iklan

✔ 30+ Puisi Perihal Alam Dan Lingkungan Lengkap

 Berikut ini kami akan membahas wacana Pengetian puisi ✔ 30+ Puisi Tentang Alam dan Lingkungan Lengkap
Puisi Alam

Puisi Tentang Alam


Puisi Alam – Berikut ini kami akan membahas wacana Pengetian puisi, tujuan dan contoh-contohnya. kuy! simak pembahasannya wacana Puisi Alam sudah kami sediakan selengkap mungkin pembahasannya sehingga sanggup anda mengerti dengan baik insya Allah.


Puisi Alam Ialah sebuah karya sastra yang berbentuk goresan pena yang membahas wacana keindahan alam. lantaran sejatinya Puisi yaitu ungkapan adri fikiran imajinatif kita akan sesuatu yang kita lihat dan kita rasakan dengan kata-kata yang kias.


Puisi terbagi menjadi beberapa kategori contohnya Puisi Alam, puisi cinta yang menjadi faforit kaum muda, Puisi kepahlawanan dan puisi perpisahan yang biasa dilantunkan ketika perpisahan sekolah atau sahabat  dll.


Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu kategori puisi yaitu puisi alam yang menggambarkan ketakjubkan keindahan alam yang sangat menawan di Indonesia memang populer sangat indah sehingga cocok untuk diabadikan di dalam puisi. Berikut yaitu pola puisi yang menggambarkan keindahan alam Indonesia.


Puisi wacana Alam


Hey! jangan kau patahkan kuntum bunga itu


iya sedang mengembang


bergoyang-goyang dahan-dahannya yang tua


yang telah mengenal baik, kau tahu


segala perubahan cuaca


Puisi Alam wacana Keindahan Alam Indonesia


Saat saya membuka mataku

Ku tak percaya bahwa itu nyata

Aku masih berpikir bahwa saya masih bermimpi

Tetapi saya sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku


Sungguh indah kepulauan ini

Ribuan pulau-pulau berjajar

Membentuk formasi pulau yang indah

Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur


Samudra luas membentang

Dengan air yang biru

Dan berisi keindahan di bawahnya

Aku gembira menjadi anak Indonesia

Aku berjanji saya akan menjagamu


Puisi Alam Keindahan Yang Tidak Terganti


Malam mulai berganti


Warna langit pun bermetamorfosis kuning kemerah-merahan


Bidadari alam silih berganti terbang di tengah warna kuning yang kian muncul dari sebelah merauke


Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya Alam ini


 


Waktu terus berputar


Warna Abu-abu Kehitaman pun terkikis secara perlahan


Tergantikan dengan Keterangan yang menajubkan hingga Gelap mulai menyelimuti kembali


Meski begitu, keindahan alam tidak akan ada yang sanggup menggantikan


Meski gelap semakin menyelimuti


 


Karya: Faisal S.A


Puisi Alam Senja Yang Tenggelam


Cahaya keemasan muncul di tanda sang surya akan pergi


Mataku terpesona ketika melihat keelokannya


Keelokan ciptaan sang Maha Kuasa


oh tuhan, sungguh besarnya kuasamu


 


Surya mulai mempersiapkan diri untuk tenggelam


Menjemput heningnya malam yang tenang


Serta meneguk cahayanya dalam-dalam


Dan menyempurnakan keindahannya


 


Terlihat indah dengan warna kuningnya


Gradasi yang dibuatnya ibarat lukisan dari pelukis ghoib


Di sudut-sudut sana lah senja berada


Keindahan senja terbesar yang pernah tercipta di sepanjang zaman


 


Puisi Alam Sapaan Sang Bulan


Terlihat senyuman manis sang bulan seperti menyapa


Senyumannya terlihat sangat indah menciptakan hatiku serasa mekar


Diriku termenung sambil bertasbih kepadaNya


Tidaklah sanggup bosan memandang indah sang bulan


 


Pancarannya seperti mengusir gelapnya malam ini


Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku


Serta hati ini terasa senang lantaran ia menyinari malamku


Bulan, kenapa kau melihatku ibarat itu?


Membuatku tidak mengerti dibuatnya


Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati


Keindahan tidak harus senantiasa dimiliki


Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan


 


Puisi Alam Indahnya Syurga Nusantara


Masih dalam renungan sisa-sisa subuh


Terdengar kicauan burung yang merdu


Kicauan sendu yang menyanyikan wacana indahnya alam di pagi hari


Kicauannya disana, “hamparan surga yang sangat indah”


Yang melukiskan keindahan tiada tara


 


terlukis indahnya Langit dengan warna biru


Diiringi dengan arakan awan yang disapu oleh sang angin


Padi-padi menunduk bersahaja


Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan


Gagahnya sang gunung terlihat menjulang ke langit


Serta deretan pepohonan yang hijau berbaris menanti datangnya sang surya


Itulah Syurgaku


Sebagian potongan surga yang Tuhan kirimkan padaku


Itulah Syurgaku


Indahnya ciptaan tangan Tuhan yang digoreskan disini


Itulah Syurgaku


Hamparannya hijau yang menghias negeri tercinta


Itulah Indonesiaku


Tanah pujian hingga hayat memisahkanku


Puisi Alam Tentang Awan


Akulah yang senantiasa bertebaran di angkasa


Berwarna putih, kelabu, dan terkadang hitam


Akulah arna-warna yang menciptakan menawan


Bentukku yang bergelombang, berombak-ombak ibarat air di maritim lepas


 


Tebal sih, namun sangat indah


Bahkan bagaskara pun hingga tidak terlihat lantaran tertutupi olehku


Dan terkadang indahnya pelangipun terlihat tidak tepat olehku


Sebab akulah sang selimut yang menutupinya


 


Jauh di atas sana


Menyelimuti luasnya jagat raya ini


Ukuran yang tebal dan tipis


Saling beredar dimana-mana


 


Indah yang kami ciptakan bukanlah buatan semata


Lembut serta terlihat menawan


Indahnya yang tak sanggup dielakkan


Itulah aku, awan


 


Puisi Alam Kemana Perginya Alamku Yang Lestari


Sering saya melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu


Sebelah kiri dan kanan sawah membentang, namun itu dulu


Di antara gunung-gunung matahari terbit terlihat malu-malu, namun itu dulu


Sekarang? Kemanakah mereka?


 


Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda


Tanahku kini menjadi abu-abu


Tak ku temukan lagi sawah-sawah yang membentang


Burung-burung pun kehilangan rumahnya


 


Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa


Cemara-cemara kinuing, tak sehijau dahulu kala


Sekarang yang ada yaitu longsor dan banjir


Gempa bumi dan tsunami


 


Kekeringan yang terjadi tiada henti


Oh alamku yang lestari, kemanakah kau pergi?


 


Puisi Alam Tentang Pantai


 


Saat ku di tepi pantai


Kucoba memejamkan mata


Melepaskan semua lelah dan bebanku


Tergeletak di hamparan luasnya pasir


 


Serta dihiasi dengan cangkang-cangkang kerang yang indah


Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat


Nelayan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu


dengan hembusan angin yang menyejukkan sekitarku


 


Puisi Alam “Kuduga lautmu Tuhan”


Semilir di hilir


Bertongkah arus keras mengalir

Derasnya sama dan kemas

Kerap dan malar selalu mengusir

Lalu bagaimana hendak kutulis

Seribu garit yang terguris

Sekadar calar

Perit di lengan dan betis


 


Ombak menunduk

Mematah bongkak leher berlekuk

Tika gres terkejar maritim yang lepas

Katanya

“Jangan disia setitik pengalaman

Tiap masin itu peluhmu”

Muara sampaumur pun


Puisi Alam “Tangan Tak Bertanggung Jawab”


Hancur segalanya

Akibat yang sederhana

Namun berat nan besar

Terlihat biasa namun menghancurkan

Udara yang segar

Kini tak terhirup kembali

Burung yang sering berkicau

Kini tak tampakkan keelokkannya lagi

Api membara

Terus membakar

Khalayak rayap pemusnah

Harapan yang musnah

Ribuan orang penuh kesedihan

Tangis menyayat hati

Kesengsaraan bertubi – tubi

Bagai beban diatas gunung

Yang menjulang tinggi.


Puisi Alam wacana Bukit


Ia duduk bersimpuh di atas bukit

Memandangi sekitar, dari luasnya savana

Ia rebahkan badannya, diatas rumput-rumput

Hingga tak terlihat oleh ilalang yang menjulang


Ia terpejam,

Oleh hembusan angin

Matahari yang bersinar muram

Dan siulan burung-burung di atas dahan

Ia benar-benar terpejam

Ketika alam telah menina bobokkan


 


Puisi Alam wacana “Indonesiaku”


 


Satu negara makmur


Ratusan budaya kaya


Pulau beribu-ribu


Teteapi tetap satu


 


Bhinekka Tunggal Ika


Tetap satu walau berbeda


Itulah Indonesia


Ratusan juta rakyatnya


 


Tanahnya subur gembur


Kaya hasil alam


Itulah istimewa negaraku


Indonesiaku


 


Puisi Alam wacana Kampung Halaman


 


Gunung tinggi bukit menjulang


Sawah hijau menghampar


Langit biru mempesona


Disanalah rumah asalku


 


kusebut Kampung halamanku


Semburan mentari di ufuk timur


Surya pagi memancarkan sinarnya


Sebersit sepoi angin berhembus


Mengiringi jalan bapak ke sawah


Ditemani nyanyian riang bocah


 


 


Puisi Alam wacana Bunga


Puisi ini bertemakan wacana keindahan bunga yang berada sekeliling kita sangat cocok untuk


Sehari bungamu bermekaran


Lalu kelopakmu berguguran


Wangimu harum waktu mekar


Kini tiada lagi manismu


 


Sebentar saja wangimu


Padahal bunga lain sanggup mekar lama


Sayangnya bunga ini cepat gugur secepat mekarnya


Secepat masa muda dan masa tua


Makanya ketika muda banyak belajar


Supaya waktu tidak terbuang percuma


Mengabdi diri supaya berguna


 


Puisi Alam wacana Pantai


Sinar surya terbit


Menyadarkan mataku


Mataku melihat birunya pantai


Pasirnya putih lembut sekali


Kerang di pantai berserakan


Membuat tangan gatal memainkannya


Sayangnya kini pantaiku rusak


Putih bersihnya ternoda kotor


Ombak higienis menyeret sampah


Tebaran kerang hilang semua


Tidak usah bertanya ulah siapa


Karena ini akhir tangan manusia


Mudah-mudahan mereka nanti sadar


Apa yang sebenarnya telah diperbuat


Atau mungkin harus mulai dari diri sendiri


Supaya tidak ikut merusak


Lalu kurogoh kantongku


Ku ambil kerangku dan kusimpan kembali di pasir putih


 


Puisi Alam tentang Batu Kelapa


Dua muda bercermin cahaya,

sesaat terik melepas biasnya di perigi

harap. Jengkal waktu merayap malas, bertali

dua wanita paruh nafas luruh di tepi daun kaca:

merayu sepasang kerikil kelapa, terpukul nyata.


Keajaiban bagai memikat beliung

rasa dua muda itu, dan gegas melambung

paruh demi sepasang kerikil kelapa;

memundak gersang terka.


Tak usang kerikil kelapa menanak

santannya di tempurung berekor bulu.

Mengasah dua muda untuk menilik: adanya

kisah kerikil di kelapa selepas gelap.


 


Puisi Alam tentang Potongan Surga Nusantara


Masih dalam renungan pagi

Saat burung berkata merdu

Menyanyi kicau sendu wacana alam hari ini


Disana terhampar potongan surga

Terlukis dalam ranah keindahan

Langit selaksa biru nan indah

Awan berarak mengikuti sang angin


Padi menunduk dalam kebersahajaan

Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan

Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya

Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari


Inilah Indonesiaku,

potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita


Inilah Indonesiaku

Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku


Inilah Indonesiaku

Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku


Inilah Indonesiaku

Tanah pujian hingga maut mengakhiri perpisahan


 


Puisi Alam tentang Sawah


Sawah di bawah emas padu,

Padi melambai,melalai terlukai,

Naik bunyi salung serunai,

Sejuk di dengar,mendamaikan kalbu.


Sungai bersinar,menyilaukan mata,

Menyamburkan buih warna pelangi,

Anak mandi bersuka hati,

Berkejar-kejaran berseru gempita.


Langit lazuardi higienis sungguh,

Burung elang melayang-layang,

Sebatang kara dalam udara.

Desik berdesik daun buluh,

Di buai angin,dengan sayang

Ayam berkokok sayup udara


 


 


Puisi Alam wacana Bentangan Langit


Dari bentangan langit yang semu

Ia, kemarau itu, tiba kepadamu

Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang

Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan

menyapu hutan !

Mengekal tanah berbongkahan !

datang kepadamu, Ia, kemarau itu

dari Tuhan, yang senantiasa diam

dari tangan-Nya. Dari Tangan yang masbodoh dan tak menyapa

yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.


 


INDAHNYA ALAM NEGERI INI


Kicauan burung terdengar merdu

Menandakan adanya hari baru

Indahnya alam ini membuatku terpaku

Seperti dunia hanya untuk diriku


Kupejamkan mataku sejenak

Kurentangkan tanganku sejenak

Sejuk, tenang, senang kurasakan

Membuatku ibarat melayang kegirangan


Wahai pencipta alam

Kekagumanku sulit untuk kupendam

Dari siang hingga malam

Pesonanya tak pernah padam


Desiran angin yang berirama di pegunungan

Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan

Begitu indah rasanya

Bak indahnya taman di surga


Keindahan alam terasa sempurna

Membuat semua orang terpana

Membuat semua orang terkesima

Tetapi, kita harus menjaganya


Agar keindahannya takkan pernah sirna

Puisi Karya: Ronny Maharianto


PUISI PANTAI

Kubiarkan ombak mengusap

kedua kakiku ibarat menari-nari

dalam buaian keriaan kalbumu

kupandang jauh


Jauh di ufuk kebiruan berpadu

yang menyatukan langit dan laut

namun waktupun sekejap berlalu

beranjak dari pesona


Dengan hamparan pasir putihmu

debur ombak yang berdebar

dan keceriaan bawah umur tertawa


tersenyum serta lesung pipimu

bak guratan pasir jemari-jemari lentik

yang sesekali gelombang menyapanya

waktu yang tak pernah kembali

berjalan bahkan berlari


Ijinkanlah kutemui

bukan sekedar untaian mimpi

kan kubasuh kakiku di pantaimu

Puisi Karya: Panca Empri

LAUTAN YANG INDAH DAN TENANG

Lautan yang indah dan tenang

Terlihat ikan yang sedang bergurau riang

Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh

Bersama tumbuhan maritim yang bergerak indah


Manusia yang melihat itu sangat terpesona

Ikan ikan berenang dengan ceria

Air maritim tampak tenang dan tidak bergelombang

Suasana lautan sangat nyaman dan tenang

Puisi Karya: Rini Sita

contoh puisi keindahan alam

KEINDAHAN ALAM INI

Betapa indahnya alam ini

Laut berombak-ombak

Awan berarak-arak

Udara segar bertiup-tiup


Aku bangun di atas gunung

Berdiri di bawah langit

Untuk melihat keindahan alam ini


Keindahan dunia

Aku mempertaruhkan nyawa

Bertahan diri di atas gunung

Demi melihat keindahan alam

Keindahan ciptaan Tuhan

KEINDAHAN ALAM INDONESIA

Saat saya membuka mataku

Ku tak percaya bahwa itu nyata

Aku masih berpikir bahwa saya masih bermimpi

Tetapi saya sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku


Sungguh indah kepulauan ini

Ribuan pulau-pulau berjajar

Membentuk formasi pulau yang indah

Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur


Samudra luas membentang

Dengan air yang biru

Dan berisi keindahan di bawahnya

Aku gembira menjadi anak Indonesia

Aku berjanji saya akan menjagamu


TANAH AIRKU


Angin berdesir dipantai

Burung berkicau dengan merdu

Embun pagi membasahi rumput-rumput


Itulah tanah airku

Sawahnya menghijau

Gunungnya tinggi menjulang

Rakyat kondusif dan makmur


Indonesiaku

Tanah tumpah darahku

Jaga dan rawatlah selalu

Disanalah saya dilahirkan dan dibesarkan

Disanalah saya menutup mata


Oh….. tanah airku tercinta

Indonesia jaya…..

Puisi Karya: Haris Rahmat Nugraha


 


Tanah Airku


Angin berdesir dipantai

Burung berkicau dengan merdu

Embun pagi membasahi rumput-rumput


Itulah tanah airku

Sawahnya menghijau

Gunungnya tinggi menjulang

Rakyat kondusif dan makmur


Indonesiaku

Tanah tumpah darahku

Jaga dan rawatlah selalu

Disanalah saya dilahirkan dan dibesarkan

Disanalah saya menutup mata


Oh….. tanah airku tercinta

Indonesia jaya…..


Permainya Desaku


Sawah mulai menguning

mentari menyambut datangnya pagi

ayam berkokok bersahutan

petani bersiap hendak ke sawah


Padi yang hijau

siap untuk dipanen

petani bersuka ria

beramai–ramai memotong padi


Gemercik air sungai

begitu beningnya

bagaikan zamrud khatulistiwa

itulah alam desaku yang permai


Bulan Dan Matahari


siang ,

sering mengingatkan saya kepada matahari

Manakala malam,

sering mengingatkan saya kepada bulan,

keduanya saling melengkapi siang dan malam,

matahari tidak pernah lelah,

membiaskan cahayanya di kala siang,

manakala,

Bulan tidak pernah lupa,

menerangi malam malam ku,

percaturan alam tidak pernah silap,

Bulan dan Matahari,


 


Namaku Alam


Perkenalkan, namaku yaitu alam

Aku yaitu daerah tinggal bagi tumbuhan dan fauna


Dimana bagi hewan-hewan saya yaitu rumah mereka

Tempat mereka bertumbuh

Berkembang biak, dan mencari makan

Melakukan semua acara kehidupan alam


Bukan hanya hewan

Tumbuhan pun mencicipi hal yang sama

Bagiku, tumbuhan yaitu perhiasanku

Dan hewan, yaitu peliharaanku


Aku juga slalu memberi kesegaran bagi penduduk bumi

Aku menawarkan oksigen bagi manusia

Aku juga menawarkan sumber daya bagi mereka

Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan

Dan segalanya yang mereka butuhkan


Semua itu yaitu pada ketika bumi masih dalam keadaan stabil

Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah

Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja


Tapi kini…..

Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri

Mereka tak pernah memikirkan aku

Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya


Ketamakan, kerakusan, pemborosan

Telah membawaku kepada kerusakan


Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku

Setelah apa yang saya berikan pada mereka

Mereka membalasnya dengan merusakku

Menebang pohon pohonku

Memberikan polusi padaku

Memburu binatang hewanku

Dan merusak ozonku

Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini

Sungguh perih hati ini rasanya

Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?

Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?

Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini


Kuduga lautmu tuhan


Semilir di hilir

Bertongkah arus keras mengalir

Derasnya sama dan kemas

Kerap dan malar selalu mengusir

Lalu bagaimana hendak kutulis

Seribu garit yang terguris

Sekadar calar

Perit di lengan dan betis


Ombak menunduk

Mematah bongkak leher berlekuk

Tika gres terkejar maritim yang lepas

Katanya

“Jangan disia setitik pengalaman

Tiap masin itu peluhmu”

Muara sampaumur pun tak luak berkata

menyeru ku kembali mengisi ruang

Katanya

“Kau masih belum bersedia

Dunia ini permainan tak berupa”


Mahu tak mahu

Ku tetap nelayanNya

Andai tak diduga bukan manusia

Selagi bernyawa, ku coba

Semua cabar dan uji rohani

Kan ada artinya


Ku jala pahala, menebar doa

Ku kail nikmat, dosa melekat

Ku tangguk sihat, tersedak sakit

Janji ku cuba,

janji ku duga

Tiap sukar dan sempurna

Selagi hati belum mati, selagi rasa bertapak di dada, selagi jiwa mendamba cahaya, selagi

jasad menuntut sihat, selagi hidup selubung sejahtera

Selagi itu, Kau Ku panggil yang Maha Esa


 


Puisi Alam: Terbanglah Merpatiku

Oleh NN


Merpati sayapmu menari merajut awan

Merpati sayapmu putih suci menawan

Waktu terus mengalir bagai bengawan

Merpati teruslah menari, teruslah kawan


baca juga: 114 Puisi Pahlawan, Perjuangan, Kemerdekaan Indonesia Yang Menginspirasi


Mengapa matamu sayu

Pelan kedipmu terhuyung huyung

Samudera hidup masih merayu

Merpati teruslah, teruslah mendayung


Masihlah berwarna sang pelangi

Masih ada merah masih ada jingga

Masihlah kau harum mewangi

Masihlah saya padamu bangga


Hari esok sedang menunggu

Hilangkan gundah, buang gerah

Merpati bentangkan tawamu

Usir gelisah dari jiwamu

Jangan biarkan angin membawamu

Tunjukkan pada semua wibawamu



Senja Di Sudut Ufuk Timur

Oleh Safi’i Pagurawan


Indah langit mega memerah siang berlalu tanpa pamit

jenuh bau tanah mulai tak berdaya genggam dayung

bahtera rapuh,

jatuh keringat mu ibarat tak hampa

meniti kehidupan yang sebatas asa,

sayu adzan belum berlalu pandangan ketepi namun belum berujung

lengah ombak seolah kesempatan


Bersujud menatap, mengharap nirwana,

langgam mendayu riuh camar sudah punah

di telan sang senja,

kayuh perahu tak padam di tengah kelam,hanya berteman sang bayu yang bisu menyelimuti tubuh

renta mu,di sudut ufuk timur kau terus berhayal

kosong.


Jarak demi jarak mulai kemudian setiap jengkal untuk

membunuh kerinduan yang di lengah kan waktu,tak

tahu rejeki ini hari entah cukup entah tidak,namun senyum mu seolah menutupi beban yang begitu

kejam tuk di lalui.


Malam ini kau pejam kan mata mu semoga esok tak di

lampau oleh embun.

Bahtera mendayu di damping ilahi semesta saksi.


baca juga: 16 Puisi Untuk Ayah Yang Indah Dan Mengharukan



Puisi Angin Dan Kemegahannya

Oleh Gyasbudyanto


Angin…..

Begitulah kita tau akan namanya.

Angin tak sanggup kita rengkuh.

Namun kita sanggup mencicipi sentuhannya.


Angin sanggup bermanfaat bahkan juga bersahabat.

Hingga kita sanggup menikmatinya.

Namun ….

Kemarahan angin tak sanggup kita menduga.

Diantara kuasanya, angin meluluh lantakan semuanya.

Tanpa ada yang tersisa di hadapannya.


Angin….

Bisa menjadi kabar senang untuk mu.

Bahkan sanggup menjadi kabar info bertopeng rindu.

Pahamilah….

Kabar apa yang angin bawa untuk mu.


Angin…..

Tetaplah akan menjadi angin.

Kemana pun ia akan berhembus.

Kita tak akan pernah tau arah dan tujuannya.

Itu lah angin dan kemegahannya.



Puisi Alam Tentang keindahan Pohon


Puisi Alam: Pohon

Oleh Meirantika


Ku merawat dan menjagamu dari tumbuh tunas hingga kau penuh akar

kuhilangkan dahagamu dikala kehausan


read: 43 Puisi Lucu Humor Yang Kreatif dan Bikin Ngakak


Mengapa saya ibarat itu ?

aku takut,aku takut jikalau harus kehilangan bumi pertiwi

kadang orang lain pun merasa takut

tapi itu bukan lantaran hantu yang singgah di tubuhmu


Bukan lantaran semut-semut merah yang berbaris di tubuhmu

tapi mereka takut kehilangan nafas mereka

aku akan terus menjagamu dan berusaha tak menyakitimu

kan ku singkirkan orang yang berusaha menyingkirkanmu

karena kau sangat berkhasiat untukku, untuknya dan mereka



Puisi: Alam dan Manusia

Oleh Kahlil Gibran


Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis menyesali janjkematian anaknya dan saya kemudian bertanya, “Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?’ Dan sungai itu menjawab, ‘Sebab saya dipaksa mengalir ke kota daerah Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk.”


Dan saya mendengar burung-burung menangis, dan saya bertanya, “Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?”


Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku, dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata, “Anak-anak Adam akan segera tiba di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami yaitu musuhnya. Kami kini terpisah di antara satu sama yang lain, alasannya yaitu kami tidak tahu siapa di antara kami yang sanggup selamat dari kejahatan Manusia. Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi.”


Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota. Kupandangi keindahan ini dan saya bertanya kepada diriku sendiri, ‘Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?’


baca juga:


14 Puisi Cinta Romantis Ungkapan Rasa Terbaru


22 Puisi Persahabatan, Kumpulan Puisi Sahabat Sejati


Puisi Garam Geram

Oleh Ali Amrullah


Geram garamku terguyur hujan

Kencang angin tak imbang mentari bersinar

Geram garamku kosong airku

“Jarangan” penuh tak pernah mengalir

Tak ada air “Jokan”

Apalagi “Snitan”


Geram garamku gemuruh terus menggelegar

“Glinding” menganggur

“Kerokan” manyun

Tak ada yang perlu berputar

Air Tua dibalas Air Muda

Tak perlu “Meleram”

“Ngeleb” apalagi…


Geram garamku diamkan saja

Tak ada Air 20

Pun jua 25


Geram garamku

Aku pun geram…

Tak perlu mengutuk gelap sore langit

Tak Perlu mengutuk Tuhan


“Kumbang” dulu romantis

“Laut” pun selalu senyum manis

Kini…

“Barat” menyeringai


Aku tak perlu lagi geram

Geram garamku kian musnah di naungan Allahumma

Berharap kemarau tiba sebelum imsak tahun depan

Agar kami masih sanggup makan

Minum

Tidur

Bernaung

Berkumpul

Layaknya manusia


28 Oktober 2011


Aku tak perlu geram…..

Meski saya perlu garam.



Puisi Alam: Global Warming

Oleh Dhimas Mega Putra


Makin canggih peradaban teknologi

Makin banyak terdapat polusi

Kini pemanasan global terjadi

Di seluruh belahan Bumi ini


Manusia tak sadar perbuatannya

Yang merusak lingkungannya

Hewan dan tumbuhan juga merasa

Lingkungannya dirusak manusia


Panas menyengat kulit manusia

Bencana terjadi dimana-mana

Semoga saja semua manusia

Takkan lagi merusak lingkungannya



Puisi: Permainya Desaku

Oleh NN


Sawah mulai menguning

mentari menyambut datangnya pagi

ayam berkokok bersahutan

petani bersiap hendak ke sawah.


Padi yang hijau

siap untuk dipanen

petani bersuka ria

beramai – ramai memotong padi


Gemercik air sungai

begitu beningnya

bagaikan zamrud khatulistiwa

itulah alam desaku yang permai


read: 24 Puisi Ibu, Syair Indah Untuk Bunda Tersayang



Puisi Alam: Penghijauan

Oleh Nur Mustafidah


Nun Jauh di sana….

Terdapat tangan – tangan jahil ,

Merusak dan mencemarkan Alam…

Tak Kenal rasa iba…


Kini terlihat sudah…

Bencana tiba melanda!

Menimpa makhluk yang tak berdosa…

Karena ulah mereka…


Sadarlah kau manusia!

Janganlah kau berbuat begitu,

Mari kita lakukan penghijauan

Demi melestarikan alam….



Sumber http://syahrulanam.com

0 Response to "✔ 30+ Puisi Perihal Alam Dan Lingkungan Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel