iklan

Makalah Wacana Otomotif

      Apa Itu EFI ? EFI ( Electronic Fuel Injection ) merupakan sistem penyemprotan atau penginjeksian materi bakar secara elekronik,untuk lebih jelasnya berikut warta mengenai Sistem EFI pada kendaraan beroda empat sebagai berikut :
SISTEM EFI PADA MOBIL
      Kendaraan kini umumnya menggunakan system injeksi sebagai pemasukan materi bakarnya. Tentunya banyak sekali macam cara dan perjuangan yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor menyerupai penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada susukan gas buang, dll. Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital, system injeksi ini perlahan tapi niscaya akan menggantikan sistem yang sudah usang bertahan yaitu karburator (karburasi manual).
Memang banyak laba dengan system injeksi ini diantaranya :
      1. Pembakaran lebih sempurna
      2.  Mengurangi sekecil mungkin gas-gas beracun dari hasil pembakaran
      3.  Hemat pemakaian materi bakar
      4. Tenaga mesin yang dihasilkan lebih bertenaga
KONTRUKSI MESIN EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI sanggup dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; 
       1. sistem materi bakar (fuel system),
       2.  sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
       3. system induksi/pemasukan udara (air induction system)
     Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang dibutuhkan untuk mengatur perbandingan materi bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
Macam macam sistem dalam EFI :
  • Mesin Mobil EFI tipe L

   Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memperlihatkan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh kendaraan beroda empat yang menggunakan sistem EFI tipe L yaitu Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Corolla
  • Mesin Mobil EFI Tipe D

  Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran ihwal udara yang dihisap mesin menggunakanVacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipold, alat sensor ini di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipold di informasikan ke ECU untuk memilih banyak sedikitnya BBM yang di injeksikan melalui Injektor. Contoh kendaraan beroda empat Toyota yang menggunakan mesin EFI tipe D yaitu Avanza, Terios, Rush
Konstruksi Mesin EFI
A. Sistem Bahan Bakar
     Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan materi bakar ke mesin terdiri dari tangki materi bakar (fuel pump), pompa materi bakar (fuel pump), saringan materi bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan materi bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot materi bakar. Sistem materi bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan/menginjeksikan materi bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem materi bakar tersebut yaitu sebagai berikut:
  1. Fuel suction filter; menyaring kotoran supaya tidak terisap pompa materi bakar.
  2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan materi bakar dari tangki materi bakar ke injektor.  Penyaluran materi bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem materi bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.
  3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan materi bakar di dalam sistem ajaran materi bakar supaya tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila materi bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan materi bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan materi bakar ke dalam tangki.
  4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan materi bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan materi bakar jawaban dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dhasilkan oleh pompa.
  5. Fuel Injector; menyemprotkan materi bakar ke susukan masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan diadaptasi oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).

Baca Juga : Makalah Bengkel Motor Otomotif
B. Sistem Kontrol Elektronik
    Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), menyerupai MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen suplemen menyerupai alternator (magnet) danregulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
 1. ECU/ECM; mendapatkan dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa warta ihwal suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan warta yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt hingga 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan memilih ketika (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan materi bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memperlihatkan sinyal ke ECU berupa warta (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jikalau berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3. IAT (Engine air temperature) sensor; memperlihatkan sinyal ke ECU berupa warta (deteksi) ihwal suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan menjelma tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4. TP (Throttle Position) sensor; memperlihatkan sinyal ke ECU berupa warta (deteksi) ihwal posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih gres dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan sanggup memperlihatkan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, alasannya yaitu yang menggerakkan katup gas yaitu elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih higienis alasannya yaitu pedal gas yang digerakkan hanyalah memperlihatkan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
5. Engine oil temperature sensor; memperlihatkan sinyal ke ECU berupa warta (deteksi) ihwal suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman ketika kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55 derajat.
      Sinyal atau warta yang dikirim bank angle sensor ke ECU ketika sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan menciptakan ECU memperlihatkan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa materi bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jikalau ada materi bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil alasannya yaitu sistem pengapian dan sistem materi bakar pribadi tidak boleh walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON . Bank angle sensorakan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka warta yang dikirim ke ECU tidak hingga menciptakan ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada ketika menikung terdapat gaya centripugal yang menciptakan sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
     Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, menyerupai sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok supaya ketika pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.
C. Sistem Induksi Udara
Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang dibutuhkan untuk pembakaran.
Cara Kerja Rem ABS (Anti-lock Braking System) Pada Mobil
     Faktor keselamatan dalam mengendarai mobil, menjadi salah satu kreteria utama ketika ini, di kalangan pembeli kendaraan kelas menengah dan keatas. Saat ini, setiap produsen mobil, berlomba dalam menempatkan tekhnologi yang menunjang, dari sisi keselamatan penumpang dan pengemudi. Salah satu tekhnologi yang di gunakan adalah, ABS (Anti-lock Braking System). Sistem ini sudah diterapkan di teknologi keamanan Toyota Indonesia, dan salah satunya yang mendapatkan sistem ABS yaitu Toyota Rush. Lalu anda niscaya bertanya, bagaimana cara kerja rem ABS? Jawaban akan cara kerja rem ABS, akan saya tuliskan di halaman ini.
ABS (Anti-lock Braking System)
    Pada ketika melaksanakan pengereman mendadak, di kecepatan tinggi atau ketika hujan yang menciptakan jalan licin. Tentunya anda akan kesulitan dalam melaksanakan pengereman mendadak. Roda menjadi terkunci dan kendaraan beroda empat susah untuk dikendalikan. Sistem anti-lock braking inilah, yang akan membantu anda, dalam melaksanakan pengereman mendadak, dan membantu anda dalam mengendalikan kendaraan beroda empat jikalau anda mengerem mendadak.
    Sistem ini, sudah diterapkan semenjak usang terutama untuk balapan. Tanpa sistem ini, pengemudi professional, juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan mobil, jikalau melaksanakan pengereman mendadak. Setiap pengemudi di jalan raya, niscaya akan menghindari melaksanakan pengereman mendadak, tetapi keadaan terkadang memaksa pengemudi untuk melaksanakan pengereman secara mendadak. Jika kendaraan beroda empat anda tidak dilengkapi dengan sistem ABS, maka kempat roda akan terkunci. Hal ini menjadikan kendaraan beroda empat tetap meluncur dan susah dikendalikan. Secara teori, sistem ini menghindari penguncian terhadap kempat roda, dengan roda yang tidak terkunci, kendaraan beroda empat lebih gampang dikendalikan. Selain itu, semua bab ban kendaraan beroda empat akan melaksanakan pengereman, yang sanggup menghidari ban panas. Semua ini akan menciptakan jarak pengereman menjadi lebih pendek dan daya cengkram ban masih anda dapatkan.
     Lalu bagaimana cara kerja rem ABS? Sistem anti-lock braking mempunyai empat komponen utama yang saling terkait, satu sama lain. Keempat komponen ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, kompenen tersebut antara lain:
1. Sensor Kecepatan
Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap roda atapun di diferensial (tergantung dari pabrik).
2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh komputer / kontroler ABS. Secara umum, katup rem mempunyai tiga posisi yang berbeda.
* Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka penuh, sehingga tekanan minyak rem secara penuh, pribadi diteruskan ke rem.
* Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi tekanan minyak rem, sehingga tekanan tidak akan diteruskan ke rem walaupun pengemudi menekan rem.
* Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian dari tekanan minyak rem, sehingga tekanan hanya setengah yang diteruskan ke rem, walaupun pengemudi menekan rem secara penuh.
3. Pompa
Fungsi dari pompa ini yaitu mengembalikan tekanan pada jalur pengereman yang dilepaskan oleh katup ke rem.
4. Kontroler / Komputer
Fungsi dari alat ini yaitu otak yang mengendalikan katup dan mengolah data dari sensor kecepatan.
Cara Kerja Rem ABS Mobil
     Sensor kecepatan akan membaca kecepatan kendaraan beroda empat setiap saat, dan memberikan data kecepatan tersebut ke pada kontroler. Untuk kendaraan beroda empat berhenti secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam, akan dibutuhkan waktu selama 5 detik. Tentunya pada ketika anda melaksanakan pengereman normal, tidak akan terjadi penguncian roda kendaraan. Lain ceritanya jikalau anda melaksanakan pengereman mendadak, maka roda akan terkunci. Waktu yang dibutuhkan untuk roda terkunci kurang lebih 1 detik.
    Karena kontroler telah di program, untuk sanggup menghentikan kendaraan secara maksimal, terkuncinya roda ketika pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda terkunci, kontroler akan mendapatkan data dari sensor kecepatan dan akan memerintahkan katup menghalangi tekanan, dengan cara mengambil katup posisi dua atau katup posisi 3, sesuai perintah dari kontroler. Setelah putaran roda terdeteksi oleh sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup untuk mengambil posisi satu, yang menciptakan tekanan minyak rem kembali dan diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata sistem ABS pada kendaraan beroda empat sekarang, bisa melaksanakan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.
Baca Juga : Laporan Makalah Bengkel Otomotif
Sistem Power Windows
1. Pengertian
     Sistem power window merupakan rangkaian dari electrical body yang berfungsi untuk membuka dan menutup beling pintu dengan mengunakan saklar, dimana saklar power window terpasang pada sisi bab dalam pintu.
2. Fungsi
     Mekanisme pengangkat (regulator power window) yaitu komponen terpenting pada sistem power window. Sebuah motor listrik kecil yang menempel pada regulator dengan menggunakan rasio gigi yang memperlihatkan tenaga putar yang cukup untuk mengangkat jendela beling mobil, sekaligus menjaga supaya beling jendela bisa naik/turun dengan lancar.
3.  Komponen Sistem Power Window
a.    Saklar Utama Power Window
    Saklar utama power window terdiri dari saklar yang mengontrol semua sistem power window dan menggerakan semua motor power window dan saklar penguncian jendela untuk menciptakan proses menutup dan membuka jendela tidak terjadi kecuali pada jendela pengemudi.
b.  Saklar Tunggal Power Window
    Masing - masing saklar power window berfungsi untuk menggerakan motor power window dari masing - masing beling pintu. Letak dari saklar power window ada pada masing – masing pintu penumpang.
c. Motor Power Window
   Motor aktivis regulator berputar searah jarum jam atau arah sebaliknya menggerakan regulator jendela untuk dirubah menjadi gerak naik turun. Jenis motor yang digunakan pada sistem power window yaitu motor DC. Motor listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi mekanis. Operasi motor tergantung pada interaksi dua medan magnet. Secara sederhana dikatakan bahwa motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua medan magnet sanggup dibentuk berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Tujuan motor yaitu untuk menghasilkan gaya yang menggerakkan (torsi).
d. Relay
  Relay yaitu komponen berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Terdapat banyak sekali macam relay diantaranya relay normaly closed, relay normally open dan relay kombinasi. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) didekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik alasannya yaitu adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.
e. Fuse
  Fuse yaitu komponen yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian jawaban kelebihan arus. Sekering mempunyai bab yang gampang meleleh jawaban ajaran arus yang dilindungi oleh tubuh sekering yang biasanya terbuat dari tabung beling atau plastik, tegangan baterai diberikan melalui bab batang 13penghantar utama. Salah satu ujung sekering dihubungkan dengan bab tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.
    Sekering yang digunakan pada kendaraan sanggup dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sekring tipe tabung beling (cartridge) dan sekering tipe bilah (blade). Sekering tipe tabung beling berbentuk silinder yang pada bab ujungnya terdapat epilog yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga terhubung dengan elemen logam pengaman. Sekering jenis bilah bentuknya pipih dengan dua kaki yang sanggup diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut satu sama lain terhubung melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman
f.  Kunci kontak
    Dalam rangkaian kelistrikan kendaraan beroda empat kunci kontak (KK) berfungsi untuk menyambung dan memutus arus ajaran listrik dari baterai ke sistem pengapian, sistem penerangan, sistem pengisian, 14 sistem AC dan sistem lain yang membutuhkan arus listrik. Pada sistem power window, kunci kontak berfungsi untuk mentransmisikan sinyal ON, ACC atau LOCK ke saklar utama power window. Sinyal ini digunakan hanya untuk mengontrol fungsi key-off dari power window.
g.  Baterai
    Secara umum baterai digunakan pada suatu kendaraan yang berfungsi sebagai sumber energi listrik pada kendaraan. Pada rangkaian power window baterai berfungsi sebagai sumber arus utama yang digunakan untuk memperlihatkan arus pada motor power window dan alirannya dikontrol oleh saklar power window.
4.  Cara Kerja
     Saat kunci kontak posisi ON arus dari baterai menuju sekering ke terminal 1 relay – terminal 3 – massa, alhasil gulungan relay menjadi magnet dan titik kontak akan bekerjasama dan arus mengalir ke terminal 2 relay dari baterai ke terminal 4 relay – terminal 1 saklar power window master switch dan arus mengalir ke terminal 5 power window switch. (Toyota electrical wiring diagram work book). energi dari baterai sebagai sumber listrik di ubah menjadi energi gerak.

Demikian Contoh Makalah Tentang Otomotif terimaksih telah telah berkunjung semoga bermaanfaat


Sumber http://sekolahmaning.blogspot.com

0 Response to "Makalah Wacana Otomotif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel