iklan

Peran Teknologi Dalam Pembangunan

Sifat-sifat Teknologi
Djojohadikusumo (1975) membagi teknologi berdasarkan sifatnya menjadi 3 macam, yaitu :
  1. Teknologi maju, yaitu suatu teknologi yang dipersiapkan untuk menghadapi problem yang besar untuk suatu bangsa dalam perkembangan masa depan. Misalnya : teknologi yang menyangkut sumber energi dan mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok dalam bidang teknologi angkasa, laut, dan darat.
  2. Teknologi adaptif, yaitu suatu teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan teknologi di negara-negara maju yang diubahsuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan masyarakat, biar sanggup dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemecahan masalah-masalah konkrit ibarat bidang pangan, permukiman pemeliharaan tanah, dan perkembangan industri. Ukuran-ukuran utama untuk proses penyesuaian dalam pengembangan teknologi kita ialah biar cocok, dengan pertimbangan :
a. perembesan tenaga kerja, 
b. penggunaan materi dalam negeri,
c. neraca pembayaran luar negeri (penambahan devisa dan/atau penghematan).

Teknologi semacam ini bisa meliputi : pengembangan hibrida untuk materi pangan, materi perdagangan, dan teknik bangunan maupun teknologi setelah panen. Aspek ini dengan sendirinya mengandung sifat teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri dalam negeri.

3. Teknologi protektif, yaitu teknologi untuk memelihara, melindungi dan mengamankan ekologi dan lingkungan hidup masa depan yang bisa meliputi konservasi, restorasi dan regenerasi sumber daya alam. Unsur pokok teknologi protektif ialah peningkatan kelestarian, memulihkan kesuburan tanah yang tandus, memanfaatkan tanah alang-alang menjadi tanah garapan, dan sebagainya.

Pembagian atau pembagian terstruktur mengenai teknologi di atas sangat relevan untuk negara-negara sedang berkembang ibarat Indonesia, daripada negara yang sudah maju. Klasifikasi yang umum dalam arti relevan, baik di negara sedang berkembang maupun negara maju ialah pembagian terstruktur mengenai teknologi yang berdasarkan tingkat kemajuannya, yaitu : teknologi maju, teknologi madya, dan teknologi rendah. Tapi dari pembagian terstruktur mengenai ini tidak memberi batasan-batasan yang bisa menyatakan teknologi ini bisa dikatakan maju, teknologi itu bisa dikatakan madya, atau rendah. Apakah dengan kategori jaman (masa depan, sekarang, dan lampau) yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian teknologi tersebut tidak begitu penting lantaran yang banyak bersangkut paut dengan pembahasan masalah ialah pembagian terstruktur mengenai yang pertama sedangkan yang kedua hanya sekedar komplemen saja. Akan tetapi keduanya sama-sama memberi citra mengenai macam-macam teknologi dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi suatu negara.

Memang sepertinya ada relasi antara teknologi dengan kekuatan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan lantaran teknologi merupakan satu-satunya alternatif yang bisa membangun kekuatan ekonomi, lantaran dengan sifatnya yang khas sanggup menekan biaya produksi dan waktu.

Baca Juga

Teknologi dan Kekuatan Ekonomi

1. Negara Maju
Terdapat suatu anggapan yang berpengaruh bahwa perekonomian dunia banyak didominasi oleh negara-negara maju dalam bidang teknologi. Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang merupakan pola konkret negara-negara maju dalam bidang teknologi sekaligus merupakan negara yang berpengaruh pengaruhnya terhadap keadaan ekonomi dunia. Suatu tindakan ekonomi spekulatif dari negara-negara tersebut akan mengakibatkan kegoncangan ekonomi negara-negara berkembang yang system perekonomiannya terbuka. Indonesia misalnya, sudah seringkali mengalami kegoncangan ekonomi sebagai akhir tindakan kelompok negara ini.

Lalu bagaimana dengan masalah taktik dan kebijakan yang menyangkut alih teknologi? Strategi dan kebijakan alih teknologi dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang telah berlangsung pada masa setelah Perang Dunia ke II, pada kenyataannya diatur sedemikian rupa sehingga kolaborasi tidak akan membahayakan penguasaan keunggulan teknologi oleh negara-negara maju. Hal ini sanggup dilihat melalui indikator-indikator yang ada. Biasanya kolaborasi yang diadakan oleh negara-negara maju dengan negara berkembang hanya akan menyangkut teknologi madya atau bahkan teknologi-teknologi yang sudah usang. Jika ada kolaborasi yang menyangkut teknologi tinggi, biasanya banyak syarat serta batasan-batasan sehingga menyulitkan alih teknologi yang diharapkan oleh negara berkembang dalam kolaborasi tersebut.

Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave menganalisis perubahan dan pembaharuan teknologi di dunia. Ia membagi sejarah teknologi menjadi 3 gelombang, yaitu :

Gelombang Pertama (800 BC-1700), atau sebelum adanya revolusi industri, periode ini ditandai dengan adanya penerapan teknologi pertanian. Ciri-ciri masa gelombang pertama ialah penggunaan energi alam, energi ini berupa energi yang tersimpan dalam binatang, hutan, atau eksklusif dari matahari, angin, dan air.

Gelombang Kedua (1800-1970), yaitu masa revolusi industri yang dimulai dengan penemuan mesin uap yang hasilnya berkembang ke teknologi elektronis tingkat tinggi. Atas dasar teknologi ini, maka industri berkembang dengan pesat ibarat industri kerikil bara, tekstil, kereta api, mobil, kimia, dan lain-lain. Cara produksi masal menjadi ciri pada gelombang II ini. Adapun ciri khas gelombang kedua ini ialah adanya garis pemisah yang terang antara produsen dan konsumen.

Gelombang Ketiga (1970-2000), ditandai dengan adanya kemajuan teknologi di bidang :
  1. komunikasi dan pengolahan data,
  2. penerbangan dan aplikasi teknologi angkasa luar,
  3. energi alternatif dan energi yang sanggup diperbarui,
  4. genetik dan bio-teknologi pada umumnya, dengan mikro elektronik serta computer sebagai teknologi intinya.
Di sini terang ke mana arah perkembangan teknologi dunia dari negara-negara maju yang sanggup digunakan sebagai pertimbangan oleh negara-negara berkembang sebagai dasar untuk merencanakan pembangunan teknologinya. Pada gilirannya, nanti negara-negara berkembang tidak hanya menjadi ajang pemasaran barang-barang negara-negara maju tapi sanggup membuatnya sendiri di dalam Negeri setidak-tidaknya untuk keperluan sendiri Jika memungkinkan bisa sebagai komoditas ekspor yang sangat potensial sehingga sanggup memacu pembangunan ekonomi di negara berkembang tersebut.

2. Negara Berkembang
Kedengarannya sehat bahwa di banyak negara berkembang masa depan hanya sanggup diselamatkan melalui teknologi. Rencana-rencana pembangunan yang memakai banyak cakupan, masing-masing dengan taktik tersendiri, sesuai dengan keadaan sumber daya masing-masing Walaupun jalan yang ditempuh memang masih jauh, tetapi sebaiknya harus ditentukan satu kebijakan oleh pemerintah negara-negara berkembang yang pada umumnya peranannya lebih komplek dibandingkan dengan peranan pemerintah di negara maju.

Kebijakan teknologi harus bertujuan menghasilkan keuntungan-keuntungan untuk menunjang kebijakan pembangunan yang pada dasarnya mempertemukan dua aspek, yaitu penggalakan investasi yang memegang pemakaian teknologi baru, dan memaksimalkan perembesan tenaga kerja. Kaprikornus kunci permasalahan untuk negara berkembang terletak pada bagaimana kebijakan pengadaan teknologi yang pas dengan situasi ketenaga-kerjaan di negara berkembang. Suatu permintaan pemecahan dalam permasalahan ini ialah menyangkut alih teknologi. Alih teknologi ialah suatu proses pemindahan teknologi yang meliputi bidang teknis maupun non teknis yang tidak sanggup diselesaikan sepihak saja. Tujuan hasilnya ialah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pengalihan teknologi tanpa diikuti penyesuaian dan penemuan yang sesuai dengan kondisi penerima, tidak akan membawa perbaikan-perbaikan malahan sanggup menimbulkan keadaan yang lebih parah. Proses pengalihan teknologi itu sanggup berlangsung melalui banyak sekali saluran, ibarat pemerintah, badan-badan internasional, perusahaan-perusahaan, perorangan, dan universitas. Saluran-saluran tersebut sangat diperlukan, lantaran pada dasarnya antara pemerintahan satu dengan pemerintahan lainnya dibentuk persetujuan dukungan teknologi. Biasanya di antara negara maju dengan negara berkembang, atau sanggup pula antarnegara berkembang itu sendiri. Bantuan teknologi demikian haruslah berkaitan, dan harmonis dengan planning menyeluruh yang sudah disusun atas dasar kriteria-kriteria yang dijabarkan dari tujuan pembangunan negara peserta teknologi. Pemerintah sanggup pula membeli suatu teknologi di pasaran dunia untuk keperluan pembangunannya, walaupun biasanya mahal tetapi lebih cepat diperoleh dan lebih murah daripada bila teknologi tersebut harus diciptakan dan dikembangkan dengan pembiayaan dan penelitian sendiri. Selain itu, pemerintah atau perusahaan nasional, secara sendiri-sendiri atau bantu-membantu sanggup mengadakan suatu relasi pemindahan teknologi dengan perusahaan luar negeri dalam rangka mendatangkan, dan hasilnya mempunyai teknologi yang dimaksud. Pemindahan teknologi ibarat itu sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara, contohnya turn key project, pembelian hak paten, pengaturan lisensi, pengaturan royalties, dan joint venture.

Sumber http://tugasakhiramik.blogspot.com/

Related Posts

0 Response to "Peran Teknologi Dalam Pembangunan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel