Inilah 9+ Alasan Kenapa (Kami) Menolak Bbm Naik
Sebenernya saya males nulis soal politik, alasannya ialah isinya kebanyakan cuma saling korupsi dan terkesan membodohi rakyat. Saya beri judul dengan memakai kata “kami” alasannya ialah saya yakin banyak teman-teman sekalian yang mencicipi hal yang sama.
Langsung saja nih 9+ alasannya, moga-moga goresan pena ini dibaca oleh mereka yang katanya bangun buat kesejahteraan rakyat (habis nonton ILC jadi semangat).
Langsung saja nih 9+ alasannya, moga-moga goresan pena ini dibaca oleh mereka yang katanya bangun buat kesejahteraan rakyat (habis nonton ILC jadi semangat).
- Setau saya dalam pelajaran sejarah, Indonesia itu negara kaya raya yang bahkan tongkat watu saja jadi tanaman. Kolam susu dimana-mana. Masa buat bayar subsidi BBM aja ga mampu? Ya gak bisa lha wong uangnya entah kemana.
- Banyak anggaran gak masuk nalar menyerupai studi banding, renovasi toilet, pengadaan laptop, pengadaan kendaraan beroda empat gres dan lain sebagainya. Dari anggota pemerintahan paling atas hingga pemerintah kawasan juga sering melaksanakan tindakan tak masuk akal. Kalau ini bisa dihemat bahkan dikurangi, dananya bisa dialihkan buat subsidi BBM kan? Mana yang lebih penting studi banding atau kesejahteraan rakyat? Ato mana yang lebih penting bikin toilet 2 miliar dengan bikin rakyat bisa makan nasi?
- Alasan yang saya dengar tadi di ILC (kalo ga salah dari pak WaMen), bahwa kenaikan BBM ditujukan untuk kesejahteraan rakyat menggandakan negara lain (padahal situasi politik dan rakyatnya beda). Logikanya, jikalau emang itu bisa menciptakan rakyat makin sejahtera, naikkan saja setinggi-tingginya oms!
- BLT tak menuntaskan masalah. Bukankah kenaikkan BBM selalu diikuti dengan kenaikkan harga-harga barang dan materi pangan? Apakah BLT senilai 150ribu/bulan itu bisa mengatasi semua kenaikan tersebut? Bagi orang menengah ke atas dan kaya, kenaikan BBM tak jadi masalah alasannya ialah mereka rata-rata pengusaha yang punya bisnis sendiri. Kalau BBM naik, ya dinaikkan saja harga jualnya, beres kan? Yang ada, rakyat miskin makin miskin. 150ribu ga bisa dibandingkan dengan penderitaan yang belum bisa dihitung seberapa banyaknya.
- Kalaupun benar bisa membantu, BLT hanya dirasakan rakyat miskin. Sedangkan rakyat yang dianggap kaya juga punya hak dan kewajiban yang sama. Kalau BBM tak naik, semua rakyat akan menikmatinya.
- Tuntaskan kasus yang lebih penting, menyerupai korupsi misalnya. Sudah bukan belakang layar lagi jikalau koruptor itu sangat merugikan negara terutama rakyat. Kalau koruptor ditindak dengan benar, uang negara dikembalikan, buat subsidi BBM niscaya akan sangat mampu. Pilih mana, menaikkan BBM yang menyengsarakan rakyat atau menindak koruptor yang mengambil uang rakyat?
- Apakah alasannya ialah banyak pengguna kendaraan beroda empat + motor yang bertambah tiap tahunnya? Uang 500ribu aja sudah bisa buat bawa pulang motor, masuk akal kan kalo konsumsi BBM meningkat dari tahun ke tahun? Toh tak ada larangan dari pemerintah untuk tidak membeli lebih dari satu motor. Kalau pengen jumlah pengguna kendaraan eksklusif berkurang, simpel oms, benahin dulu itu transportasi. Berantas preman dan para pemerkosa yang bikin rakyat jadi males dan takut naik kendaraan umum.
- Banyak yang demo, berarti banyak yang tak puas. Kalau tak puas berarti menderita, dan jikalau rakyat menderita berarti pemerintah gagal.
- BLT tak menciptakan rakyat jadi mandiri, tapi semakin bergantung pada sumbangan pemerintah. Daripada memperlihatkan uang tunai yang dari segi bisnis tak mendidik, mendingan berikan lapangan kerja yang lebih baik atau apapunlah. Setau saya masyarakat yang berdikari akan menciptakan negara menjadi lebih makmur.
Bonus beberapa komentar rakyat yang saya ambil dari page ILC:
Apakah Anda oke dengan komentar rakyat ini?
Saya bukan anggota dewan perwakilan rakyat atau pemerintahan atau anggota politik manapun. Saya cuma rakyat biasa yang jengkel ketika membaca koran isinya informasi mengenai korupsi, studi banding gak masuk akal, toilet 2 miliar, dll sedangkan sekolah aja harus bergelantungan di tali jembatan ala film Indiana Jones. Saya murni rakyat dan saya tidak mencicipi kesejahteraan apalagi ditambah adanya rencana kenaikan BBM.
Simpel aja sih kalo ga mau repot (niru Gus Dur). Tanyakan aja pada rakyat apakah mereka merasa sejahtera dengan kenaikan harga BBM? Bila jawabannya tidak, ya jangan dinaikkan, beres toh persoalan? Kalau pemerintah ngotot menaikkan BBM, patut dipertanyakan ini buat kesejahteraan siapa?
NB: Kalo ada yang mo nambahin, silahkan tulis aja di kolom komentar di bawah, nanti akan saya tambahkan disini.
sumber :
http://gugling.com/2012/03/21/inilah-9-alasan-kenapa-kami-menolak-bbm-naik/
0 Response to "Inilah 9+ Alasan Kenapa (Kami) Menolak Bbm Naik"
Posting Komentar