✔ 30+ Puisi Perihal Alam Dan Lingkungan Lengkap
Puisi Tentang Alam
Puisi Alam – Berikut ini kami akan membahas wacana Pengetian puisi, tujuan dan contoh-contohnya. kuy! simak pembahasannya wacana Puisi Alam sudah kami sediakan selengkap mungkin pembahasannya sehingga sanggup anda mengerti dengan baik insya Allah.
Puisi Alam Ialah sebuah karya sastra yang berbentuk goresan pena yang membahas wacana keindahan alam. lantaran sejatinya Puisi yaitu ungkapan adri fikiran imajinatif kita akan sesuatu yang kita lihat dan kita rasakan dengan kata-kata yang kias.
Puisi terbagi menjadi beberapa kategori contohnya Puisi Alam, puisi cinta yang menjadi faforit kaum muda, Puisi kepahlawanan dan puisi perpisahan yang biasa dilantunkan ketika perpisahan sekolah atau sahabat dll.
Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu kategori puisi yaitu puisi alam yang menggambarkan ketakjubkan keindahan alam yang sangat menawan di Indonesia memang populer sangat indah sehingga cocok untuk diabadikan di dalam puisi. Berikut yaitu pola puisi yang menggambarkan keindahan alam Indonesia.
Puisi wacana Alam
Hey! jangan kau patahkan kuntum bunga itu
iya sedang mengembang
bergoyang-goyang dahan-dahannya yang tua
yang telah mengenal baik, kau tahu
segala perubahan cuaca
Puisi Alam wacana Keindahan Alam Indonesia
Saat saya membuka mataku
Ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berpikir bahwa saya masih bermimpi
Tetapi saya sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku
Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar
Membentuk formasi pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur
Samudra luas membentang
Dengan air yang biru
Dan berisi keindahan di bawahnya
Aku gembira menjadi anak Indonesia
Aku berjanji saya akan menjagamu
Puisi Alam Keindahan Yang Tidak Terganti
Malam mulai berganti
Warna langit pun bermetamorfosis kuning kemerah-merahan
Bidadari alam silih berganti terbang di tengah warna kuning yang kian muncul dari sebelah merauke
Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya Alam ini
Waktu terus berputar
Warna Abu-abu Kehitaman pun terkikis secara perlahan
Tergantikan dengan Keterangan yang menajubkan hingga Gelap mulai menyelimuti kembali
Meski begitu, keindahan alam tidak akan ada yang sanggup menggantikan
Meski gelap semakin menyelimuti
Karya: Faisal S.A
Puisi Alam Senja Yang Tenggelam
Cahaya keemasan muncul di tanda sang surya akan pergi
Mataku terpesona ketika melihat keelokannya
Keelokan ciptaan sang Maha Kuasa
oh tuhan, sungguh besarnya kuasamu
Surya mulai mempersiapkan diri untuk tenggelam
Menjemput heningnya malam yang tenang
Serta meneguk cahayanya dalam-dalam
Dan menyempurnakan keindahannya
Terlihat indah dengan warna kuningnya
Gradasi yang dibuatnya ibarat lukisan dari pelukis ghoib
Di sudut-sudut sana lah senja berada
Keindahan senja terbesar yang pernah tercipta di sepanjang zaman
Puisi Alam Sapaan Sang Bulan
Terlihat senyuman manis sang bulan seperti menyapa
Senyumannya terlihat sangat indah menciptakan hatiku serasa mekar
Diriku termenung sambil bertasbih kepadaNya
Tidaklah sanggup bosan memandang indah sang bulan
Pancarannya seperti mengusir gelapnya malam ini
Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku
Serta hati ini terasa senang lantaran ia menyinari malamku
Bulan, kenapa kau melihatku ibarat itu?
Membuatku tidak mengerti dibuatnya
Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati
Keindahan tidak harus senantiasa dimiliki
Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan
Puisi Alam Indahnya Syurga Nusantara
Masih dalam renungan sisa-sisa subuh
Terdengar kicauan burung yang merdu
Kicauan sendu yang menyanyikan wacana indahnya alam di pagi hari
Kicauannya disana, “hamparan surga yang sangat indah”
Yang melukiskan keindahan tiada tara
terlukis indahnya Langit dengan warna biru
Diiringi dengan arakan awan yang disapu oleh sang angin
Padi-padi menunduk bersahaja
Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan
Gagahnya sang gunung terlihat menjulang ke langit
Serta deretan pepohonan yang hijau berbaris menanti datangnya sang surya
Itulah Syurgaku
Sebagian potongan surga yang Tuhan kirimkan padaku
Itulah Syurgaku
Indahnya ciptaan tangan Tuhan yang digoreskan disini
Itulah Syurgaku
Hamparannya hijau yang menghias negeri tercinta
Itulah Indonesiaku
Tanah pujian hingga hayat memisahkanku
Puisi Alam Tentang Awan
Akulah yang senantiasa bertebaran di angkasa
Berwarna putih, kelabu, dan terkadang hitam
Akulah arna-warna yang menciptakan menawan
Bentukku yang bergelombang, berombak-ombak ibarat air di maritim lepas
Tebal sih, namun sangat indah
Bahkan bagaskara pun hingga tidak terlihat lantaran tertutupi olehku
Dan terkadang indahnya pelangipun terlihat tidak tepat olehku
Sebab akulah sang selimut yang menutupinya
Jauh di atas sana
Menyelimuti luasnya jagat raya ini
Ukuran yang tebal dan tipis
Saling beredar dimana-mana
Indah yang kami ciptakan bukanlah buatan semata
Lembut serta terlihat menawan
Indahnya yang tak sanggup dielakkan
Itulah aku, awan
Puisi Alam Kemana Perginya Alamku Yang Lestari
Sering saya melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu
Sebelah kiri dan kanan sawah membentang, namun itu dulu
Di antara gunung-gunung matahari terbit terlihat malu-malu, namun itu dulu
Sekarang? Kemanakah mereka?
Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda
Tanahku kini menjadi abu-abu
Tak ku temukan lagi sawah-sawah yang membentang
Burung-burung pun kehilangan rumahnya
Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa
Cemara-cemara kinuing, tak sehijau dahulu kala
Sekarang yang ada yaitu longsor dan banjir
Gempa bumi dan tsunami
Kekeringan yang terjadi tiada henti
Oh alamku yang lestari, kemanakah kau pergi?
Puisi Alam Tentang Pantai
Saat ku di tepi pantai
Kucoba memejamkan mata
Melepaskan semua lelah dan bebanku
Tergeletak di hamparan luasnya pasir
Serta dihiasi dengan cangkang-cangkang kerang yang indah
Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat
Nelayan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu
dengan hembusan angin yang menyejukkan sekitarku
Puisi Alam “Kuduga lautmu Tuhan”
Semilir di hilir
Bertongkah arus keras mengalir
Derasnya sama dan kemas
Kerap dan malar selalu mengusir
Lalu bagaimana hendak kutulis
Seribu garit yang terguris
Sekadar calar
Perit di lengan dan betis
Ombak menunduk
Mematah bongkak leher berlekuk
Tika gres terkejar maritim yang lepas
Katanya
“Jangan disia setitik pengalaman
Tiap masin itu peluhmu”
Muara sampaumur pun
Puisi Alam “Tangan Tak Bertanggung Jawab”
Hancur segalanya
Akibat yang sederhana
Namun berat nan besar
Terlihat biasa namun menghancurkan
Udara yang segar
Kini tak terhirup kembali
Burung yang sering berkicau
Kini tak tampakkan keelokkannya lagi
Api membara
Terus membakar
Khalayak rayap pemusnah
Harapan yang musnah
Ribuan orang penuh kesedihan
Tangis menyayat hati
Kesengsaraan bertubi – tubi
Bagai beban diatas gunung
Yang menjulang tinggi.
Puisi Alam wacana Bukit
Ia duduk bersimpuh di atas bukit
Memandangi sekitar, dari luasnya savana
Ia rebahkan badannya, diatas rumput-rumput
Hingga tak terlihat oleh ilalang yang menjulang
Ia terpejam,
Oleh hembusan angin
Matahari yang bersinar muram
Dan siulan burung-burung di atas dahan
Ia benar-benar terpejam
Ketika alam telah menina bobokkan
Puisi Alam wacana “Indonesiaku”
Satu negara makmur
Ratusan budaya kaya
Pulau beribu-ribu
Teteapi tetap satu
Bhinekka Tunggal Ika
Tetap satu walau berbeda
Itulah Indonesia
Ratusan juta rakyatnya
Tanahnya subur gembur
Kaya hasil alam
Itulah istimewa negaraku
Indonesiaku
Puisi Alam wacana Kampung Halaman
Gunung tinggi bukit menjulang
Sawah hijau menghampar
Langit biru mempesona
Disanalah rumah asalku
kusebut Kampung halamanku
Semburan mentari di ufuk timur
Surya pagi memancarkan sinarnya
Sebersit sepoi angin berhembus
Mengiringi jalan bapak ke sawah
Ditemani nyanyian riang bocah
Puisi Alam wacana Bunga
Puisi ini bertemakan wacana keindahan bunga yang berada sekeliling kita sangat cocok untuk
Sehari bungamu bermekaran
Lalu kelopakmu berguguran
Wangimu harum waktu mekar
Kini tiada lagi manismu
Sebentar saja wangimu
Padahal bunga lain sanggup mekar lama
Sayangnya bunga ini cepat gugur secepat mekarnya
Secepat masa muda dan masa tua
Makanya ketika muda banyak belajar
Supaya waktu tidak terbuang percuma
Mengabdi diri supaya berguna
Puisi Alam wacana Pantai
Sinar surya terbit
Menyadarkan mataku
Mataku melihat birunya pantai
Pasirnya putih lembut sekali
Kerang di pantai berserakan
Membuat tangan gatal memainkannya
Sayangnya kini pantaiku rusak
Putih bersihnya ternoda kotor
Ombak higienis menyeret sampah
Tebaran kerang hilang semua
Tidak usah bertanya ulah siapa
Karena ini akhir tangan manusia
Mudah-mudahan mereka nanti sadar
Apa yang sebenarnya telah diperbuat
Atau mungkin harus mulai dari diri sendiri
Supaya tidak ikut merusak
Lalu kurogoh kantongku
Ku ambil kerangku dan kusimpan kembali di pasir putih
Puisi Alam tentang Batu Kelapa
Dua muda bercermin cahaya,
sesaat terik melepas biasnya di perigi
harap. Jengkal waktu merayap malas, bertali
dua wanita paruh nafas luruh di tepi daun kaca:
merayu sepasang kerikil kelapa, terpukul nyata.
Keajaiban bagai memikat beliung
rasa dua muda itu, dan gegas melambung
paruh demi sepasang kerikil kelapa;
memundak gersang terka.
Tak usang kerikil kelapa menanak
santannya di tempurung berekor bulu.
Mengasah dua muda untuk menilik: adanya
kisah kerikil di kelapa selepas gelap.
Puisi Alam tentang Potongan Surga Nusantara
Masih dalam renungan pagi
Saat burung berkata merdu
Menyanyi kicau sendu wacana alam hari ini
Disana terhampar potongan surga
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin
Padi menunduk dalam kebersahajaan
Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari
Inilah Indonesiaku,
potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita
Inilah Indonesiaku
Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku
Inilah Indonesiaku
Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku
Inilah Indonesiaku
Tanah pujian hingga maut mengakhiri perpisahan
Puisi Alam tentang Sawah
Sawah di bawah emas padu,
Padi melambai,melalai terlukai,
Naik bunyi salung serunai,
Sejuk di dengar,mendamaikan kalbu.
Sungai bersinar,menyilaukan mata,
Menyamburkan buih warna pelangi,
Anak mandi bersuka hati,
Berkejar-kejaran berseru gempita.
Langit lazuardi higienis sungguh,
Burung elang melayang-layang,
Sebatang kara dalam udara.
Desik berdesik daun buluh,
Di buai angin,dengan sayang
Ayam berkokok sayup udara
Puisi Alam wacana Bentangan Langit
Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, tiba kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantiasa diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang masbodoh dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.
INDAHNYA ALAM NEGERI INI
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku ibarat melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
Puisi Karya: Ronny Maharianto
PUISI PANTAI
Kubiarkan ombak mengusap
kedua kakiku ibarat menari-nari
dalam buaian keriaan kalbumu
kupandang jauh
Jauh di ufuk kebiruan berpadu
yang menyatukan langit dan laut
namun waktupun sekejap berlalu
beranjak dari pesona
Dengan hamparan pasir putihmu
debur ombak yang berdebar
dan keceriaan bawah umur tertawa
tersenyum serta lesung pipimu
bak guratan pasir jemari-jemari lentik
yang sesekali gelombang menyapanya
waktu yang tak pernah kembali
berjalan bahkan berlari
Ijinkanlah kutemui
bukan sekedar untaian mimpi
kan kubasuh kakiku di pantaimu
Puisi Karya: Panca Empri
LAUTAN YANG INDAH DAN TENANG
Lautan yang indah dan tenang
Terlihat ikan yang sedang bergurau riang
Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh
Bersama tumbuhan maritim yang bergerak indah
Manusia yang melihat itu sangat terpesona
Ikan ikan berenang dengan ceria
Air maritim tampak tenang dan tidak bergelombang
Suasana lautan sangat nyaman dan tenang
Puisi Karya: Rini Sita
contoh puisi keindahan alam
KEINDAHAN ALAM INI
Betapa indahnya alam ini
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup
Aku bangun di atas gunung
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam ini
Keindahan dunia
Aku mempertaruhkan nyawa
Bertahan diri di atas gunung
Demi melihat keindahan alam
Keindahan ciptaan Tuhan
KEINDAHAN ALAM INDONESIA
Saat saya membuka mataku
Ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berpikir bahwa saya masih bermimpi
Tetapi saya sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku
Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar
Membentuk formasi pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur
Samudra luas membentang
Dengan air yang biru
Dan berisi keindahan di bawahnya
Aku gembira menjadi anak Indonesia
Aku berjanji saya akan menjagamu
TANAH AIRKU
Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat kondusif dan makmur
Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah saya dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah saya menutup mata
Oh….. tanah airku tercinta
Indonesia jaya…..
Puisi Karya: Haris Rahmat Nugraha
Tanah Airku
Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat kondusif dan makmur
Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah saya dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah saya menutup mata
Oh….. tanah airku tercinta
Indonesia jaya…..
Permainya Desaku
Sawah mulai menguning
mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah
Padi yang hijau
siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai–ramai memotong padi
Gemercik air sungai
begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai
Bulan Dan Matahari
siang ,
sering mengingatkan saya kepada matahari
Manakala malam,
sering mengingatkan saya kepada bulan,
keduanya saling melengkapi siang dan malam,
matahari tidak pernah lelah,
membiaskan cahayanya di kala siang,
manakala,
Bulan tidak pernah lupa,
menerangi malam malam ku,
percaturan alam tidak pernah silap,
Bulan dan Matahari,
Namaku Alam
Perkenalkan, namaku yaitu alam
Aku yaitu daerah tinggal bagi tumbuhan dan fauna
Dimana bagi hewan-hewan saya yaitu rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua acara kehidupan alam
Bukan hanya hewan
Tumbuhan pun mencicipi hal yang sama
Bagiku, tumbuhan yaitu perhiasanku
Dan hewan, yaitu peliharaanku
Aku juga slalu memberi kesegaran bagi penduduk bumi
Aku menawarkan oksigen bagi manusia
Aku juga menawarkan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan
Semua itu yaitu pada ketika bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja
Tapi kini…..
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan
Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang saya berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu binatang hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini
Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini
Kuduga lautmu tuhan
Semilir di hilir
Bertongkah arus keras mengalir
Derasnya sama dan kemas
Kerap dan malar selalu mengusir
Lalu bagaimana hendak kutulis
Seribu garit yang terguris
Sekadar calar
Perit di lengan dan betis
Ombak menunduk
Mematah bongkak leher berlekuk
Tika gres terkejar maritim yang lepas
Katanya
“Jangan disia setitik pengalaman
Tiap masin itu peluhmu”
Muara sampaumur pun tak luak berkata
menyeru ku kembali mengisi ruang
Katanya
“Kau masih belum bersedia
Dunia ini permainan tak berupa”
Mahu tak mahu
Ku tetap nelayanNya
Andai tak diduga bukan manusia
Selagi bernyawa, ku coba
Semua cabar dan uji rohani
Kan ada artinya
Ku jala pahala, menebar doa
Ku kail nikmat, dosa melekat
Ku tangguk sihat, tersedak sakit
Janji ku cuba,
janji ku duga
Tiap sukar dan sempurna
Selagi hati belum mati, selagi rasa bertapak di dada, selagi jiwa mendamba cahaya, selagi
jasad menuntut sihat, selagi hidup selubung sejahtera
Selagi itu, Kau Ku panggil yang Maha Esa
Puisi Alam: Terbanglah Merpatiku
Oleh NN
Merpati sayapmu menari merajut awan
Merpati sayapmu putih suci menawan
Waktu terus mengalir bagai bengawan
Merpati teruslah menari, teruslah kawan
baca juga: 114 Puisi Pahlawan, Perjuangan, Kemerdekaan Indonesia Yang Menginspirasi
Mengapa matamu sayu
Pelan kedipmu terhuyung huyung
Samudera hidup masih merayu
Merpati teruslah, teruslah mendayung
Masihlah berwarna sang pelangi
Masih ada merah masih ada jingga
Masihlah kau harum mewangi
Masihlah saya padamu bangga
Hari esok sedang menunggu
Hilangkan gundah, buang gerah
Merpati bentangkan tawamu
Usir gelisah dari jiwamu
Jangan biarkan angin membawamu
Tunjukkan pada semua wibawamu
—
Senja Di Sudut Ufuk Timur
Oleh Safi’i Pagurawan
Indah langit mega memerah siang berlalu tanpa pamit
jenuh bau tanah mulai tak berdaya genggam dayung
bahtera rapuh,
jatuh keringat mu ibarat tak hampa
meniti kehidupan yang sebatas asa,
sayu adzan belum berlalu pandangan ketepi namun belum berujung
lengah ombak seolah kesempatan
Bersujud menatap, mengharap nirwana,
langgam mendayu riuh camar sudah punah
di telan sang senja,
kayuh perahu tak padam di tengah kelam,hanya berteman sang bayu yang bisu menyelimuti tubuh
renta mu,di sudut ufuk timur kau terus berhayal
kosong.
Jarak demi jarak mulai kemudian setiap jengkal untuk
membunuh kerinduan yang di lengah kan waktu,tak
tahu rejeki ini hari entah cukup entah tidak,namun senyum mu seolah menutupi beban yang begitu
kejam tuk di lalui.
Malam ini kau pejam kan mata mu semoga esok tak di
lampau oleh embun.
Bahtera mendayu di damping ilahi semesta saksi.
baca juga: 16 Puisi Untuk Ayah Yang Indah Dan Mengharukan
—
Puisi Angin Dan Kemegahannya
Oleh Gyasbudyanto
Angin…..
Begitulah kita tau akan namanya.
Angin tak sanggup kita rengkuh.
Namun kita sanggup mencicipi sentuhannya.
Angin sanggup bermanfaat bahkan juga bersahabat.
Hingga kita sanggup menikmatinya.
Namun ….
Kemarahan angin tak sanggup kita menduga.
Diantara kuasanya, angin meluluh lantakan semuanya.
Tanpa ada yang tersisa di hadapannya.
Angin….
Bisa menjadi kabar senang untuk mu.
Bahkan sanggup menjadi kabar info bertopeng rindu.
Pahamilah….
Kabar apa yang angin bawa untuk mu.
Angin…..
Tetaplah akan menjadi angin.
Kemana pun ia akan berhembus.
Kita tak akan pernah tau arah dan tujuannya.
Itu lah angin dan kemegahannya.
—
Puisi Alam Tentang keindahan Pohon
Puisi Alam: Pohon
Oleh Meirantika
Ku merawat dan menjagamu dari tumbuh tunas hingga kau penuh akar
kuhilangkan dahagamu dikala kehausan
read: 43 Puisi Lucu Humor Yang Kreatif dan Bikin Ngakak
Mengapa saya ibarat itu ?
aku takut,aku takut jikalau harus kehilangan bumi pertiwi
kadang orang lain pun merasa takut
tapi itu bukan lantaran hantu yang singgah di tubuhmu
Bukan lantaran semut-semut merah yang berbaris di tubuhmu
tapi mereka takut kehilangan nafas mereka
aku akan terus menjagamu dan berusaha tak menyakitimu
kan ku singkirkan orang yang berusaha menyingkirkanmu
karena kau sangat berkhasiat untukku, untuknya dan mereka
—
Puisi: Alam dan Manusia
Oleh Kahlil Gibran
Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis menyesali janjkematian anaknya dan saya kemudian bertanya, “Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?’ Dan sungai itu menjawab, ‘Sebab saya dipaksa mengalir ke kota daerah Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk.”
Dan saya mendengar burung-burung menangis, dan saya bertanya, “Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?”
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku, dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata, “Anak-anak Adam akan segera tiba di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami yaitu musuhnya. Kami kini terpisah di antara satu sama yang lain, alasannya yaitu kami tidak tahu siapa di antara kami yang sanggup selamat dari kejahatan Manusia. Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi.”
Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota. Kupandangi keindahan ini dan saya bertanya kepada diriku sendiri, ‘Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?’
baca juga:
14 Puisi Cinta Romantis Ungkapan Rasa Terbaru
22 Puisi Persahabatan, Kumpulan Puisi Sahabat Sejati
Puisi Garam Geram
Oleh Ali Amrullah
Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
“Jarangan” penuh tak pernah mengalir
Tak ada air “Jokan”
Apalagi “Snitan”
Geram garamku gemuruh terus menggelegar
“Glinding” menganggur
“Kerokan” manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu “Meleram”
“Ngeleb” apalagi…
Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25
Geram garamku
Aku pun geram…
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan
“Kumbang” dulu romantis
“Laut” pun selalu senyum manis
Kini…
“Barat” menyeringai
Aku tak perlu lagi geram
Geram garamku kian musnah di naungan Allahumma
Berharap kemarau tiba sebelum imsak tahun depan
Agar kami masih sanggup makan
Minum
Tidur
Bernaung
Berkumpul
Layaknya manusia
28 Oktober 2011
Aku tak perlu geram…..
Meski saya perlu garam.
—
Puisi Alam: Global Warming
Oleh Dhimas Mega Putra
Makin canggih peradaban teknologi
Makin banyak terdapat polusi
Kini pemanasan global terjadi
Di seluruh belahan Bumi ini
Manusia tak sadar perbuatannya
Yang merusak lingkungannya
Hewan dan tumbuhan juga merasa
Lingkungannya dirusak manusia
Panas menyengat kulit manusia
Bencana terjadi dimana-mana
Semoga saja semua manusia
Takkan lagi merusak lingkungannya
—
Puisi: Permainya Desaku
Oleh NN
Sawah mulai menguning
mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah.
Padi yang hijau
siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai – ramai memotong padi
Gemercik air sungai
begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai
read: 24 Puisi Ibu, Syair Indah Untuk Bunda Tersayang
—
Puisi Alam: Penghijauan
Oleh Nur Mustafidah
Nun Jauh di sana….
Terdapat tangan – tangan jahil ,
Merusak dan mencemarkan Alam…
Tak Kenal rasa iba…
Kini terlihat sudah…
Bencana tiba melanda!
Menimpa makhluk yang tak berdosa…
Karena ulah mereka…
Sadarlah kau manusia!
Janganlah kau berbuat begitu,
Mari kita lakukan penghijauan
Demi melestarikan alam….
Sumber http://syahrulanam.com
0 Response to "✔ 30+ Puisi Perihal Alam Dan Lingkungan Lengkap"
Posting Komentar