Makalah Seni Administrasi Pembelajaran Terpadu
Makalah ini di buat untuk memenuhi kiprah guru bahasa indonesia dimana diharuskan membuat makalah wacana taktik pembelajaran terpadu dan bagi siwa/siwi yang sedang mencari makalah taktik pembelajaran terapadu saya bagikan misalnya sebagai berikut :
STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU
MAKALAH
disusun untuk menuntaskan kiprah bahasa Indonesia
Oleh
Adenia Riyanti (01)
Aulia Ni'matul Silmi (04)
JASA BOGA
SMK NEGERI 1 TEGAL
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt dikarenakan telah menawarkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis sanggup menuntaskan penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Terpadu”.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kiprah dan pemberian dari semua pihak. Ungkapan terima kasih disampaikan khusus kepada Istianatul Khaeriah, S.Pd, Guru Pengampu yang telah membimbing, menawarkan arahan, dan saran dengan penuh kesabaran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Tegal, 23 April 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salam konteks pembelajaran, taktik dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar/guru dalam membuat suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar biar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sanggup tercapai dan berhasil. Strategi berarti pilihan pola kegiatan berguru mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan yang efektif.(Sabri,2007:2).
Strategi berguru mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan mekanisme yang akan dipakai untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu.dengan kata lain,strategi berguru mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yanh cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Hamdani,2011:19).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi,strategi,metode,dan teknik berguru mengajar?
2. Apa saja konsep dasar taktik berguru mengajar?
3. Apa saja jenis-jenis taktik berguru mengajar?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemilihan taktik berguru mengajar? Bagaimana pengembangan taktik pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan strategi,metode,dan teknik berguru mengajar.
2. Menjelaskan konsep dasar taktik berguru mengajar.
3. Menjelaskan jenis-jenis taktik berguru mengajar.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan taktik berguru mengajar.
5. Menjelaskan bagaimana pengembangan taktik pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini yakni sebagai berikut :
1. Bagi guru sebagai sumber informasi wacana efektivitas penggunaan taktik pembelajaran.
2. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hasil berguru penerima didiknya.
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Landasan Tertulis
Beberapa teori yang menjadi landasan tertulis dalam penulisan makalah ini mencakup (1) Definisi Strategi,metode,dan teknik berguru mengajar, (2) Konsep dasar taktik berguru mengajar, (3) Jenis-jenis taktik berguru mengajar, (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan taktik berguru mengajar, (5) Pengembangan taktik pembelajaran. Berikut klarifikasi mengenai teori-teori tersebut.
2.1.1 Definisi strategi,metode,dan teknik belajar
Jika anda seorang pelajar atau guru, tentunya anda harus tahu beberapa definisi yang berkaitan dengan strategi,metode,dan teknik berguru mengajar. Dalam baba ini akan di bahas wacana hal-hal tersebut.
2.1.2 Definisi belajar,mengajar,dan pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Belajar yakni berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut beberapa definisi berguru berdasarkan para ahli.
a. Menurut Gage, berguru yakni proses di mana suatu organisme berubah perilakunya akhir dari pengalaman.
b. Menurut Skinner, berguru yakni suatu proses pembiasaan atau penyesuaian tingkah laris yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami suatu perilaku, pada dikala orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jikalau ia tidak berguru rensponsnya menurun. Dengan demikian, berguru diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.
c. Menurut Robert M Gagne, berguru yakni suatu proses yang kompleks dan hasil berguru berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Berdasarkan beberapa definisi berguru tersebut sanggup disimpulkan bahwa berguru intinya berbicara wacana tingkah laris seseorang berubah sebagai akhir pengalaman yang berasal dari lingkungan. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa biar terjadi proses berguru atau terjadinya perubahan tingkah laris sebelum kegiatan berguru mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan banyak sekali pengalaman berguru yang akan diberikan pada penerima didik dan pengalaman berguru tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Bila terjadi proses belajar, bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya gampang dipahami lantaran jikalau ada yang berguru sudah tentu ada yang mengajar dan begitu juga sebaliknya. Dalam proses berguru mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai, serta sifat-sifat pribadi, biar proses itu sanggup berlangsung dengan efektif dan efisien.
Tujuan berguru yakni sebagai berikut (A.M., 1986: 28-31)
1. Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan be. rpikir.
2. Penanaman konsep dan keterampilan.
3. Pembentukan sikap
Robert M Gagne (dalam djamarah dan Aswan Zain, 2010:12-18) membedakan pola-pola berguru penerima didik ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
A. Belajar Tipe 1: Signal Learning (Belajar Isyarat)
Signal learning sanggup di artikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar sikap bersifat involuntary (tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya). Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya.
B. Belajar tipe 2: Stimulus-Respons Learning (Belajar-Stimulus Respons)
Tipe berguru 2 ini termasuk dalam instrumental condoting atau berguru dengan trial dan error (mencoba-coba). Kondisi yang diharapkan untuk berlangsungnya tipe berguru ini yakni faktor inforcement.
C. Belajar tipe 3: Chaining (Rantai atau Rangkaian)
Chaining yakni berguru menghubungkan satuan ikatan S-R (Stimulus-Respons) yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diharapkan dalam tipe berguru ini yakni secara internal, anak didik sudah harus Terkuasai sejumlah satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu, Prinsip kesinambungan, pengulangan, dan reinforcement tetap penting dalam berlangsungnya proses ini.
D. Belajar Tipe 4: Verbal Association (Asosiasi verbal)
Bentuk verbal association yang paling sederhana yakni jikalau diperlihatkan suatu bentuk geometris dan anak sanggup menyampaikan "bujur sangkar" atau menyampaikan "itu bola saya", jikalau dilihat bolanya. Sebelumnya, anak harus sanggup membedakan bentuk geometris biar sanggup mengenal "bujur sangkar" atau mengenal "bola", "saya", dan "itu" . Hubungan itu terbentuk,jika unsur unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera mengikuti yang lain (contiguity).
E. Belajar Tipe 5: Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
Maksud dari tipe berguru ini yakni berguru mengadakan pembeda. Dalam tipe ini, anak didik mengadakan seleksi dan pengujian di antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya,kemudian menentukan pola-pola respons yang dianggep paling sesuai.
F. Belajar Tipe 6: Concept Learning (Belajar konsep)
Tipe berguru ini yakni berguru pengertian. Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya,ia membentuk suatu pengertian atau konsep. Belajar konsep mungkin lantaran kesanggupan insan untuk mengadakan representasi internal wacana dunia sekitarnya dengan memakai bahasa.
G. Belajar Tipe 7: Rule Learning (Belajar aturan)
Merupakan berguru membuat generalisasi, hukum, dan kaidah. Pada tingkat ini, siswa berguru mengadakan kombinasi banyak sekali konsep dengan mengoperasikan kaidah- kaidah kebijaksanaan formal (induksi, deduksi, analisis, sintesis, asosiasi,diferensiasi,komparasi,dan kausalitas) sehingga siswa sanggup menemukan konklusi tertentu yang selanjutnya sanggup dipandang "rule": prinsip, dalil, aturan, hukum, kaidah, dan sebagainya.
Belajar aturab banyak terdapat dalam pelajaran disekolah. Aturan ini terdapat dalam tiap mata pelajaran.
H. Belajar Tipe 8: Problem Solving (Pemecahan masalah)
Problem Solving yakni berguru memecahkan masalah. Pada tingkat ini, anak didik berguru merumuskan masalah, menawarkan respons terhadap rangsangan yang yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik yang memakai banyak sekali kaidah yang telah dikuasainya. Langkah-langkah memecahkan masalah yakni sebagai berikut :
• Merumuskan dan menegaskan masalah
• Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis
• Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan
• Mengadakan pengujian atau verifikasi
Mengajar mencakup segala hal yang guru lakukan didalam kelas. Sementara itu, pembelajaran yakni suatu acara yang dengan sengaja untuk memodifikasi banyak sekali kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
Baca Juga : Makalah Sistematika Karya Ilmiah Bahasa Indonesia
2.1.3 Definisi taktik berguru mengajar
Strategi berasal dari kata yunani,strategia,yang berarti ilmu perang atau panglima perang .Menurut KBBI, taktik yakni ilmu dan seni memakai semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.
Ada 4 taktik dasar dalam berguru mengajar yang mencakup hal-hal berikut ( Djamarah dan Aswanzain, 2010:5-6)
1. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laris dan kepribadian anak didik sebagaimana diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan berguru mengajar berdasarkan aspirasi dan pangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menerapkan prosedur,metode,dan teknik berguru mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga sanggup dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan, sehingga sanggup dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan penilaian hasil kegiatan berguru mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Strategi berguru mengajar berdasarkan J.R.David mencakup rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
2.1.4 Definisi metode berguru mengajar
Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk membuat situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses berguru dan tercapainya prestasi berguru anak yang memuaskan.
Berikut ini yakni beberapa metode pembelajaran yang sanggup dipakai disekolah atau perguruan tinggi tinggi.
A. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara berguru atau mengajar yang menekankan pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar(pelajar aktif, pelajar pasif).metode ceramah dipakai lantaran hal-hal berikut:
1. Jumlah khalayak cukup banyak
2. Guru akan memperkenalkan materi pelajaran baru
3. Khalayak telah bisa mendapatkan informasi melalui kata-kata
4.waktu terbatas, sedangkan materi/informasi banyak yang akan disamp aikan
Keterbatasan metode ceramah disebabkan oleh hal-hal berikut:
1.Metode ceramah tidak sanggup menawarkan kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuannya kurang tajam.
2. Metode ceramah kurang memberi kesempatan kepada para penerima didik untuk berbagi keberanian mengemukakan pendapatnya.
3. Metode ceramah kurang cocok dengan tingkah laris kemampuan anak yang masih kecil.
4. Keberhasilan penerima didik tidak teratur
B. Metode Tanya Jawab
Merupakan metode guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan merupakan perbuatan(hal) bertanya, ajakan keterangan, atau sesuatu yang ditanyakan. Melalui pertanyaan penerima didik didorong untuk mencari dan menenukan tanggapan yang tepat dan memuaskan.
Proses menemukan tanggapan sanggup dilakukan dengan membaca, meneliti, atau diskusi. Membaca informasi dari banyak sekali sumber yakni salah satu teknik untuk menemukan jawaban.
Kebaikan metode tanya jawab yakni sebagai berikut :
a. Metode tanya jawab sanggup memperoleh sambutan yang lebih aktif.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang sanggup dibawa ke arah diskusi.
kelemahan metode tanya jawab antara lain sanggup menjadikan penyimpangan dari pokok persoalan. Hal itu sanggup terjadi jikalau kelompok siswa memberi tanggapan atau mengajukan pertanyaan yang sanggup menjadikan masalah gres dan menyimpang dari pokok persoalan.
C. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Berikut ini yakni jenis-jenis diskusi :
Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis, serta tisak ada pendengar.
a. Diskusi panel, yaitu diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum dihadapan khalayak, pendengar, atau penonton, khalayak diberi kesempatan untuk bertanya dan menawarkan jawaban.
b. Seminar, pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan hebat (guru besar, pakar, dan lain sebagainya). Tujuan diskusi jenis ini tidak unruk memutusakan sesuatu. Seminar sanggup bersifat tertutup atau terbuka.
c. Simpossium, yaitu pertemuan dengan beberapa pembicara dengan mengemukakan pidato singkat wacana topik tertentu atau wacana beberapa aspek dari topik yang sama. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran.
d. Konferensi, yaitu rapat pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
D. Metode Kerja Kelompok
Tujuan kerja kelompok yakni biar siswa bisa bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Kebaikan-kebaikan metode kerja kelompok yakni sebagai berikut :
1. Membiasakan siswa bekerja sama menurut paham demokrasi, menawarkan kesempatan kepada mereka untuk berbagi sikap musyawarah dan bertanggung jawab.
2. Kesadaran akan adanya kelompok menjadikan rasa kompetitif yang sehat.
3. Guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara individual.
4. Melatih kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
E. Metode Pemberian Tugas
Adalah cara penyajian materi pelajaran dimana guru menawarkan kiprah tertentu biar siswa melaksanakan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan.
Metode pemberian kiprah mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri.
2. Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasiakan dan mengomunikasikan sendiri.
3. Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan.
4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
5. Dapat berbagi pola pikir dan keterampilan anak.
Adapun jenis jenis kiprah yang sanggup diberikan kepada siswa yang sanggup membantu berlangsungnya proses berguru mengajar sebagai berikut :
1. Tugas membuat rangkuman.
2. Tugas membuat makalah.
3. Menyelesaikan soal.
4. Tugas mengadakan observasi.
5. Tugas mempraktikan sesuatu.
6. Tugas mendemonstrasikan observasi.
F. Metode Demonstrasi
Adalah peragaan atau pertunjukan wacana cara melaksanakan atau mengerjakan sesuatu untuk menunjukkan bagaimana berjalanya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Perhatian siswa sanggup dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru sanggup diamati.
2. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses pemahaman siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian siswa kepada masalah lain
3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4. Dapat menambah pengalaman siswa.
G. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan bentuk metode praktik yang sifatnya untuk berbagi keterampilan penerima berguru (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata kedalam kegiatan atau ruang berguru lantaran adanya kesulitan untuk melaksanakan praktik didalam situasi yang sesungguhnya.
Metode simulasi mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yabg bersama-sama kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
3. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Baca Juga : Makalah Deskripsi tutur dan kata dalam penawaran dan penolakan
2.1.5 Definisi teknik berguru mengajar
Menurut KBBI, teknik yakni metode atau sistem mengajarkan sesuatu. Dalam proses berguru mengajar,teknik sanggup diartikan cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Ada beberapa yang harus dimiliki oleh seorang pengajar/guru diantaranya yakni pemahaman dan penguasaan teknik penyajian mengajar. Agar penerima didik sanggup berguru secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diharapkan, para pengajar/guru harus memahami dan menentukan taktik pembelajaran dengan tepat.
Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik penyajian mengajar (Iskandarwassid dan Dadang sunendar, 2008:67-70) :
1. Teknik penyajian diskusi
Dalam teknik ini, pengajar membuat terjadinya kegiatan atau interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar informasi, pengalaman, memecahkan masalah sehingga terjadi suasana yang aktif di antara penerima didik.
2. Teknik penyajian kerja kelompok
Pengajar membagi penerima didik menjadi beberapa kelmpok yang terdiri atas lima, enam, atau tujuh orang. Mereka bekerja sama dalam memecahkan.masalah dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
3. Teknik penyajian penemuan
Teknik ini menawarkan kesempatan pada penerima didik untuk menemukan sendiri atau mengalami proses mental. Dalam teknik ini, pengajar hanya membimbing dan menawarkan instruksi serta berusaha meningkatkan acara penerima didik dalam proses belajar.
4. Teknik penyajian simulasi
Teknik ini menawarkan kesempatan kepada penerima didik untuk berperan menyerupai orang-orang yang terlibat atau dalam keadaan yang dihendaki. Bentuk pelaksanaan simulasi ialah peer teaching, sosiodrama, psikodrama, permainan simulasi,dan bermain peran.
5. Teknik penyajian unit teaching
Teknik ini menawarkan kesempatan kepada penerima didik untuk aktif dalam pengajaran unit yang terdiri atas 3 tahap. Yaitu perencanaan, pengerjaan unit,dan kulminasi sehingga penerima didik sanggup berguru secara komprehensif.
6. Teknik penyajian sumbang saran ( Brain storming)
Teknik ini melontarkan masalah kepada penerima didik yang harus dijawab atau ditanggapi oleh mereka sehingga masalah tersebut bermetamorfosis masalah baru.
7. Teknik penyajian Inquiry
Teknik ini bertujuan biar penerima didik terangsang oleh kiprah dan mencari sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri, dan berguru bersama dalam kelompoknya.
8. Teknik penyajian ceramah
Teknik ini dipakai bila tujuan pembelajaran untuk memberikan informasi kepada penerima didik secara lisan.
Jenis-jenis taktik berguru mengajar sanggup dikelompokkan berdasarkan banyak sekali pertimbangan sebagai berikut:
1.Atas Dasar pertimbangan proses pengolahan pesan:
a. Strategi deduktif (dari umum ke khusus)
Strategi berguru deduktif merupakan taktik berguru dengan materi atau materi pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu sanggup berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. deduktif sanggup dipakai dalam mengajarkan konsep, baik konsep kasatmata maupun konsep terdefinisi.
b. Strategi induktif (dari khusus ke umum)
Strategi berguru induktif merupakan taktik berguru dengan materi atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif sanggup dipakai dalam mengajarkan konsep, baik konsep kasatmata maupun konsep terdefinisi.
2. Atas Dasar pertimbangan pihak pengolah pesan:
a. Strategi ekspositorik (bahan dan materi pelajaran diolah oleh guru)
Strategi pembelajaran ekspositori yakni taktik pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud biar siswa sanggup menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian lantaran dalam taktik ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Ausubel mengemukan dua prinsip penting dalam metode ekspositoris yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi pembelajaran bagi siswa, yaitu:
1. Prinsip diferensiasi progresif, yang menyatakan bahwa dalam penyajian pembelajaran bagi siswa, materi, informasi atau gagasan yang bersifat paling umum disajikan lebih dahulu dan gres setelah itu disajikan materi, informasi atau gagasan yang lebih detail (terdiferensiasi). Prinsip ini didasarkan pada pandangan Ausubel bahwa cara berguru yang efektif yakni cara berguru yang mengupayakan adanya pemahaman terhadap struktur dari materi yang dipelajari.
2. Prinsip rekonsiliasi integrative, yang menyatakan bahwa materi atau informasi yang gres dipelajari perlu direkonsiliasikan dan diintegrasikan dengan materi yang sudah lebih dulu dipelajari, sehingga setiap materi yang gres terkait dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan taktik berguru mengajar
adalah:
1. Karakteristik penerima didik
2. Kompetensi dasar yang diharapkan
3. Bahan ajar
4. Waktu yang tersedia
5. Sarana dan prasarana belajar
6. Kemampuan / kecakapan pengajar menentukan dan memakai taktik PBM
Kriteria pemilihan taktik berguru mengajar berdasarkan Gerlanch dan Ely adalah:
1. Efisiesi
2. Efektifitas
3. Kriteria yang lain yaitu tingkat keterlibatan siswa dan kemampuan siswa
2.1.7 Pengembangan Strategi dalam pembelajaran
Pengembangan taktik pembelajaran harus senantiasa dilakukan untuk menumbuhkan semangat dalam belajar. Diantara pengembangan strategi pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran PAIKEMI
2. Pembelajaran Pemecahan masalah (Problem Solving)
3. Pembelajaran Ranah Motorik (pelatihan industry, pelatihan, laboratorium)
4. Pembelajaran Kreatif produktif, pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kuantum
5 Pembelajaran siklus, pembelajaran generative, berguru tuntas dan pembelajaran kooperatif
6. Pembelajaran berbasis computer dan pembelajaran berbasis elektronik (E-Learning).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi merupakan planning yang cermat wacana kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam konteks pengajaran, taktik dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar atau guru dalam membuat suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar biar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sanggup tercapai dan berhasil.
3.2 Saran
Belajar mengajar tidak akan pernah mencapai tujuan, jikalau pengajar dan pembelajar tidak mengindahkan taktik pembelajaran yang benar. Seorang guru bisa memakai banyak sekali bentuk taktik yang dipakai biar siswa tidak merasa bosan pada dikala proses berguru mengajar berlangsung sehingga kelas akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: DEPAG RI, 2009
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pusaka Setia, 2003.
Paturrohmah, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007.
0 Response to "Makalah Seni Administrasi Pembelajaran Terpadu"
Posting Komentar