iklan

Makalah Pendidikan Usia Dini

       Tugas sekolah kali ini akan membagikan makalah perihal pentingnya pendidikan usia dini dimana pendidikan di negara yang kita cintai ini pendidikan terlalu minim terutama di kalangan PAUD/Tk yang kebayakan masyarakat kita mengikuti pendidikan eksklusif ke tingkat dasar/SD.Berikut saya bagikan makalah betapa pentingnya pendidikan usia dini sebagai berikut :

KATA PENGANTAR
     Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan  yang maha esa, lantaran atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menuntaskan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
    Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ MAKALAH PENDIDIKAN USIA DINI”, yang berdasarkan kami sanggup memperlihatkan manfaat yang besar bagi kita semua.
    Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman jika mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada goresan pena yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga sanggup memperlihatkan manfaat kepada kita semua. Semoga makalah ini bermanfaat.
Tegal,   Februari 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
     Pendidikan  merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan bangsa menyerupai bangsa kita Indonesia. Mengingat di Negara yang kita cintai ini, pendidikan masih minim. Terutama PAUD/TK, banyak anak yang mengikuti jenjang pendidikan eksklusif ke pendidikan dasar/SD. Sebenarnya PAUD/TK juga sangat penting, lantaran untuk berbagi contoh pikir anak. Namun warga kita sangat menyepelekan pendidikan usia dini (PAUD/TK).
    Sayangnya banyak orang renta yang menganggap pendidikan anak usia dini tidak begitu penting, dengan alasan tidak ingin anaknya mengalami stres atau kehilangan masa bermain. Padahal, 70 persen pembentukan aksara insan itu dimulai dari usia nol hingga 3 tahun.
   Pendidikan anak usia dini yang orang renta berikan bagi anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi masa untuk perkembangannya di masa yang akan datang. Saat ini telah banyak banyak sekali sekolah taman kanak-kanak memperlihatkan pendidikan yang baik dan berkualitas demi berbagi kemampuan dan talenta dalam diri anak tersebut. Oleh lantaran itu, diharapkan usaha dan orangtua dalam mengajar dan mendidik anak terutama dalam membaca. Mengajar anak membaca tidak harus melihat berapa usia yang tepat untuk mengajarkannya. Yang terpenting disini yaitu Anda berusaha memperlihatkan yang terbaik dalam pendidikannya kelak.
      Oleh lantaran itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Hal ini guna untuk memperbaiki pendidikan di indonesia yang masih minim. Dan untuk mewujudkan hal itu, diupayakan untuk para orang renta biar bisa menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih rendah dulu (PAUD/TK) gres kejenjang yang lebih tinggi. Karena belum dewasa harus menyesuaikan contoh pikirnya terlebih dahulu sebelum melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1)      Untuk membentuk anak yang berkualitas.
2)     Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan mencar ilmu disekolah yang lebih tinggi lagi atau diatasnya.

1.3  Manfaat
Manfaat dari pendidikan usia dini, yakni :
1)      Anak sanggup berkembang lebih baik dalam berbagi contoh pikirnya
2)      Mambantu daya kreativitas anak.
3)      Dapat memperluas wawasan anak untuk pendidikan yang selanjutnya.

1.4  Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian pendidikan usia dini ?
2)      Mengapa pendidikan usia dini sangat penting untuk perkembangan contoh pikir anak ?
3)      Apa saja cara atau metode  yang dilakukan guru didalam pembelajaran anak usia dini ?
4)      Bagaimana tugas orang renta dan metodenya  dalam membelajari anak usia dini ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendidikan anak usia dini
        Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu training yang ditujukan bagi anak semenjak lahir hingga dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui proteksi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani biar anak memliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.
Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai :
1. Titik sentral taktik pembangunan sumber daya manusia.
2. Menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya, lantaran merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.
3. Anak yang mendapatkan training semenjak dini akan sanggup meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada kesudahannya anak akan bisa lebih berdikari dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
4. Merupakan Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.
5. Cerminan diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang. Anak yang mendapatkan layanan baik semenjak usia 0-6 tahun mempunyai impian lebih besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan usaha yang cukup berat untuk berbagi hidup selanjutnya.

2.2 Pentingnya pendidikan usia dini untuk perkembangan contoh pikir anak
      Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang cukup umur telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi perkembangan yang pesat perihal jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan sehabis itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan kuat terhadap perkembangan kognitif.
     Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat kuat terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa.
    Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memperlihatkan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling bersahabat yaitu menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa PAUD pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibuat semenjak usia dini,” terperinci Byrnes.
    Selanjutnya berdasarkan Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, lantaran di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah belum dewasa harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk belum dewasa yaitu persiapan pendidikan mereka di usia dini.
Menurut Erik Erikson dalam Malcolm Knowles ada tahapan-tahapan perkembangan psikososial anak yaitu sebagai berikut:
1. Tahap kepercayaan dan ketidak percayaan (trust versus misstrust), yaitu tahap psikososial yang terjadi selama tahun pertama kehidupan. Pada tahap ini,bayi mengalami konflik anatara percaya dan tidak percaya. Rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekhawatiran akan masa depan.
2. Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada simpulan masa bayi dan masa gres pintar berjalan. Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa sikap mereka yaitu milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa berdikari atau atonomi mereka dan menyadari kemauan mereka. Jika orangtua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengalami rasa malu dan ragu-ragu.
3. Tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiatif versus guilt), yaitu tahap perkembangan psikososial ketiga yang berlangsung selama tahun pra sekolah. Pada tahap ini anak terlihat sangat aktif, suka berlari, berkelahi, memanjat-manjat, dan suka menantang lingkungannya. Dengan menggunakan bahasa, fantasi dan permainan khayalan, ia memperoleh perasaan harga diri. Bila orangtua berusaha memahami, menjawab pertanyaan anak, dan mendapatkan keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan mencar ilmu untuk mendekati apa yang diinginkan, dan perasaan inisiatif semakin kuat. Sebaliknya, jika orangtua kurang memahami, kurang sabar, suka memberi eksekusi dan menganggap bahwa pengajuan pertanyaan, bermain dan kegiatan yang dilakukan anak tidak bermanfaat maka anak akan merasa bersalah dan menjadi enggan untuk mengambil inisiatif mendekati apa yang diinginkannya.
4. Tahap kerajinan dan rasa rendah diri (industry versus inferiority),yaitu perkembangan yang berada eksklusif kira-kira tahun sekolah dasar. Pada tahap ini, anak mulai memasuki dunia yang baru, yaitu sekolah dengan segala hukum dan tujuan. Anak mulai mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.perasaan anak akan timbul rendah diri apabila tidak bisa menguasai keterampilan yang diberikan disekolah.
5. Tahap identitas dan kekacauan identitas (identity versus identity confusion), yaitu perkembangan yang berlangsung selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini, anak dihadapkan pada pencarian jati diri. Ia mulai mencicipi suatu perasaan perihal identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia yaitu individu unik yang siap memasuki suatu tugas yang berarti ditengah masyarakat baik tugas yang bersifat menyesuaikan diri maupun memperbaharui. Apabila anak mengalami krisis dari masa anak kemasa remaja maka akan menyebabkan kekacauan identitas yang menjadikan perasaan anak yang hampa dan bimbang.
6. Tahap keintiman dan isolasi (intimacy versus isolation), yaitu perkembangan yang dialami pada masa dewasa. Pada masa ini yaitu membentuk relasi intim dengan oranglain. Menurut erikson, keintiman tersebut biasanya menuntut perkembangan secual yang mengarah pada relasi secual dengan lawan jenis yang dicintai. Bahaya dari tidak tercapainya selama tahap ini yaitu isolasi, yakni kecenderungan menghindari bekerjasama secara intim dengan oranglain kecuali dalam lingkup yang amat terbatas.
7. Tahap generativitas dan stagnasi (generativity versus stagnation), yaitu perkembangan yang dialami selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas yaitu perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk, ide-ide, dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila generativitas tidak diungkapkan dan lemah maka kepribadian akan mundul mengalami pemiskinan dan stagnasi.
8. Tahap integritas dan keputusasaan (integrity versus despair), yaitu perkembangan selama simpulan masa dewasa. Integritas terjadi ketika seorang pada tahun-tahun terakhir kehidupannya menoleh kebelakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam hidupnya selama ini, mendapatkan dan menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya, merasa kondusif dan tentram, serta menikmati hidup sebagai yang berharga dan layak. Akan tetapi, bagi orangtua yang dihantui perasaan bahwa hidupnya selama ini sama sekali tidak mempunyai makna ataupun memperlihatkan kepuasan pada dirinya maka ia akan merasa putus asa.
Baca Juga : Makalah Dampak Budaya Korupsi Dalam Kehidupan Masyarakat
2.3 Metode guru dalam membelajari anak usia dini
    Pendidikan dini bagi belum dewasa usia (3-6 tahun) merupakan hal yang penting, lantaran pada usia ini merupakan masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan berfikir, kecerdasan, keterampilan serta kemandirian maupun kemampuan bersosialisasi. Pada dasarnya dunia anak yaitu dunia mendasar dari perkembangan insan menuju insan cukup umur yang sempurna.
     Menurut Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1990 perihal pendidikan usia dini, Kelompok Bermain yaitu salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga menyelenggarakan pendidikan usia dinibagi anak usia 3 tahun hingga memasuki pendidikan dasar.
     Selama usia (3-6 tahun),taman kanak-kanak, pusat penitipan belum dewasa dan kelompok bermain semuanya menekankan permainan yang menggunakan mainan. Akibatnya baik sendiri atau berkelompok mainan merupakan unsure yang penting dari kegiatan bermain anak. Bermain dengan teman-teman sebayanya, anak dirangsang dalam kemampuan mental menyerupai kecerdasan, kreativitas, kemampuan sosial yang sangat bermanfaat pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Kegiatan bermain mempunyai arti positif terhadap perkembangan sosial anak. Karena dengan bermain mereka lebih banyak mengenal benda-benda yang berkhasiat bagi perkembangan sosialnya.
     Hal ini sanggup terlihat dengan mengenal benda menyerupai kendaraan beroda empat sanggup berbagi rasa sosial anak dimana benda tersebut sanggup membantu orang lain pergi kesuatu daerah tertentu. Secara lebih jauh sanggup dilihat dengan adanya perkembangan teknologi pertanda makin menariknya teknis dan permainan elektronik bagi anak yang ditunjang oleh situasi dan kondisi dimana belum dewasa sulit menerima sahabat sebaya untuk bersosialisasi sehingga anak sanggup menonton atau bermain sendiri tanpa memerlukan orang lain.
     Dengan demikian metode guru dalam membelajarkan pendidikan anak usia dini yaitu dengan menggunakan metode menghibur yaitu dengan bermain. Bermain sendiri merupakan hak asasi bagi anak usia dini yang sangat penting guna berbagi kepribadianya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, namun merupakan media anak untuk belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak usia dini mempunyai nilai positif terhadap perkembangan kepribadianya.
   Dalam bermain anak mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain anak bekerjsama sedang mempraktekan ketrampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti berbagi dirinya sendiri.
    Dalam kegitan pembelajaran di PAUD pengajar harus mempunyai teknik dan cara mengajar yang baik, yaitu diantaranya :
1.      Cintai dan sayangi anak didik menyerupai anak kita sendiri. Seorang pendidik yang baik akan sanggup meresapi dalam hatinya bahwa ia sangat menyayangi dan menyayangi anak didiknya disekolah menyerupai ia menyayangi dan menyayangi anak-anaknya sendiri dirumah.
2.      Mengajar dengan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Apa yang dilakukan pendidik disekolah dan forum PAUD berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak dalam belajarnya. Setia anak diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan keinginan yang ditanggapi dengan antusias yang sama oleh pendidik.
3.      Berikan penampilan yang terbaik dan terindah dalam mengajar. Seorang pendidik harus memperlihatkan penampilan dan kemmampuan yang terbaik dalam mengajar, contohnya dalam menyanyi seorang pendidik PAUD harus berusaha menyanyi dengan bunyi yang baik dan merdu didengar anak demikian juga dngan aspek-aspek lainya, menyerupai pakaian, cara bersikap, dan sebagainya.
4.      Mengajar dengan penuh semangat dan antusias. Pendidik hrus terlihat bersemangat dan penuh motivasi dalam mengajar, semangat keceriaan yang sesuai dengan dunia anak harus dilakukan biar anak  juga termotivasi untuk mencar ilmu dikelasnya.
5.       Perhatikan setiap sudut keberadaan anak. Pendidik harus jeli mengawasidan memperhatikan anak hingga kesetiap sudut, biar sanggup menangkap setiap gerakan anak. Dalam situasi tertentu kontak mata dengan anak tidak lagi dibutuhkan, lihat seluruh anak dengan rata-rata air diseluruh kepala mereka saja untuk mengetahui keberadaan kawanan secara ebih cepat.
6.      Jangan berteriak-teriak mengulangi perintah yang sama. Kita jangan berteriak-teriak kepada anak untuk mengulang perintah yang sama kepada anak , lantaran semakin kita berteriak dan ulangi maka anak akan semakin mengabaikanya dihari berikutnya. Makara lebih bik tunggu jeda ketika anak sudah damai barulah kita lakukan satu kali perintah dengan terperinci dan tegas.
7.      Gunakan prinsip iklan “kesan pertama begitu menggoda”. Tariklah perhatian anak dengan suatu yang menarik hati untuk mengajak anak memperhatikan kita contohnya dengan bunyi-bunyian, lagu, bentuk, cahaya, gerakan, dll. Sehingga pendidik tidak perlu berteriak-teriak memanggil belum dewasa untuk menarik perhatianya.
8.      Tegas tapi tidak marah. Dalam menerapkan disiplin dan peraturan pendidik harus tegas dan konsisten tetapi tidak terlihat emosi apalagi dengan marah-marah kepada anak. Berikan sebuah janji bahwa kita mempunyai hukum dan batasan tindakan yang harus diperhatikan anak.
9.      Tanggap terhadap keluhan anak tapi tidak pada kemalasan. Pendidik harus menanggapi setiap keluhan anak yang bersifat kamajuan dalam perkembangan mencar ilmu anak, tetapi kadang kita hrus tahu ada anak tertentu yang besikap malas, keluhanya lantaran rasa malas yang dimiliki anak tidak kita berikan toleransi dalam rangka penegakan disiplin pada anak.
10.  Kreativitas yang tinggi. Kreativitas yang tinggi dan selalu up to date harus selalu jadi ciri pendidik PAUD yang baik. Setiap hari kita harus selalu berfikir wangsit apa yang menarik, efektif, dan membantu perkembangan mencar ilmu anak supaya lebih baik. Pendidik PAUD harus selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajar dan mendidik anak-anaknya.
Kunci dari keberhasilan, kesuksesan pendidik PAUD dalam mengajar dan mendidik belum dewasa yaitu komunikasi yang baik. Karena dengan komunikasi yang baik akan terjalin relasi yang baik antara kita sebagai pendidik dengan belum dewasa didik kita. 
Baca Juga : Makalah Pengantar Teknologi Dan informatika
2.4 Peran orang renta dan metodenya dalam membelajari anak usia dini
     Anak merupakan perwujudan cinta kasih orang cukup umur yang sudah siap atau tidak menjadi orang tua. Memiliki anak sanggup mengubah banyak hal dalam kehidupan, yang pada kesudahannya kita dituntut untuk siap menjadi orang renta yang harus sanggup mempersiapkan belum dewasa kita biar sanggup menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.
     Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu hal yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban, dan penuh kejutan. Namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada orang tua.
    Peranan orang renta begitu besar dalam membantu belum dewasa biar siap untuk menjalankan kehidupanya. Anak-anak sudah harus mempunyai kreativitas yang tinggi semenjak dini. Oleh lantaran itu belum dewasa yang mempunyai intelektualitas yang tinggi akan lebih gampang mendapatkan dengan baik semua yang diajarkan . mereka akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, lebih gampang untuk beradaptasi, lebih gampang mendapatkan hal-hal yang baru, dan intelektualitas anak bisa dikembangkan jauh sebelum mereka masuk sekolah. Kondisi menyerupai itulah yang yang menempatkan orang renta sebagai guru pertama bagi anak-anaknya dalam progam pendidikan informal yang terjadi dilingkungan keluarga.
   Dalam membelajari anak usia dini, orang renta juga bisa menentukan metode atau cara pengajaran menyerupai dibawah ini :
Metode Global (Ganze Method)
       Anak mencar ilmu menciptakan suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya, ketika membaca buku, minta anak menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri. Sehingga warta yang anak peroleh dari hasil mencar ilmu sendiri akan sanggup diserap lebih lama. Anak juga terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.
Metode Percobaan (Experimental method)
      Metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melaksanakan percobaan sendiri. Menurut Maryam, staf pengajar di Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan, terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar, menulis atau menggambar kemudian melihat dan melaksanakan percobaan sendiri. Misalnya, anak mencar ilmu perihal tumbuhan pisang, pendidik tak hanya menjelaskan perihal pisang tapi juga mengajak anak ke kebun untuk mengeksplorasi tumbuhan pisang. Dengan mencar ilmu dari alam, anak sanggup mengamati sesuatu secara konkret. Kegiatan ini sanggup dilakukan mulai umur empat hingga 12 tahun.
Metode Resitasi (Recitation Method)
      Berdasarkan pengamatan sendiri, minta anak menciptakan resume. Maryam menambahkan, pada usia 4-12 tahun merupakan masa kritis anak yang selalu menanyakan, Mengapa begini dan begitu?. Misalnya anak bertanya, Mengapa pohon sanggup berbuah? Libatkan anak untuk mengamati proses pembiakan kemudian minta anak menyimpulkannya sendiri.
Metode Latihan Keterampilan (Drill Method)
      Kegiatan yang mewakili metode ini sering Anda lakukan bersama si kecil, yaitu menciptakan prakarya (artwork). Sekolah Learning Vision menggunakan metode ini untuk mendorong anak mencar ilmu menjalani proses ketika menciptakan patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. Selain melatih kemampuan motoriknya, menyerupai menulis, menggambar, menghias dan menggunakan alat-alat. Anda juga sanggup mengajarkan anak berhitung secara konkret.
Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method)
      Berikan soal-soal yang tingkat kesulitannya sanggup diadaptasi dengan kemampuan anak. Lalu ajak anak mencari solusinya bersama-sama.
Metode Perancangan (Project Method )
      Kegiatan yang mengajak anak merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. Salah satu sekolah yang menggunakan metode ini yaitu Tutor Time. Pola pikir anak menjadi lebih berkembang dalam memecahkan suatu duduk perkara serta membiasakannya menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki.
Metode Bagian (Teileren Method)
     Metode pengajaran ini mengaitkan sebagian-sebagian petunjuk yang mengarah pada sesuatu, menyerupai potongan puzzle yang digabungkan satu persatu, sehabis orang renta berhasil mengidentifikasi.
Demikian merupakan metode pembelajaran untuk anak usia dini, metode-metodediatas bisa menjadi pedoman bagi para orang renta dalam mendidik anak biar menjadi anak yang berkualitas, berintelektual, dan berkreativitas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
     Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Pada usia 0-6 tahun merupakan masa pembentukan dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan berfikir, ketrampilan, kemandirian, bersosialisasi dan  kecerdasan. Karena berdasarkan penelitian kecerdasan anak puncaknya terjadi pada ketika umur 4 tahun. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat kuat terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Dan cara atau metode yang tepat dalam mengajarkan anak usia dini yaitu dengan bermain. Karena bermainya seorang anak bukan sekedar mengisi waktu melainkan media untuk mencar ilmu anak, dan setiap kegiatanya dalam bermain memunyai nilai yang positif terhadap perkembangan kepribadianya. Dan dalam bermain anak mempunyai kesematan untuk mengekspresikan sesuatu yang anak itu pikirkan dan rasakan. Sebenarnya dengan bermain anak sedang mempraktekan ketrampilanya dalam berbagi dirinya.

3.2 Saran
       Pendidikan anak usia dini yang orang renta berikan bagi anak merupakan suatu hal yang sangat penting  untuk persiapan kematangan anak dalam mengahadapi masa yang akan datang. Kini telah banyak berdiri  sekolah taman kanak-kanak/PAUD yang memperlihatkan pendidikan yang baik dan berkualitas yang sanggup berbagi kemampuan dan bakatnya. Namun bukan hanya pendidikan disekolahan  saja yang harus dilakukan untuk pendidikan sang anak,  melainkan juga  pendidikan dilingkungan keluarga. Karena pendidikan keluargalah yang sangat menentukan aksara perkembangan anak.
       Oleh lantaran itu diharapkan usaha dan tugas orang renta dalam mengajar dan mendidik anak supaya anak tersebut  mempunyai kreativitas dan intelektualitas yang tinggi. Karena dengan intelektualitas yang tinggi anak akan lebih gampang mendapatkan dengan baik semua yang diajarkan, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, lebih gampang untuk menyesuaikan diri dan lebih mudah  mendapatkan hal baru. Dan untuk mewujudkanya orang renta harus ikut serta dalam berbagi aksara anak yaitu bisa dengan memperlihatkan pendidikan dilingkungan keluarga dengan metode-metode yang sudah tertera diatas. Karena tugas orang renta sangat besar dalam membantu anak untuk menjalankan kehidupan selanjutnya. Dan memperlihatkan pendidikan di sekolahan baik dari jenjang yang lebih rendah ( TK/PAUD) hingga ke jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi).

DAFTAR PUSTAKA
Taqiyuddin, M., (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.tanggal 18 Okt 2014 16:30:15 GMT
Mulyadi, S., (2004) Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta. 23 Okt 2014 19:47:13 GMT.

Sumber http://sekolahmaning.blogspot.com

0 Response to "Makalah Pendidikan Usia Dini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel