iklan

Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja

     Apa itu Kesehatan Reproduksi Remaja ?  Kesehatan Reproduksi Remaja ialah seuatu keadaan kesehatan yang tepat secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau ketaknormalan dalam segala aspek yang berafiliasi dengan system reproduksi.Berikut saya bagaikan secara mendetail mengenai pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja sebagai berikut : 


KATA PENGANTAR
        Puji syukur yang pantas Saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa lantaran dengan rahmat dan karunia-Nya Saya telah menuntaskan Makalah “ KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA “. Makalah ini dengan penuh rasa syukur lantaran sanggup menuntaskan Makalah ini tepat pada waktunya.
       Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya Makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi Kita semua dalam cara menulis laporan karya tulis ilmiah yanbg benar. Sekian dari penulis semoga makalah ini bermanfaat. 

Tegal, 24 Februari 2019
Penulis

BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
     Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan problem yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi lantaran mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan ihwal aspek yang berafiliasi dengan problem peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada masa remaja yakni masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan problem kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.
    Kesehatan reproduksi remaja yakni suatu kondisi sehat yang menyangkut system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari ketaknormalan namun juga sehat secara mental serta social.
     Kegiatan secual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap banyak sekali problem kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melaksanakan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang sanggup disembuhkan. Secara global 40% dari semua masalah abses HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998). Oleh lantaran itu penyebaran gosip kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan secara tepat guna semoga sanggup memberi gosip yang benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah. 
     Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi semoga mempunyai gosip yang benar mengenai proses reproduksi serta banyak sekali faktor yang ada disekitarnya. Dengan gosip yang benar, dibutuhkan remaja mempunyai sikap dan tingkah laris yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi

Baca Juga

1.2  Perumusan Masalah
1. Apa itu kesehatan reproduksi remaja?
2. Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?
3. Apa saja dampak negatifnya bila kita tidak bisa menjaga kesehatan reproduksi sendiri?
4. Apa saja penyakit yang penyerang sistem reproduksi?
5. Bagaimana cara menjaga kebersihan dan kesehatan eksklusif bagi remaja

1.3  Tujuan Penelitian
1. Agar remaja mengetahui arti dari kesehatan reproduksi remaja (KRR).
2. Agar remaja sanggup mengetahui betapa pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas.
3. Untuk mengetahui dampak negativenya bila kita tidak menjaga kesehatan reproduksi sendiri.
4. Agar kita mengetahui banyak sekali penyakit yang menyerang alat reproduksi.
5. Agar remaja sanggup mengetahui cara yang baik dan benar tentang.
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja
        Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi organ hormonal serta imbas lingkungan. Factor-faktor ini berafiliasi dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang tepat secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau ketaknormalan dalam segala aspek yang berafiliasi dengan system reproduksi.
    Reproduksi yakni suatu proses kehidupan insan dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi yakni keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas dari absensi penyakit atau ketaknormalan semata, yang berafiliasi dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
     Kesehatan reproduksi berdasarkan Depkes (2004) yakni keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa kesehatan reproduksi yaitu meliputi kondisi dimana perempuan dan laki-laki dapat 
     melakukan hubungan sec secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, perempuan dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja yakni suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari ketaknormalan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).

2.2  Hal yang berafiliasi dengan Kesehatan Reproduksi Remaja
   Hal yang berafiliasi dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai ketika pematangan secual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi perilakumu.
    Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, lantaran setiap orang mempunyai perbedaan ketika kematangan seceual. Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun.
      Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan  PBB ihwal perjaka kurun usia   14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja Indonesia yakni 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk memilih batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa insan berdasarkan perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1.  Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2.  Umur 5 –12 tahun: masa pembangkang (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya kebijaksanaan (rasio), kebijaksanaan (reason) dan kesadaran diri (self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan emosi.
Baca Juga : Makalah Sistem Dan Pelayanan Kesehatan Di indonesia
a.      Perkembangan Fisik pada Remaja
     Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ secualnya, dimana biologik hingga pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri  sekunder individu remaja yakni pada laki-laki tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada perempuan tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:
a) Pada pria, semenjak usia ini t3st1s akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan p3enis sanggup dipakai untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang laki-laki sanggup menghasilkan puluhan hingga jutaan sperma sekali 3j4kulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.
b) Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin perempuan mempersiapkan uterus (rahim) untuk mendapatkan hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan v@gin@ sebagai akseptor p3enis ketika senggama. Sejak ketika ini perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi yakni proses keluarnya ovum dari ovarium dan bila tidak dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi yakni insiden alamiah keluarnya darah dari v@gin@ yang berasal dari uterus jawaban lepasnya endometrium sebagai jawaban dari ovum yang tidak dibuahi.
b.      Perkembangan Psikosial pada Remaja
     Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laris anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
a.       Menerima kenyataan (realitas) jasmani
b.      Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
c.       Menjalankan peran-peran sosial berdasarkan jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
d.      Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang renta atau orang remaja lain.
e.       Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
f.       Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan  atau jabatan.
g.      Mencapai kebebasan ekonomi, merasa bisa hidup dengan nafkah sendiri.

2.3  Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
a)      Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
      Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu jawaban dari kurangnya pengetahuan remajamengenai sikap secual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi masalah kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru ibarat kehamilan tidak akan terjadi apabila melaksanakan hubungan sec gres pertama kali, atau pada hubungan sec yang jarang dilakukan, atau hubungan sec dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan sec dilakukan sebelum atau setelah menstruasi, atau hubungan sec dilakukan dengan memakai teknik coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007).
     Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang menyampaikan untuk menghindari kehamilan maka hubungan sec dilakukan di antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melaksanakan hubungan sec diantara dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa bahwasanya masa anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang perempuan (Notoatmodjo, 2007).
      Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.
Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan kehamilan yakni melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa ajal ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari ajal ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja sanggup menjadikan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, ajal perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).
b)     Aborsi
    Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan yakni terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan banyak sekali macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran yakni kehamilan berhenti lantaran faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 pengguguran sekitar 60,0% dilakukan oleh perempuan yang tidak menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan pengguguran yang tidak kondusif (unsafe abortion). Aborsi tidak kondusif (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor mengakibatkan ajal ibu.
      Menurut Hawari (2006), pengguguran yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja lantaran alasan medik. Praktek ini sanggup dipertimbangkan, sanggup dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar aturan agama, haram berdasarkan syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).
c)      Penyakit Menular Seksual (PMS)
     Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular secual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul jawaban dari prilaku secual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, lantaran remaja atau anak muda yakni kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular secual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS yakni golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melaksanakan hubungan sec yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melaksanakan anal sec mengakibatkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), ibarat Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melaksanakan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital mengakibatkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada kawasan genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
     Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit menular secual (PMS) pada remaja yakni faktor biologi, faktor psikologis dan perkembangan kognitif, sikap secual, faktor legal dan etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.
d)     HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome)
     AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yakni suatu sindrom atau kumpulan tanda-tanda penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium selesai abses virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) yakni retrovirus RNA tunggal yang mengakibatkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko mengakibatkan HIV pada remaja yakni perubahan fisiologis, aktifitas sosial, abses menular secual, prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang sanggup menjadi resiko penyebab abses dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berafiliasi dengan jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi.
    Aktifitas secual tanpa perlindungan merupakan resiko sikap yang paling banyak pada remaja. Hubungan secual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan secual yang berafiliasi dengan transmisi HIV yaitu v@gin@l, oral, dan anal.
Baca Juga : Kegiatan Laporan Hasil Penyuluhan Kesehatan
2.4  Jenis-Jenis Penyakit yang Menyerang Reproduksi Remaja
Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1.      Gonorrhea (GO)
     Penyakit yang disebabkan basil Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari setelah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan sec.
2.      Sifilis (Raja Singa)
      Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang kala hingga 3 bulan setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan sec. Setelah itu beberapa tahun sanggup berlalu tanpa gejala.
3.      Herpes Genitalis
     Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari setelah masuk ke tubuh melalui hubungan sec.
4.      Trikomoniasis Vaginalis
    Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan sec.
5.      Charcroid
Penyebabnya yakni basil Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui hubungan secual.
6.      Klamida
Penyakit menular secual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7.      Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)
Penyebabnya yakni virus Human Paipilloma.

2.5  Penyebab Timbulnya Penyakit PMS/HIV yang Menyerang Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Hubungan sec dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui v@gin@, dubur, maupun mulut.
b. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang terkotori HIV.
c.  Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
d.  Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

2.6  Cara Menanggulangi Penyakit PMS/HIV yang Menyerang System Reproduksi
a.   Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
b.   Tidak melaksanakan hubungan secual sebelum menika.
c.   Berani menolak undangan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
d.   Pilih teman yang berakhlak baik.
e.  Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak melakukan   hubungan secual dengan orang lain.
f.   Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

2.7  Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Pribadi Bagi Remaja
    Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan banyak sekali pengakit infeksi, menjaga kesejukan dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak acara gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan abu melekat pada tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit abses yang timbul antara lain
1.    Infeksi pencernaan
2.    Kulit
3.    Tangan
4.    Kaki
5.    Kuku
6.    Alat kelamin

2.8  Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
     Penanganan yang dilakukan untuk mencegah problem kesehatan reproduksi remaja yakni melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini dibutuhkan orang renta harus bisa memberikan gosip ihwal kesehatan reproduksi dan sekaligus memperlihatkan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.
Peer group dibutuhkan bisa tumbuh menjadi peer educator yang dibutuhkan sanggup membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, lantaran institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
    Kesimpulan dari makalah ini bahwa kesehatan reproduksi remaja itu sangat berkaitan erat dengan remaja pada ketika mereka mengalami masa pubertas. Jika kita tidak bertanggung jawab dengan yang kita lakukan maka akan mengakibatkan dampak bagi diri kita di kehidupan mendatang.

3.2 Saran
    Saran yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling penting bagi remaja yaitu mengendalikan nafsu birahi lantaran kegagalan mengendalikan nafsu birahi pada masa remaja sanggup menjadikan kehamilan atau PMS. Mengingat pergaulan remaja ketika ini yang tidak terbatas sehingga pengetahuan ihwal alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk mencegah dan menghindari terjadi hal-hal yang merugikan remaja.

DAFTAR PUSTAKA
www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubunga_De gan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1
www.google.com/gtw/x?client=ms-samsung&a=kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=_3Byr9c7
www.google.com/gwt/x?site=universal&client=ms-samsung&q=latar+belakang+masalah+kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=Jh1XT8CCFKWwiQe6RQ&ved=0CASQFjAC&hl=id&source=m&rd=1&u=meowwwhoney.blogspot.com/search?q=makalah-sistem-dan-pelayanan-kesehatan
meowwwhoney.blogspot.com/search?q=makalah-sistem-dan-pelayanan-kesehatan
meowwwhoney.blogspot.com/search?q=makalah-sistem-dan-pelayanan-kesehatan

Sumber http://sekolahmaning.blogspot.com

Related Posts

0 Response to "Makalah Kesehatan Reproduksi Remaja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel