iklan

Makalah Sejarah Dan Janji Pendiri Negara Dalam Perumusan Pancasila

    Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa pahlawanya dan kita sebagi penerus bangsa alangkah baiknya kita juga harus tahu dan dipelajari sejarah tetang berdirinya bangsa indonesa.Berikut klarifikasi ihwal sejarah dan akad pendiri negara dalam perumusan pancasila dalam sebuah makalah :

KATA PENGANTAR
     Segala Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,karena atas berkat dan rahmat-NYA lah, sehingga kami sanggup menuntaskan makalah ini sempurna waktu. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
    Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan teima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberi kami support, dan dan banyak ilham dan motivasi-motivasi yang sangat bermanfaat bagi terwujutnya makalah ini. 

Tegal,    Februari 2019

Penyusun
                                                                
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
    Rasa kebangsaan sanggup timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi sanggup juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya. Bila begitu, apa itu rasa kebangsaan? Rasa kebangsanaan yakni kesadaran berbang-sa, yang lahir secara alamiah alasannya yakni adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi usaha masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai impian bangsa bermetamorfosis wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional di mana suatu bangsa mempunyai impian kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berangkat dari rasa dan wawasan kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan maupun semangat patriotisme yang sangat penting artinya guna menjaga kedaulatan negara.
    Bangsa mengandung pengertian kumpulan insan yang sama asal usulnya serta serupa sifat-sifatnya.Namun realitas obyektif menyebutkan kalau definisi tersebut belum sanggup mengakomodasikan pengertian bangsa sebagaimana yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia bukanlah kumpulan insan yang tidak sama asal-usulnya dan tidak pula serupa sifat-sifatnya. Bangsa Indonesia yakni kumpulan dari 500-an suku bangsa dengan 1.025 tapak budaya, yang mendiami 17.504 pulau yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan luas 1.922.570 km persegi. Bahkan nama Indonesia saja bukan orang Indonesia yang mengusulkan, tapi George Samuel Winsor Earl yang pertama kali memakai nama tersebut, mengajukan nama Indunesia sebagai pengganti Hindia Belanda.Pada majalah yang sama,dalam artikelnya James Richardson Logan menentukan nama Indonesia.
     Oleh alasannya yakni itu, penyusun menciptakan makalah dengan judul: Komitmen Kebangsaan  Dan Tegaknya NKRI, Serta Wujud Semangat Dan Komitmen Sumpah Pemuda.
 B.Rumusan masalah
 Berdasarkan keterangan judul di atas, penyusun merumuskan rumusan persoalan sebagai berikut
1.  Apa itu akad kebangsaan?
2.  Apa akad pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara?
3.  Apa nilai kesejarahan sumpah perjaka bagi akad bangsa Indonesia?
4.  Apa saja semangat dan akad sumpah perjaka untuk Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
1.    Komitmen kebangsaan
    Komitmen yakni sikap dan sikap yang ditandai oleh rasa memiliki, memperlihatkan perhatian, serta melaksanakan usaha untuk mewujudkan harapan dan impian dengan sungguh-sungguh.Seseorang yang mempunyai akad terhadap bangsa yakni orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan langsung dan golongan. 
   Selama ini bangsa Indonesia selalu memperingati hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei. Hari yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional ini merupakan tanggal berdirinya satu perkumpulan yang berjulukan Budi Utomo. Perkumpulan ini didirikan tepatnya pada 20 Mei 1908, oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dkk, seorang dokter priyayi Jawa yang merakyat. Tujuan didirikannya organisasi ini menyerupai yang tercantum dalam buku-buku cetak pelajaran di sekolah antara lain untuk meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa dikala itu. Momentum kebangkitan nasional pada 1908 yang lalu, dengan demikian dalam kadar yang masih sederhana sanggup dikatakan sebagai cikal bakal tumbuhnya akad kebangsaan masyarakat Indonesia paska berdirinya kerajaan-kerajaan di bumi nusantara ini.
Baca Juga : Upaya bela negara dilingkungan,sekolah,dan negara
2.    Komitmen pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara
  Sebagai dasar negara melalui proses yang panjang dalam perumusannya. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh telah memperlihatkan pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai usaha dan diliputi dalam semangat kebersamaan. Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara terdapat nilai-nilai juang dan sebagai warga negara yang baik kita harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu antara lain : Para p0juang tersebut mempunyai jiwa dan semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada pita yang dicengkeram burung garuda tertulis “Bhineka Tunggal Ika”. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita yakni satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun.Perbedaan-perbedaan itulah yang menyebabkan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat kejuangan yang di miliki oleh para p0juang indonesia di antaranya yakni sebagai berikut:
a. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap usaha kemerdekaan.
b. Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air di atas kepentingan langsung dan golongan.
c. Jiwa toleransi atau empati antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa.
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
e. Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila mempunyai akad sebagai berikut:
a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pendiri negara mempunyai semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk menyayangi tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan langsung dan golongan menyerupai yang terjadi di masa kini terkait persoalan kekuasaan.
b. Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, menyerupai Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan usaha yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tanpa pandang hulu lagi.
c. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai impian bangsa yang tertera dalam undang-undang dasar 1945  yaitu: merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
d. Melakukan pengorbanan langsung dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.
Baca Juga : Pengertian Demokrasi Sosialisme dan ciri -cirinya
3.Nilai Kesejarahan Sumpah Pemuda
    Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 memperlihatkan rasa kebangsaan yang mulai tertanam dalam jiwa para pemuda. Para perjaka Indonesia mulai meninggalkan sifat kedaerahannya untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa yang dicita-citakan.
   Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu legalisasi dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang sampai kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.yang kita peringati bersama-sama.
      Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh banyak sekali wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari perjaka Tionghoa menyerupai Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie semua itu yakni organisasi.
     Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi perjaka yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda.
   Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) Waterlooplein dulu lapangan banteng kini lapangan banteng ini tidak ada. Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini sanggup memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin ihwal arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang sanggup memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, aturan adat, pendidikan, dan kemaua, dan itulah yang harus kita sadari bersama.
    Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas persoalan pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, beropini bahwa anak harus menerima pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
  Rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak sanggup dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan semenjak dini mendidik bawah umur disiplin dan mandiri,dalam segala sesuatu yakni salah satu dari hal yang diperlukan dalam perjuangan.
     Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
          Isi dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua yakni sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
   Dalam insiden sumpah perjaka yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu yakni lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dihentikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun para perjaka tetap terus menyanyikannya.

4. Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda
     Belajar dari Sumpah Pemuda, ada catatan sejarah yang sangat berharga di dalamnya. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk menggerakan para perjaka untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai sebuah negara.
      Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda. Suatu semangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib dan cita-cita. Yang kemudian dibungkus dengan akad untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa universal antar bangsa, bahasa Indonesia.
      Semangat Sumpah Pemuda mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945 ketika Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas banyak sekali etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu. Kemerdekaan memperlihatkan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
    Semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada sehabis kemerdekaan bangsa Indonesia diraih. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur apabila bangsa Indonesia tidak lagi mempunyai semangat bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
    Pengakuan kita sebagai bangsa Indonesia merupakan bentuk dari paham kebangsaan. Paham kebangsaan disebut juga kesadaran berbangsa. Rasa kebangsaan Indonesia tumbuh dari sejarah panjang bangsa. Berawal dari hasrat ingin bersatu penduduk yang mempunyai latar belakang yang sangat majemuk, kemudian bermetamorfosis keyakinan untuk menjadi satu bangsa yang karenanya dideklarasikan oleh sejumlah perjaka pada dikala Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Berikut kami lampirkan gambar dari teks orisinil sumpah perjaka yang wajib kita ketahui dan kita canangkan dalam diri kita masing-masing untuk tetap memeliharanya karna itu yakni salah satu bentuk semangat akad kebangsaan kita dengan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari dari hal terkecil seperti: melestarikan alam.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Waluyo, Sri. Bahan latih Pendidikan kewarganegaraan,
  2. Drs. H.M. Arifin Noor. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan JurusanKomponen MKU. Pustaka Setia: Bandung 2007.
  3. Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma: yogyakarta 2007.
  4. Kamus besar bahasa indonesia(KBBI).
  5. Journal of the Indian Acrhipelego and Eastern Asia (JIAEA) Volume IV tahun 1850  halaman 66-67.
  6. The Ethnology of Indian Archipelago,di halaman 252–347.
  7.  ( sejarah indonesia untuk SMA/SLTA/sederajat).airlangga: surabaya2005
  8. Roem,Mohammad,Tiga Peristiwa Bersejarah,Jakarta:Sinar Huyada,1972

Sumber http://sekolahmaning.blogspot.com

0 Response to "Makalah Sejarah Dan Janji Pendiri Negara Dalam Perumusan Pancasila"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel