✔ Bagaimana Cara Eratosthenes Mengukur Keliling Bumi Di Kurun 240 Sebelum Masehi? Ini Jawabannya
Pada tahun 240 SM (Sebelum Masehi), seorang astronom Yunani berjulukan Eratosthenes melaksanakan pengukuran keliling Bumi untuk yang pertama kalinya dalam sejarah kehidupan manusia. Dengan mencatat sudut bayangan di dua kota pada dikala tengah hari ekspresi dominan panas serta dengan memakai pengetahuan ihwal geometri dan jarak antar kota, Eratosthenes sanggup menciptakan perhitungan lingkar bumi secara akurat. Mari kita lihat lebih bersahabat bagaiamana beliau melakukannya.
Erastosthenes tinggal di kota Alexandria, bersahabat muara Sungai Nil di pesisir Laut Tengah, di sebelah utara kota Mesir. Dia tahu bahwa pada suatu hari tertentu setiap tahun dikala tengah hari ekspresi dominan panas, di kota Syene, Mesir Selatan tidak ada bayangan di dasar sumur. Dia menyadari bahwa ini berarti Matahari sempurna berada di atas kepalanya ketika ia di kota Syene kala itu.
Sementara di kota asalnya, yaitu Alexandria yang terletak lebih jauh ke utara dibandingkan dengan Syene, Matahari tidak pernah sempurna berada di atas kepalanya. Dengan fakta ini beliau menyadari bahwa beliau sanggup memilih seberapa jauh keliling bumi di mulai dari Alexandria dengan mengukur sudut yang dibuat oleh bayangan dari benda vertikal.
Dia mengukur panjang bayangan sebuah tongkat di Alexandria dan memakai geometri sederhana untuk menghitung sudut antara bayangan dan tongkat vertikal. Sudut ini ternyata sekitar 7,2o.
Selanjutnya erastosthenes memakai sedikit lebih banyak perhitungan geometri untuk menunjukan bahwa sudut bayangan tongkat akan sama dengan sudut antara Alexandria dan Syene ketika diukur dari sentra bumi. Dari perhitungannya, 72o sama dengan 1/50 dari bundar penuh (50 × 7,2o = 360o). Erastosthenes mengerti bahwa kalau beliau sanggup memilih jarak antara Alexandria dan Syene, maka untuk menghitung keliling bumi dipakai persamaan berikut ini.
360o | = | Keliling Bumi |
7,2o | Jarak dari Alexandria ke Syene |
Dari sinilah keadaan menjadi sedikit rumit. Erastosthenes mempunyai jarak antara dua kota yang diukur. Catatannya mengatakan bahwa jarak antara Alexandria dan Syene ialah 5.000 stadion. Stadion (jamak = stadia) ialah unit atau satuan jarak yang dipakai pada masa itu. Erastosthenes memperkirakan 5.000 stadia itu sekitar 500 mil (800 kilometer). Dia menciptakan asumsi ini menurut waktu yang diharapkan pejalan kaki untuk berpindah daerah dari Alexandria ke Syene. Pejalan kaki tersebut sebelumnya telah dilatih untuk sanggup berjalan dengan panjang langkah kaki yang teratur.
Dengan memecahkan persamaan di atas, beliau menghitung keliling Bumi sebesar 250.000 stadia atau sekitar 25.000 mil (40.000 kilometer) dimana keliling Bumi kalau diukur dengan teknologi canggih dikala ini ialah 40.008 kilometer.
Keterangan:
Circumference = keliling bumi
Akurasi Erastosthenes dalam mengukur keliling bumi dengan memakai satuan stadion mengakibatkan pro dan kontra bagi penulis, sebab pada masa itu memang belum ada satuan panjang secara baku. Untuk satu hal, beliau memakai satuan “stadion” Yunani atau stadion atletik untuk menyatakan jarak atau panjang. Namun, tidak semua stadion dibangun dengan panjang yang sama.
Di Yunani, sebuah stadion setara dengan 185 meter (607 kaki), sedangkan di mesir stadion berjarak sekitar 157,5 meter (517 kaki). Jadi, penulis tidak tahu unit mana yang dipakai Erastosthenes. Jika beliau memakai ukuran Yunani, kesalahan perhitungannya sekitar 16%. Namun, kalau beliau memakai ukuran Mesir, kesalahannya akan berada di bawah 2% dari lingkar bumi yang sebenarnya, yaitu 24.860 mil (40.008 kilometer).
Referensi:
Sumber http://blogmipa-geografi.blogspot.com
0 Response to "✔ Bagaimana Cara Eratosthenes Mengukur Keliling Bumi Di Kurun 240 Sebelum Masehi? Ini Jawabannya"
Posting Komentar