iklan

Membeli Atau Merakit Sepeda Gunung?


Beli atau rakit? Pertanyaan itu sering banget ada di benak orang yang sudah kebelet ingin mempunyai sepeda gunung (MTB). Dengan pertimbangan yang amat sangat sulit, biasanya mereka menyesuaikan dengan budget yang mereka miliki. Mau yang murah? Berarti beli aja sepeda gunung yang harganya 1-2 juta. Toh nantinya jikalau ingin upgrade, dapat dicicil per part dibanding beli yang mahal tapi nguras kantong. Apalagi buat anak kuliahan, bisa-bisa uang kuliah mereka terpakai hanya buat memodifikasi sepeda alasannya keinginannya yang ‘berkelas’ itu. Kalau buat para pekerja, bisa-bisa yang tadinya mereka berslogan ‘Bike To Work’ malah jadi ‘Work To Bike’… hehehe.
Ada juga yang nekat ingin membeli yang mahal sekalian, dengan berslogan ‘Jangan menyesal sesudah membeli’. Kalau mereka berkantong tebal sih, nggak ada masalah, yang jadi duduk kasus itu yang di dompetnya jarang dikunjungi lembaran merah bergambar Soekarno-Hatta… (seperti gue, hehehe). Nah, daripada resah mikirin menentukan beli atau rakit sepeda yang sesuai dengan budget kita, mari kita sedikit mengetahui ihwal tips-tips membeli atau merakit sepeda gunung.
Saat ini sepeda gunung sudah banyak yang menerapkan sistem suspensi atau fork suspension pada roda depannya, bahkan ada juga yang menerapkannya di roda belakangnya sekalian atau disebut juga dual suspension. Kebanyakan dengan didukung frame yang berpengaruh dan ringan, terbuat dari alumunium yang sudah populer handal untuk dibawa ke medan terjal apalagi hanya di jalan biasa. Dengan spesifikasi tersebut menyebabkan sepeda gunung mempunyai kategori-kategori. Contohnya yaitu AM atau DH yang terlihat dari Head Angle yang semakin slack dibawah 70 derajat. Semakin kecil sudutnya semakin nyaman dan mumpuni untuk menghadapi turunan atau ber-downhill ria. Demikian juga dengan materi materialnya, sepeda AM/DH yang notabene lebih banyak digunakan untuk ‘menghajar’ jalanan offroad tentunya memerlukan jenis material yang lebih kuat.

Jangan salah membeli sepeda gunung jikalau hanya menurut bentuknya yang keren saja, simak juga fungsi dari sepeda gunung itu sendiri. Kalau untuk ‘Bike To Work’, jangan pakai BMX, dijamin capek banget. Kalau untuk jalan-jalan ke gunung, jangan beli yang city bike, yang ada malah kelihatan mau ke pasar alasannya ada keranjangnya di depan setang. Kalau untuk downhill atau dirtjump, jangan beli yang cross country, alasannya sepeda model itu hanya maksimal digunakan untuk jalan raya bukan untuk jalan terjal yang ajrut-ajrutan serasa ‘menyiksa sepeda’ sendiri. 

Demikian sedikit klarifikasi dari gue, artikel ini akan terus berlanjut di posting selanjutnya dengan judul Full Bike atau Rakitan?”.

sumber: juneexc.wordpress.com

Sumber http://aliefsyahru.blogspot.com

0 Response to "Membeli Atau Merakit Sepeda Gunung?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel