Delapan Keterampilan Dasar Mengajar
Berdasar kan buku yang ditulis oleh Syamdani, M.Pd. Dalam aktivitas mengajar guru harus mempunyai keterampilan dasar atau keterampilan khusus mengajar. keterampilan tersebut diharapkan lantaran mengajar bukan hanya sekedar memberikan materi pelajaran, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks.
Penguasaan keterampilan dasar mengajar ialah untuk memperlihatkan pelayanan siswa guna membuatkan potensinya secara maksimal. Menurut Sanjaya (2006: 33) keterampilan dasar mengajar bagi guru diharapkan supaya guru sanggup melaksanakan kiprahnya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran sanggup berjalan secara efektif dan efisien.
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru, begitulah falsafah yang sering kita dengar.Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu perananguru sangat memilih lantaran kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas . Secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu agenda kelas ialah orang yang kerjanya mengajar atau memperlihatkan pelajaran di sekolah atau kelas.Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yangikut bertanggung jawab dalam membantu bawah umur untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk memberikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi ialah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya menuju sebuah harapan luhur mereka. Untuk mencampai hal tersebut diatas maka dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan dasar seorang guru dalam mengajar.Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Untuk sanggup menguasai keterampilan dasar mengajar maka seorang guru harus menguasai beberapa keterampilan yang harus dikuasai, diantaranya :
Sumber http://sabenggo1.blogspot.com/
1. Keterampilan Bertanya
“Bertanya” ialah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh banyak sekali kondisi selama PBM berlangsung. Dalam proses berguru mengajar, “Bertanya” memainkan peranan penting alasannya ialah “Bertanya” sanggup menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses berguru mengajar, guru perlu memperlihatkan sikap yang baik ketika mengajukan pertanyaan maupun mendapatkan balasan siswa. Hendaklah guru menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang balasan siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan balasan serentak, memilih siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam PBM ini akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, gampang dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain ialah :
• Menimbulkan rasa ingin tahu
• Merangsang fungsi berpikir
• Mengembangkan keterampilan berpikir
• Memfokuskan perhatian siswa
• Mendiagnosis kesulitan berguru siswa
• Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya
2. Keterampilan memperlihatkan penguatan
Penguatan (reinforcement) ialah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan potongan dari modifikasi tingkah laris guru terhadap tingkah laris siswa, bertujuan memperlihatkan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si akseptor (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laris yang sanggup meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laris tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam PBM yang bersifat verbal sanggup dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal sanggup dinyatakan melalui gesture, mimik muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan aktivitas yang menyenangkan, dll. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara sikap positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan sikap dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa ialah untuk meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.
3. Keterampilan mengadakan variasi
“Variasi” dalam aktivitas berguru mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses interaksi berguru mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam aktivitas pembelajaran ini ialah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose PBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melaksanakan banyak sekali “variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran. Beberapa “variasi” yang sanggup dilakukan guru selama proses PBM diantaranya adalah: penggunaan variasi bunyi (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement), variasi penggunaan media dan alat pengajaran, dll.
4. Keterampilan menjelaskan
“Menjelaskan” ialah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut untuk memperlihatkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2 komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu : Merencanakan, hal ini meliputi penganalisaan duduk masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan aturan atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian, merupakan suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses PBM bertujuan untuk membantu siswa memahami banyak sekali konsep, hukum, prosedur, dll, secara obyektif; membimbing siswa memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi kesempatan pada siswa untuk menghayati proses kebijaksanaan sehat serta memperoleh feedback perihal pemahaman siswa. Apabila seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru akan lebih gampang mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif memanage waktu. Selain itu klarifikasi yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa, bahkan mungkin klarifikasi guru yang sistematis dan mendalam akan sanggup membantu mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber berguru (mengingat guru ialah salah satu sumber berguru bagi siswa).
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah perjuangan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam proses PBM untuk membuat prokondusi bagi siswa supaya mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan perjuangan tersebut diharapkan akan memperlihatkan imbas positif terhadap aktivitas belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, mengakibatkan motivasi, memberi contoh melalui banyak sekali usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh planning dan persiapan sebelum mengajar sanggup menjadi tidak berkhasiat kalau guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses PBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin supaya sesuai. Guru perlu merencanakan Penutupan/closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memperlihatkan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan ketika yang sempurna untuk memberikan planning pelajaran berikutnya. Guru sanggup memperlihatkan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini sanggup merangsang keinginan berguru mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan ahad depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid sanggup mengambil potongan dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh lantaran itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang sanggup membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama ibarat seorang penulis yang mengakhiri sebuah potongan dalam dongeng bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu potongan berikutnya. Dengan cara yang sama, guru sanggup mengakhiri pelajarannya dengan epilog yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memperlihatkan kiprah akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas”.(Benson : 80-85).
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi aktivitas pembelajaran yang sanggup dipakai dalam proses PBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil sanggup bertukar informasi dan pengalaman, melaksanakan pengambilan keputusan bersama, serta berguru melaksanakan pemecahan duduk masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan taktik yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu duduk masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok sanggup meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7. Keterampilan mengelola kelas
Suasa berguru mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru harus bisa menjadi manager yang baik dalam sebuah proses PBM. Hal ini berarti bahwa guru harus terampil membuat suasana berguru yang aman serta bisa menjaga dan mengembalikan kondisi berguru yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi selama proses PBM, sehingga siswa sanggup fokus pada PBM yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen ketrampilan yang berafiliasi dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi berguru yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud supaya guru sanggup mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi berguru yang optimal.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran ibarat ini berkisar 3 hingga 8 orang untuk setiap kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran bentuk ini memungkinkan guru memperlihatkan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa. Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar siswa. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa format mengajar ibarat ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih bersahabat dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk berguru sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya pemberian dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang aktivitas belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan banyak sekali kiprah dalam aktivitas pembelajaran. Setiap guru sanggup membuat format pengorganisasian siswa untuk aktivitas pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan akomodasi yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan aktivitas berguru mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan di atas, yang paling penting bagi seorang guru ialah bagaimana guru menerapkan keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran sanggup berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru, bila siswa didiknya bisa memahami banyak sekali konsep yang disampaikan untuk kemudian bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh para guru, bahwa lantaran proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan aktivitas transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa didiknya selama proses PBM.
0 Response to "Delapan Keterampilan Dasar Mengajar"
Posting Komentar