Perjalanan Menuntut Ilmu
Assalamualaikum guys?
Selamat tiba kembali di website Fahlan Rizal.
Insyaa Allah pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai pentingnya menuntut ilmu, dan sedikit menyebarkan pengalaman perihal diriku menuntut ilmu.
Contents
Sepenting Apakah Menuntut Ilmu?
Mayoritas penduduk kewenegaraan Indonesia beragama Islam, dalam catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada tahun 2010, bahwa presentase Muslim Indonesia mencapai hingga 12,5 persen dari populasi dunia dan 88,1 persen warga negara Indonesia beragama Islam.
Hal ini mendorong kita untuk semakin ulet menuntut ilmu, sebab menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim.
Bisa kita amati juga di Indonesia ini terutama di pulau Jawa,terdapat banyak sekali Pondok Pesantren dan juga sekolah- sekolah formal unggul berbasis islami,mulai dari Taman kanak-kanak hingga Perguruan tinggi,hal tersebut menjadi sarana untuk kita menuntut ilmu.bukan sekedar ilmu alam abadi saja yang kita dapatkan,ilmu dunia pun kita dapatkan.
pentingnya menuntut ilmu juga biar terwujudnya generasi muda yang bermanfaat untuk nusa dan bangsa,dengan prestasi-prestasi yang mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia ini,serta dengan mengajarkan ilmu kepada masyarakat dan menerapkan ilmu pada kehidupan keseharian,agar referensi hidup kita lebih teratur.
Dengan ilmu juga sanggup membentuk kepribadian diri kita menjadi lebih baik,menambah wawasan kita baik dari segi pengetahuan sosial maupun pengetahuan alam. Sudah banyak bangsa kita yang mengharumkan nama bangsa, semua itu dilandasi dengan ilmu.
Seorang profesor tidak akan sanggup menemukan temuannya, bila ia tidak mempelajari ilmunya terlebih dahulu, seorang pengusaha tidak akan sukses, bila ia tidak menguasai perihal ilmu bisnisnya, hingga seorang kuli bangunan ia tidak akan sanggup membangun rumah bila ia tidak mempelajari ilmunya terlebih dahulu.
Semua itu di landasi dengan ilmu dan ilmu juga sanggup di sanggup dari pengalaman kita,jadi betapa pentingnya menuntut ilmu.
Sedikit Berbagi Pengalaman
Putih abu-abu sudah kulalui, keinginan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat kursi perkuliahan tertanam di dalam jiwaku, tetapi semua itu membutuhkan biaya yang tak sedikit, terlebih bersamaan dengan adikku masuk sekolah dasar, tentunya membutuhkan biaya yang tak sedikit pula, sebab masuk ke sekolah dasar swasta.
Aku ingin kuliah tetapi tidak mau membebani kedua orangtuaku dengan biaya kuliah yang tidak sedikit nominalnya.
Jikalau begitu, hal yang harus kulakukan yaitu mencari uang,itulah yang terbesit dalam pemikiranku, tetapi dengan cara apakah saya mendapatkan uang?
Daerahku populer dengan daerah industri terbesar se-Asia Tenggara, banyak orang yang merantau dari aneka macam penjuru daerah untuk mengais rezeki di daerah tersebut, berprofesi mulai dari sebagai PNS, buruh pabrik hingga pedagang.
Akhirnya saya meminta izin untuk bekerja sebagai buruh pabrik, sebab mendengar bahwa honor yang di sanggup perbulannya besar, standar dengan UMR yang ditentukan oleh pemerintah daerah, apalagi UMR di daerahku meningkat di kala itu, wah akan cukup untuk mengumpulkan biaya kuliah.
Ternyata orang tuaku tidak menyetujui undangan izinku bekerja di pabrik, entah apa alasannya, tetapi yang terperinci semua demi kebaikanku kedepannya, itulah yang ku yakini.
Terus bagaimana saya akan mendapatkan uang?
Aku mencoba berfikir, berjalan-jalan memakai sepeda motor untuk melihat peluang yang sanggup menghasilkan uang tanpa bekerja di pabrik,bertemu dengan sobat yang sudah bekerja, menanyakan pekerjaan yang ia geluti, menjadi seorang helper truk?
Oh tidak, jiwa ini tak akan sanggup untuk mengambil profesi itu, sebab saya berpostur badan kecil, upahnya juga tidak sesuai dengan pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, serta tidak akan sanggup sholat dengan sempurna waktu.
Bermula dari melihat gerobak.
Hari demi hari kulalui, hingga seketika saya melihat gerobak bekas pamanku berjualan, dari situlah terjawab pertanyaanku perihal mendapatkan uang tanpa harus kerja di pabrik, yaitu dengan berjualan.
Mencari Beasiswa.
Sesuai dengan keinginanku yang masih menjiwai pada awal pembahasan, yaitu melanjutkan sekolah lagi.
Di samping berjualan, saya pun sembari mencari peluang-peluang beasiswa yang masih buka dengan persyaratan yang tidak begitu ketat. Dengan izin dan pinjaman Allah, alhasil saya mendapatkan beasiswa aktivitas D1 di sebuah kampus, tetapi jurusan yang tertera di kampus tersebut tidak sesuai dengan jurusan yang ku pilih.
Karena di kampus tersebut lebih menjurus ke Bahasa Arab, sedangkan saya belum mempunyai dasar Bahasa Arab,hanya mengerti sedikit saja. Tetapi menuntut ilmu hukumnya wajib,aku pun mengambil aktivitas tersebut,bisa tak sanggup harus ku coba.
Hari pertama masuk kuliah.
Pagi yang sunyi, matahari belum terlihat oleh kasat mata, hanya ada bunyi ayam andal berkokok saja, menandakan waktu sudah menjelang subuh.
Mengharuskanku bangun lebih awal dari biasanya, berkemas-kemas untuk berangkat kuliah.
Kampus tempat menuntut ilmuku jauh jaraknya dari rumah, berada Di Ibukota Jakarta mengharuskan saya untuk naik kendaraan umum, tetapi di kala itu kereta commuter line atau biasa di sebut dengan KRL.
Alhamdulillah, jalurnya sudah hingga ke tempat tinggalku yaitu Kota Cikarang.
Perkenalan.
Sebagaimana mestinya, pada awal masuk kuliah atau sekolah niscaya ada sesi perkenalan, baik perkenalan dengan guru maupun perkenalan dengan teman-teman.
Di sesi tersebutlah saya mendapatkan sobat gres dari aneka macam daerah, ada yang dari Jabodetabek hingga yang paling jauh dari daerah Ciamis. Mereka semua mempunyai semangat yang sangat tinggi, terlebih temanku yang dari Ciamis tiba ke Jakarta, di Jakarta dia belum mempunyai tempat tinggal, ataupun sanak keluarga.
Semua itu mengakibatkan saya makin bersemangat untuk menuntut ilmu.
Mulai aktif belajar.
Kegiatan berguru pun di mulai tidak usang dari sesi perkenalan selesai, hari pertama berguru rasanya sangat sulit untuk memahami pelajaran yang disampaikan, sebab disana sistem pembelajarannya memakai Bahasa Arab, sedangkan saya gres mengetahui sedikit perihal Bahasa Arab.
Waktu terus berjalan, saya pun sanggup menyesuaikan pembelajaran walau masih minim.
Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, saya mendapatkan referensi yang sempurna yaitu dengan menghafal.
Jadwal waktu kuliahku dari hari senin hingga hari kamis saja, dimulai pada jam 7 pagi hingga jam 11 siang. Sistemnya per-3 bulan ujian naik tingkat, mempunyai 4 tingkatan.
Mengantuk Saat Berkendara.
Seperti biasanya saya menjalankan aktifitas pada hari masuk kuliah, di mulai dari berangkat sebelum subuh, mengendarai sepeda motor hingga stasiun, dilanjutkan dengan memakai jasa angkutan kereta commuter line.
Pada pagi hari yang masih gelap gulita, saya berdiri terlambat tidak ibarat biasanya, perilaku tergesa-gesa pun muncul dalam jiwaku. Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang cukup kencang, supaya tidak tertinggal kereta, sebab kereta menuju Jakarta dari arah Cikarang sangatlah sedikit hanya pada waktu tertentu saja.
Jgeeerrr…. Suara yang tidak di sangka-sangka, di pagi hari dengan kondisi jalan yang sangat sepi, melihat dengan mata kepalaku sendiri, bahwa saya telah menabrak sebuah kendaraan beroda empat yang berhenti sejenak.
Penyebab kecelakaan kemudian lintas tersebut yaitu pengendara sepeda motor,yaitu diriku melaju dengan kecepatan tinggi dan dalam keadaan sedikit mengantuk serta di tambah jalanan yang licin, sebab agak sedikit gerimis.
Alhamdulillah badan ini masih utuh hanya sedikit lecet saja di belahan kaki.
Tetapi jiwa ini bergetar melihat bencana tersebut menimpa diriku, di tambah rasa tegang yang menghampiri diriku, dikarenakan telah menabrak kendaraan beroda empat orang lain, hingga orang tersebut berhenti kemudian keluar dari kendaraan beroda empat melihat kerusakan pada mobilnya dan menghampiri diriku.
Alhamdulillah orang tersebut baik hati, tidak meminta ganti rugi sebab mungkin melihat kondisi motor yang rusak parah belahan depannya.hehe…
Singkat cerita, saya pun pulang kembali ke rumah, berangkat menuju stasiun memakai jasa angkutan kota.
Pelajaran yang Semakin Sulit.
Hari berganti pekan hingga berganti bulan, tidak terasa 3 bulan pembelajaran sudah kulalui, ujian kenaikan tingkat sudah di depan mata, saatnya berguru lebih ulet biar naik ke tingkat selanjutnya.
Alhamdulillah, saya naik ke tingkat berikutnya.
Wow… ternyata pelajarannya lebih sulit dari tingkat pertama, rasa frustasi pun menghampiri diriku.
Aku meminta saran kepada kedua orangtuaku dan kepada temanku, orangtuaku mengembalikan kepada diriku mengenai langkah yang akan di tuju, temanku memberi saran supaya memetakkan langkah hidupku.
Dan alhasil saya mendapatkan saran tersebut, memetakkan langkah hidupku.
Mengakhiri kuliah di kampus tersebut, berhubung dengan pelajaran yang semakin sulit di mengerti.
Memulai langkah gres dengan mempelajari ilmu yang menuju cita-citaku dan ilmu itu harus di tekuni, supaya kelak cita-citaku tercapai.
Dan pada dikala ini saya melanjutkan menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren di daerah Magetan Jawa Timur.
Sekian dulu ya guys.
Jangan lupa like dan komennya.
Terima kasih atas partisipasinya.
Sumber https://mefahlan.com
0 Response to "Perjalanan Menuntut Ilmu"
Posting Komentar