu melepas pakaian dan pribadi masuk ke dalam danau. Di mata belum dewasa tersebut, danau itu mempunyai air yang sangat jernih dan terlihat dangkal. Namun nahas, ketika menceburkan diri ke danau ternyata mereka tidak berada di perairan yang dangkal. Mereka sontak berteriak meminta pertolongan. Warga sekitar mendengar teriakan belum dewasa itu dan berbondong-bondong menuju ke danau.
Warga sekitar pun pribadi menolong belum dewasa itu. 4 orang anak berhasil diselamatkan, tetapi yang satu dinyatakan telah meninggal. Anehnya, tangan anak yang tewas itu kaku dengan posisi menyerupai terikat di belakang punggung.
Yang lebih asing lagi, masyarakat yang sempat berpapasan dengan kelima anak itu mengaku tidak melihat sosok kakek yang diceritakan oleh belum dewasa itu. Lantas, siapakah sosok kakek mistik yang merenggut nyawa seorang dari kelima anak tadi?
Kecelakaan dan sejumlah misteri Rawa Pening
Ada banyak misteri Rawa Pening yang tidak bisa dipikir dengan nalar sehat. Pernah di tahun 70-an seorang warga melihat penampakan kakek berjenggot yang disinyalir ialah penghuni mistik Rawa Pening. Kakek itu meminta tumbal pithik sak kandange, yang artinya ayam sekandangnya.
Kemudian, beberapa hari kemudian ada bencana bus yang oleng di jembatan utama dan tercebur ke danau. Seluruh penumpang bus tewas alasannya ialah terjebak di dalam bus yang semakin karam di dalam air. Kejadian ini sering dihubungkan dengan usul tumbal pithik sak kandange itu.
Selain itu, ada juga insiden yang dialami oleh seorang pendatang di Rawa Pening. Saat itu, ia ditawari seseorang untuk naik ke kendaraan beroda empat dengan kolam terbuka semoga lebih cepat hingga ke danau. Kemudian, ia naik ke kendaraan beroda empat tersebut tanpa curiga. Namun, orang tersebut masuk ke dalam danau. Orang itu juga tidak sadar bahwa telah hilang selama 3 hari. Beruntung ia masih selamat dan ditemukan oleh warga sekitar.
Inilah beberapa kisah misteri Rawa Pening, danau yang konon merupakan daerah berdirinya 3 kerajaan mahluk halus sekaligus menjadi daerah tinggal Baru Klinting, tokoh legenda yang berkontribusi besar dalam insiden terbentuknya danau ini. Nah, apakah Anda tertarik berkunjung ke danau menakutkan ini?
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ Misteri Rawa Pening, Legenda Gres Klinting 3 Kerajaan Gaib"
Posting Komentar