Model Pembelajaran Perkara Based Learning
a. Definisi Pembelajaran kooperatif
Menurut Slavin ( dalam Isjoni, 2007:12), pembelajaran kooperatif ialah suatu model pembelajaran dimana siswa berguru dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan Sunal dan Hans ( dalam Isjoni, 2007:12) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian seni administrasi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada akseptor didik biar bekerja sama selama proses pembelajaran dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam sikap sosial.
Jhonson ( dalam Isjoni, 2007:17) medefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai upaya mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil biar siswa sanggup bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Dari uraian di atas mengenai pendapat para mahir wacana pembelajaran kooperatif sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif ialah suatu model atau seni administrasi pembelajaran yang mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiridari 4-6 orang anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen sehingga siswa sanggup bekerja sama dan menumbuhkan sikap sikap sosial.
b. Sintaks Model Pembelajran Kooperatif
Fase | Aktvitas Guru | Aktivitas siswa |
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa | Guru memberikan semua tujuan pelajaranyang ingin di capai pada mata pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar | Siswa mendengarkn tujuan dan motivasi yang di sampaikan oleh guru |
Fase-2 Menyajikan informasi | Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat materi bacaan | Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru |
Fase-3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif | Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok berguru dan membantu setiap kelompok biar melaksanakan transisi secara efesien | Siswa memperhatikan klarifikasi dari guru dan membentuk kelompok berguru sesuai aba-aba dari guru |
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar | Guru membimbing kelompok-kelompok berguru pada ketika mereka mengerjakan kiprah mereka | Siswa memperhatikan bimbingan guru dan bekerja sama dengan teman kelompoknya |
Fase-5 Evaluasi | Guru mengevaluasi hasil berguru wacana materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya | Siswa menjawab soal penilaian dari guru dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya |
Fase-6 Memberikan penghargaan | Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil berguru individu dan kelompok | Siswa termotivsi mendapatkan riwet dari guru |
c. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni ( 2007:51) dalam pembelajaran kooperatif terdapat variasi model yang sanggup diterapkan sebagai berikut:
1) Student Team Achievement Division ( STAD)
Tipe ini dikembangkan Slavin, pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan memakai kelompok-kelomok kecil dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, acara kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:
(a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok anggotanya 5-6 orang).
(b) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
(c) Setiap anggota kelompok membaca sub belahan yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya
(d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub belahan yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok mahir untuk berdiskusi.
(e) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, akseptor didik dikenai tagihan berupa tes individu.
3) Group Investigation (GI)
Model pemeriksaan kelompok merupakan model pembelajaaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam implementasi tipe pemeriksaan kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heteroge. Kelompok di sini sanggup dibuat dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa menentukan topik untuk diselidik, dan melaksanakan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempersentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
4) Think Pair Share ( TPS)
Strategi think- pair- share ( TPS) atau berfikir berpasangan mengembangkan ialah merupakan jenis pembelajaran koperatif yang dirancang untuk memengaruhi teladan interaksi siswa. Think- pair- share merupakan suatu cara yang efektif untuk menciptakan variasi suasana teladan diskusi kelas. Langkah – langkah pembelajaran TPS yaitu berfikir ( thinking), berpasangan (pairing), dan mengembangkan ( sharing)
5) Numbered Head Together ( NHT)
Numbered Head Together ( NHT) atau penomoran berfikir bersama ialah merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi teladan interaksi siswa dan sebagai alternatife terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Adapun langkah – langkah pembelajaran NHT yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.
6) Teams Games Tournament ( TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT), atau pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara orisinil oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota –anggota tim lain untuk memperoleh embel-embel poin untuk skor setiap tim .Langkah-langkah pembelajaran TGT yaitu penyampaian materi, membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota kelompok, turnamen ( permainan), dan pengenalan kelompok.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Slavin ( dalam Trianto,2009:68) mendefinisikan model pembelajaran kooperatif TIPE STAD sebagai salah satu tipe dari model pembelakjatran kooperatif dengan memakai kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, acara kelompok kuis, dan penghargaan kelompok.
Slavin ( dalam Trianto, 2009:69) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim berguru beranggota 4-5 orang merupakan adonan berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan lalu siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes wacana materi tersebut.
Berdasarkan Uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif TIPE STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang memakai kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang siswa yang heterogen tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Untuk memperlancar pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Menurut Slavin ( dalam Trianto, 2009:69) perlu diperhatikan 5 komponen yaitu:
a. Penyajian kelas
Penyajian kelas yang dilakukan di depan kelas secara klasikaloleh guru,selanjutnya siswa disuruh bekerja kelompok untuk menuntaskan pmersalahan yang diberikan
b. Kelompok (Teams)
Pada tahap kelompok ini, siswa diskusi kelompok dalam diskusi kelompok tersebut siswa di harapkan saling membantu menuntaskan permasalahan.
c. Kuiz(Quizzes)
Kuis ialah formatif dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa secara kelompok maupun individu yang diberikan kepada siswa sehabis diskusi kelompok selesai.
d. Skor kemajuan individu(individual improvement scor)
Skor kemajuan individu ialah perbandingan antara hasil tes awal dengan tes selesai siswa
e. Pengakuan kelompok (teams recognition)
Pengakuan kelompok ialah donasi predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini di peroleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok ialah nilai yang diperoleh masing-masing kelompok yang diberikan oleh guru dengan melihat kekompakan dan kretivitas dari anggota dari masing-masing kelompok.Berdasarkan skor kemajuan kelompok guru menawarkan hadiah berupa predikat kelompok yang memenuhi.
Sintaks Model Pembelajran Kooperatif TIPE STAD
Fase | Kegiatan Guru | Kegiatan siswa |
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa | Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar | Siswa mendengarkn tujuan dan motivasi yang d sampaikan oleh guru |
Fase 2 Menyajikan atau memberikan informasi | Menyajika informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasika atau lewat materi bacaan | Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru |
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok berguru | Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok berguru dan membantu setiap kelompok biar melaksanakan transisi secara efesien | Siswa memperhatikan klarifikasi dari guru dan membentuk kelompok berguru sesuai aba-aba dari guru |
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan berguru | Membimbing kelompok-kelompok berguru pada ketika mereka mengerjakan kiprah mereka | Siswa memperhatikan bimbingan guru dan bekerja sama dengan teman kelompoknya |
Fase 5 Evaluasi | Mengevaluasi hasil berguru wacana materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya | Siswa menjawab soal penilaian dari guru dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya |
Fase 6 Memberikan penghargaan | Mencari cara –cara untuk menghargai baik upaya mupun hasil berguru individu dan kelompok | Siswa mendapatkan penghargaan dari guru. |
0 Response to "Model Pembelajaran Perkara Based Learning"
Posting Komentar