Ta'aruf
PENGERTIAN TA’ARUF DAN DALILNYA
1.Ta’aruf Kata ta’arup berarti saling mengenal. Misalnya ada kalimat ta’araftu ila Fulan, artinya saya memperkenalkan diri kepada si Fulan. Di sini dimaksudkan, hendaknya seorang muslim mengenal saudaranya yang seiman, menyangkut nama, nasab,dan status sosialnya. kenalilah apa juga yang disukai dan apa tidak di sukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita akan menjadi kunci hati persaudaraan.
2. Ta’aluf Kandungan makna ta’aluf yakni menyatunya seorang muslim dengan sesama muslim. Bahwa semangat bersatu dengan saudara seiman dan seakidah hendaknya menjadi jiwa seorang Muslim. Rosullulloh Muhammad Sholallohu alaihi wassalam bersabda, ‘ Orang Mukmin itu gampang di satukan. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa mempersatukan.’(Riwayt Imam Ahmad)
3.Tafahum Syarat ukhuwah selanjutnya yakni tafahum, yakni perilaku saling memahami antara seorang muslim dengan saudaranya sesama muslim. Dengan membuat kesepahaman dalam prinsif-prinsif poko aliran islam (ushuludien), kemudian hal-hal yang berkaitan dengan duduk kasus cabang (furu’iyyah). Kita di peringatkan oleh Alloh Subhanahu Wa ta’ala supaya tidak salìng berbantah-bantah ,“Taatlah kepada Alloh dan Rosul-Nya serta janganlah berbantah-bantahan yang akan mengakibatkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian.”(Al Anfaal :46)
ARTINYA
Dan taatlah kau kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kau berbantah-bantahan; kalau tidak nescaya kau menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu, dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran dengan cekal hati); sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
4.Riayah danTafaqud Adalah perilaku respek seorang muslim terhadap muslim lainnya. Bila saudaranya memerlukan bantuan, maka tanpa diminta ia akan segera bergegas menunjukkan mengatakan santunan sesuai santunan sesuai kemampuannya. Terasuk penertian ri’ayah dan tapaqud yakni menutupi malu kekurangan serta berusaha menghilangkan rasa cemasnya.
5.Ta’awun berarti saling membantu. Alloh memerintahkan kita untuk saling membantu melaksanakan kebaikan (albirr) dan meninggalkan kemungkaran. Berta’awun dalam menunjukkan petunjuk kepada sesama muslim untuk mendapat rhido Alloh serta melaksanakan amal sholeh, lebih berharga dari pada memperolah suatu yang sangat istimewa.
6.Tanashur Langkah ukhuwah yang terahir menggambarkan semangat cinta dan loyalitas. – Tidak menjerumuskan sesama Muslim kepada sesuatu yang buruk. – Mencegah saudaranya supaya tidak tergelincir dalam tindak dosa dan kejahatan. -Menolongnya dari kesulitan menghadapi orang-orang yang memusuhinya dari aqidah. -Mencegah segala kezaliman terhadap saudaranya seiman.
Salah satu watak (kepribadian Islami) yang harus dimiliki setiap ikhwan atau akhwat yakni saat menentukan menikah tanpa pacaran. Karena memang dalam Islam tidak ada konsep pacaran, dengan dalih apapun. Misalnya, ditemani orang tualah, ditemani kakak atau adiklah sehingga tidak berdua-duan. Semua sudah sangat terang dalam Alqur’an surat Al Isra ayat 32
yang artinya ”Dan janganlah kau mendekati zina ; (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”. Apalagi sudah menjadi fihtrah bagi setiap laki-laki niscaya mempunyai rasa ketertarikan pada perempuan begitu pula sebaliknya. Namun Islam menunjukkan panduan yang sangat terang demi kebaikan ummatnya. Mampukah tiap diri kita menata semua, ya perasaan cinta, kasih sayang benar-benar sesuai dengan syari’ah? Dalam buku Manajemen Cinta karya Abdullah Nasih Ulwan, juga disebutkan, cinta juga harus dimanage dengan baik, terutama cinta pada Allah SWT, Rasulullah SAW, cinta terhadap orang-orang shalih dan beriman. Kaprikornus tidak mengumbar cinta secara murahan atau bahkan melanggar syariat Allah SWT.
Mungkin istilah taaruf “persiapan nikah dengan makna yang aslinya agak menyimpang dari makna yang terkandung dalam Al-Quran, surah al-Hujurat ayat 13.
“ Hai manusia, sesungguhnya Kami membuat kau dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kau berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kau saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kau disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS.Al-Hujurat: 13)
Pada surat Al Hujurat ayat 13 diatas telah dijelaskan bahwa sebetulnya asal insan yakni dari dua badan yaitu laki-laki dan perempuan, yang kemudian membesar menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya supaya saling kenal-mengenal, sedangkan yang dianggap paling mulia di sisi Allah yakni mereka yang paling taqwa. Tentu saja menyerupai yang disebutkan dalam surat Asy Syuura ayat 8 bahwa dari setiap bangsa dan suku itu tidak semuanya yakin dan percaya kepada Allah, Rasul dan Islam, sehingga Allah memasukkan hanya orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya sedangkan yang lainnya yaitu orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
Padahal,pasti yang menyusung ini niscaya tahu dan mengerti betul Al Quran. Ada beberapa hadits shahih mengenai perlunya “pendekatan” antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah. (Lihat Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita
kiat-kita ta’aruf Islami yang benar supaya nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah, berikut pengalaman penulis 14 tahun kemudian yaitu :
1.Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapat data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, supaya Allah SWT menunjukkan jawaban yang terbaik. Dalam melaksanakan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua balasannya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapat sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Setelah ikhwan mendapat data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, supaya Allah SWT menunjukkan jawaban yang terbaik. Dalam melaksanakan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua balasannya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapat sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.
2.Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melaksanakan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, kemudian Ustadz pun menunjukkan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan menunjukkan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah sehabis istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan diadaptasi waktunya, supaya semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, alasannya yakni hari libur.
Setelah Ikhwan melaksanakan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, kemudian Ustadz pun menunjukkan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan menunjukkan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah sehabis istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan diadaptasi waktunya, supaya semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, alasannya yakni hari libur.
3.Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, kemudian saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi perihal rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat diharapkan untuk mencairkan suasana. Kaprikornus tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, kemudian saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi perihal rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat diharapkan untuk mencairkan suasana. Kaprikornus tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.
4.Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melaksanakan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan mencicipi adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera tetapkan untuk melaksanakan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Kaprikornus memang semua harus selalu dikomunikasikan, supaya nantinya balasannya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya saat tiba bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jikalau memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh sahabat pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan tiba seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang populer di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling sempurna untuk silaturahim tersebut.
Setelah melaksanakan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan mencicipi adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera tetapkan untuk melaksanakan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Kaprikornus memang semua harus selalu dikomunikasikan, supaya nantinya balasannya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya saat tiba bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jikalau memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh sahabat pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan tiba seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang populer di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling sempurna untuk silaturahim tersebut.
5.Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, yakni masuk akal jikalau orang renta ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jikalau orang renta ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya saat tiba ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun sahabat pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.
Dalam hal menikah tanpa pacaran, yakni masuk akal jikalau orang renta ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jikalau orang renta ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya saat tiba ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun sahabat pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.
6.Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, alasannya yakni takut menimbulkan fitnah.
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, alasannya yakni takut menimbulkan fitnah.
7.Tentukan waktu dan daerah pernikahan
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam yakni baik. Kaprikornus hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, alasannya yakni takut jatuh ke arah syirik. Lakukan ijab kabul sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu laki-laki dan wanita, pengantin perempuan tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan.
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam yakni baik. Kaprikornus hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, alasannya yakni takut jatuh ke arah syirik. Lakukan ijab kabul sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu laki-laki dan wanita, pengantin perempuan tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan.
Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.
Teriring doaku yang tulus kepada ikhwah dan akhwat fillah yang akan melangsungkan ijab kabul kuucapkan ”Baarokallahu laka wa baaroka ’alaika wajama’a bainakumaa fii khoirin..
Dan bagi sahabat-sahabatku yang belum menikah, teriring doa yang tulus dari hatiku, semoga Allah SWT menunjukkan jodoh yang terbaik untuk semua baik di dunia maupun di akhirat..Aamiin ya Robbal ’alamiin
0 Response to "Ta'aruf"
Posting Komentar